MERAJUT persaudaraan lintas agama dan etnis adalah bagian dari pemaknaan agama yang sejati dalam konteks pluralitas kebangsaan dan kemanusiaan.Setelah menyelesaikan kegiatan di hari kedua pelaksanaan Konsultasi Regional Pemuda PGI Wilayah Timur di gedung gereja Eirene, Kema 1, Minahasa Utara, kami berkesempatan melakukan kunjungan ke desa Tontalete, yang penduduknya mayoritas beragama Islam.
Malam itu, di depan Masjid Al-Hijrah, kami disambut dengan keramahan dan sukacita yang nampak di wajah para Imam Masjid, kepala desa dan jemaah. Dalam kunjungan ini, Ketua Panitia Dr. Peggy Mekel, menyampaikan rasa terima kasih dan kebanggaan atas penerimaan seluruh umat Muslim di Tontalete. Demikian juga disampaikan oleh Kepala Biro Pemuda PGI, Abdiel Tanies, S.Th.
Betapa senangnya kami mendengar dari salah seorang Imam Masjid bahwa saudara-saudara Muslim di desa ini punya komitmen untuk sukseskan salah satu kegiatan gerejawi yang sementara berlangsung di Minahasa Utara, yakni Perkemahan Karya Pemuda GMIM.
Beliau juga menceritakan tentang pengalaman selama 62 tahun usia hidupnya bahwa kerukunan antar umat beragama terpelihara dengan baik dan tidak ada perselisihan saat hidup berdampingan dengan saudara-saudara Kristiani. Ia pun menaruh harapan, agar perjumpaan-perjumpaan ini dapat terus ditingkatkan, tidak hanya pada momen-momen hari raya keagamaan tetapi terawat dan terpelihara sepanjang waktu.
Mengakhiri kunjungan ini, rombongan kami turut memberi sedikit bingkisan sebagai tanda turut bersukacita bersama jemaah di Tontalete yang bersiap menyambut hari kemenangan dan sekaligus menegaskan betapa indahnya persaudaraan sebagaimana syair lagu yang disenandungkan bersama di ujung perjumpaan tadi “Alangkah indahnya hidup rukun dan damai”. Indonesia memang manis, sebab torang samua basudara.
Selamat menyambut Hari Raya Idul Fitri, untuk semua saudara Muslim dimana pun berada. Mari terus merajut persaudaraan untuk Indonesia yang damai. (AO)