Mahasiswa Desak KPU Segera Salurkan Santunan

oleh
Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) berunjuk rasa di depan kantor KPU Provins Maluku mendesak realisasi pemberian santunan kepada keluarga para petugas KPPS yang meninggal pada pemilu serempak 2019 (20/5). FOTO: Priska Birahy

TERASMALUKU.COM,AMBON,-Komisi Pemilihan Umum Provinsi Maluku, Senin (20/5/2019)  mendatangi sejumlah mahasiswa dari Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI). Mereka berunjuk rasa menuntut realisasi santunan bagi keluarga anggota KPPS yang meninggal dalam masa pemilu serentak 2019.

Puluhan mahasiswa itu memegang spanduk berisikan desakan kejelasan santunan. Mereka menilai ada kejanggalan yang sengaja diabaikan dalam menangani kasus kematian petugas KPPS.

Dalam orasi di depan kantor KPU Provinsi Maluku Jalan Sultan Hasanudin Hative Kecil, Tantui Ambon, mereka berkali-kali menyinggung soal keseriussan KPU dan pemerintah menangani kematian 500 lebih petugas KPPS se-Indonesia itu

“Kenapa kasus kematian satu orang yang diracuni diberitakan berbulan-bulan (kematian Wayan Mirna). Ini 500 lebih orang meninggal tapi tidak ada kejelasan. Bentuk tim gabungan pencari fakta,” seru salah seorang orator dari atas mobil pikap.

Para pengunjuk rasa dari Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) itu menilai pemerintah seolah tidak serius dan membiarkan hal itu berlarut. Salah satu petugas KPPS yang meninggal di Maluku yaitu Simon Ingrtaubun. https://terasmaluku.com/keluarga-di-kei-besar-masih-menunggu-janji-kpu-ri/

Pihak keluarga hingga kini masih menanti janji KPU RI melalui KPU Provinsi. Simon meninggalkan seorang istri dan empat anak yang masih kecil. Sudah tentu ada beban berat di pundak sebagai orang tua tunggal.

Para pengunjuk rasa memberikan lima butter pernyataan sikap mereka kepada perwakilan KPU

“Ini hal penting yang harus dituntaskan KPU. Apalagi di Maluku jug ada korban. Jangan dibiarkan berlarut-larut tanpa kejelasan,” jelas Korlap Firdaus Mony usai berunjuk rasa.

Usai menyuarakan aspirasi, mereka memberikan selembar kertas berisi lima butir pernyataan sikap kepada perwakilan KPU Provinsi.

Isinya desakan ke pemerintah untuk bentuk tim gabungan pencari fakta, meminta tokoh masyarakat menelusuri penyebab kematian, menuntut pemerintah pusat evaluasi pemilu serentak 2019, mengajak kedua belah pihak tidak memanfaatkan isu kemanusiaan dan realisasi pencairan dana santunan kepada keluarga korban.

“Tidak mungkin mereka meninggal hanya karena kelelahan. Kalau begitu semua mahasiswa sudah meninggal yang kerja skripsi dan tidak tidur,” seru salah seorang orator saat menutup aksi mereka. (PRISKA BIRAHY) 

No More Posts Available.

No more pages to load.