TERASMALUKU.COM.AMBON, – Pencurian burung jenis paruh bengkok di Maluku terus terjadi dan menunjukkan angka signifikan. Pada semester pertama 2019 Balai Karantina Sumber Daya Alam Provinsi Maluku (BKSDA) mencatat ada 543 ekor burung yang berhasil diselamatkan.
Sebagian besar dari mereka merupakan spesies burung sebanyak 481 ekor, 49 satwa liar, dan 4 buah bagian tanaman satwa liar (TSL). Total kerugian yang berhasil diselamatkan dari itu senilai Rp 536.200.000 atau setengah miliar rupiah.
Saat evakuasi oleh BKSDA jenis terbanyak yang diselamatkan adalah Nuri Maluku Eos bornea sebanyak 175 ekor, kemudian jenis Perkicik Dagu Merah Charmosyna placentis 109 ekor dan ketiga terbanyak adalah Kasturi Ternate Lorius garrulous, 61 ekor.
Kepala Satgas polhut BKSDA Maluku, Seto menyebutkan penyelamatan satwa liar dan yang dilindungi tersebut dari tangan para pemburu juga masyarakat sekitar.
“Satwa yang sudah berhasil kami selamatkan ada yang dari warga. Itu (satwa) ada yang kami lepasliarkan. Sedang sebagian lagi ada di tempat rehabilitasi,” jelas Seto.
Para satwa itu ditempatkan pada tiga tempat rehabilitasi di Passo, Ternate dan pusat rehabilitasi Masihulan Pulau Seram.
Proses adaptasi lingkungan baru jadi hal penting untuk menyiapkan para satwa sebelum kembali ke rumah asli mereka, hutan. Selain menyita dari pemburu, ada juga burung atau satwa liar diserahkan dari warga.
Pemahaman tentang keamanan dan kesejahteraan satwa membuat mereka menyerahkan dengan sendirinya satwa liar yang jadi peliharaan di rumah. (PRISKA BIRAHY)