Sang Pendeta Oleh : Pdt Yanez Titaley, Sekretaris Klasis GPM Masohi

oleh
oleh
Pdt Yanez Titaley, Sekretaris Klasis GPM Masohi. FOTO : DOK. PRIBADI

PENDETA merupakan bagian dari fungsionaris keagamaan yang berperan bukan saja secara internal di gereja tetapi juga merupakan sosok publik yang turut berperan membangun ruang publik yang sehat dan manusiawi untuk semua. Dalam kaitan ini Pendeta melaksanakan fungsi majemuk di tengah masyarakat majemuk.

Minggu, 28 Juli 2019 tepatnya di Gereja Bethesda Masohi proses serah terima Ketua Majelis Jemaat Masohi berlangsung dari Pdt Ari Maitimu kepada Pdt Abe Yoris, serah terima merupakan bagian dari kontinyuitas dalam kepemimpinan gereja, bahwa apa yang telah dikerjakan oleh Pdt Ari akan dilanjutkan oleh Pdt Abe yaitu proses menanam dan menyiram. Serah terima juga berarti bahwa Pendeta akan terus berganti tetapi Tuhan tidak pernah berganti. Bersama Penatua dan Diaken seorang Pendeta memimpin secara kolegial dengan kesadaran bahwa sesungguhnya Kristus sendiri yang sementara memimpin gereja. Kesadaran itu yang memperkuat pengharapan bahwa sesungguhnya Tuhan senantiasa terus bekerja menyempurnakan pekerjaan-pekerjaan kita.

Pukul 18.00 WIT di Gereja Mahanaim juga terlaksana Ibadah buka kerja pelayanan Pendeta Nona Sameaputty-Nanuru sebagai pendeta jemaat GPM Masohi. Jemaat Masohi adalah jemaat potensial dalam hal Sumber Daya Manusia oleh karena itu potensi ini harus ditatalayani untuk pembangunan Tubuh Kristus. Memang tugas pendeta itu berat, Ia harus melayani jemaat, mendewasakan dan membina jemaat supaya mereka memahami status mereka sebagai umat Allah dan turut terpanggil melayani pekerjaan Tuhan bersama dengan Pendeta. Pengalaman selama sepuluh tahun tiga hari di Jemaat GPM Watludan dan sebagai pendeta senior pasti tahu betul apa yang harus dilakukan dalam tugas-tugas pelayanan di Masohi.

Menghadiri dua momen gereja ini maka teringat akan nasehat salah satu pimpinan gereja yang pernah disampaikan juga dalam suatu momen gereja bahwa Kehadiran seorang pendeta di jemaat harus menjadi teladan bagi jemaat dan rekan pelayan. Pendeta harus menjadi contoh supaya dari kehidupan seorang pendeta, jemaat akan belajar tentang bagaimana mencintai dan berkorban bagi Tuhan melalui gereja. Dari kehidupan seorang pendeta, jemaat akan lebih termotivasi untuk semakin rajin melayani. Seorang pendeta harus menghadirkan keteladanan Kristus dalam pelayanan supaya jemaat dapat melihat kepemimpinan Kristus dalam pelayananNya.

BACA JUGA :  Letakan Batu Penjuru, Gubernur Maluku : Gereja Sebagai Sarana Membangun Relasi Sesama Manusia

Dalam menjalani tugas pelayanan sebagai Pendeta selalu ada banyak suka duka dalam pelayanan, tetapi duka itu pun merupakan sukacita. Kita harus percaya bahwa apa yang telah ditanam dan disiram oleh kita pasti akan bertumbuh. Tidak semua yang ditanam dan siram akan bertumbuh pada saat kita melayani. Kadang-kadang pertumbuhan itu justru terjadi ketika kita tidak lagi ada disana. Sebab kita yakin tidak ada jerih lelah yang sia-sia, oleh karena Tuhan memperhitungkan semua jerih lelah yang dilakukan bagi pertumbuhan jemaat.

Semoga para pendeta terus dalam membangun kerjasama secara internal maupun eksternal, lintas gereja maupun lintas agama guna menghadirkan kebaikan dan kemaslahatan bagi semua. Dengan begitu kehadiran sosok Pendeta dan tokoh agama pada umumnya dapat selalu menjadi oase yang sejuk di tengah pergumulan gereja, agama-agama, masyarakat, bangsa dan negara serta dunia global.

Selamat melayani Kaka Pendeta Ari Maitimu, Tamang Pendeta Abe Yoris, Ibu Pendeta Nona Sameaputty – Nanuru deng Katong samua. Mari katong tetap saling menghormati saling menghargai dan saling mengingatkan dalam cinta kasih sebagai kesatuan Tubuh Kristus yang saling menopang dan memulihkan semesta ciptaan (YT)

No More Posts Available.

No more pages to load.