Demi Kemanusian Warga Buka Barikade Jalan Di Hualoy

oleh
oleh
Warga Negeri Hualoy dan Tomalehu Kecamatan Amalatu Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) Jumat (10/5/2019) sekitar pukul 20.00 WIT membuka barikade jalan yang ditutup di Negeri Hualoy. FOTO : ISTIMEWA

TERASMALUKU.COM,-AMBON-Warga Negeri Hualoy dan Tomalehu Kecamatan Amalatu Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) Jumat (10/5/2019) malam sekitar pukul 20.00 WIT akhirnya membuka barikade jalan yang ditutup di Negeri Hualoy.

Pembukaan Jalan Lintas Seram ini dilakukan atas kesadaran masyarakat serta tidak ada unsur paksaan dari pihak manapun. Pembukaan jalan dilakukan demi kemanusiaan. Masyarakat Hualoy dan Tomalehu juga memohon maaf atas ketidaknyamanan pengguna jalan selama jalan ditutup.

Barikade jalan dibuka oleh Ketua BPD Hualoy Hi. Abdul Syukur Hehanussa mewakili Penjabat Raja Hualoy dan masyarakat serta Penjabat Raja Tomalehu dan Ketua BPD Tomalehu mewakili warganya.

“Pembukaan Blokade jalan dilakukan atas pertimbangan kemanusiaan bagi pengguna jalan. Tidak ada unsur paksaan dari pihak manapun. Ini dilakukan atas kesadaran sendiri dari masyarakt Hualoy dan Tomalehu,” kata Ketua BPD Hualoy Hi. Abdul Syukur Hehanussa dalam siaran persnya, Jumat malam.

Jalan di Hualoy ditutup sebagai bentuk protes terhadap aparat kepolisian. Karena hingga kini polisi belum berhasil menangkap para pelaku penganiayaan yang menyebabkan warga Hualoy Syamsul Lussy, meninggal dunia di hutan Desa Latu, Minggu (5/5/2019).

Meski barikade jalan dibuka, namun warga Hualoy dan Tomalehu, tetap memberikan deadline waktu kepada polisi untuk segera menangkap para pelaku penganiayaan yang identitas mereka sudah dikantongi.

“Masyarakat Hualoy dan Tomalehu memberikan dealine waktu kepada pihak kepolisian untuk segera menangkap para pelaku dalam kurun waktu 1 minggu. Jika tidak maka masyarakat Hualoy dan Tomalehu akan melakukan langkah hukum sesuai hukum adat yang berlaku,” ungkapnya.

Jalan lintas Seram dibuka atas kesadaran warga dan menghormati prinsip kemanusiaan bagi pengguna jalan, terutama di Bulan Ramadan ini. Ketidaknyamanan pengguna jalan, diakui tidak sebanding dengan duka yang masih menyelimuti masyarakat, dan pihak keluarga korban. Penutupan jalan dilakukan hanya semata-mata adalah untuk menuntut rasa keadilan. “Kami mahon maaf kepada warga pengguna jalan atas ketidaknyamanan basudara yang melintas selama ini. Harap kiranya dimaklumi,” kata Randi Tubaka, tokoh pemuda Hualoy.

BACA JUGA :  Korem 151/Binaiya Gelar Pembinaan Antisipasi Komunis dan Paham Radikal Kepada Prajurit 

Meski ditutup dalam beberapa hari tersebut, namun kata Randi, pihaknya tetap melayani basudara terutama Umat Muslim yang menjalankan ibadah puasa. Dimana, masyarakat berbondong-bondong membawakan makanan berbuka puasa kepada pengguna jalan yang berpuasa secara sukarela.

“Kami juga tegaskan informasi pemalakan liar yang dihembuskan oleh oknum tak bertanggungjawab juga tidak benar, itu hoax dan hal itu telah diklarifiaksi oleh pihak kepolisian setempat,” katanya. (ADI)

No More Posts Available.

No more pages to load.