TERASMALUKU.COM,- Di sela-sela seminar “Agama dan Kebangsaan” yang digelar oleh program pascasarjana Teologi UKIM Ambon pada hari kedua, Jumat (9/8/2019) ada lontaran gagasan menarik yang disampaikan Dr John Ruhulessin ketua panitia seminar tersebut.
Menurut penulis buku “Merajut Cita Kemanusiaan Bersama. Pergulatan Keambonan dan Keindonesiaan” (2017) ini, perlu dibuat Kongres Kebangsaan Indonesia, untuk mengartikulasikan gagasan, aspirasi dan komitmen bangsa dalam memperjuangkan Indonesia yang adil dan makmur bagi semua.
Menurutnya dari sejarah kita belajar bahwa kontribusi orang-orang Indonesia Timur dalam bangunan kebangsaan Indonesia sangat signifikan. “Kita tahu bahwa di awal berdirinya bangsa ini 17 Agustus 1945 para tokoh dari Indonesia mempunyai visi dan sikap yang jelas dan tegas tentang paham kebangsaan Indonesia yang bhineka tunggal ika,” katanya.
Selanjutnya pejabat Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Daerah Maluku ini menandaskan, Kongres Kebangsaan itu bertujuan untuk menegaskan kembali komitmen dan agenda kebangsaan yang jernih dan komprehensif di tengah ancaman serius terhadap fundamen-fundamen hidup bernegara itu.
Sebagai salah satu tokoh pluralis dan oikumenis di Indonesia Timur ini Ruhulessin senantiasa gelisah mencermati arah kehidupan berbangsa dan bernegara saat ini.
“Suara dari Indonesia Timur mesti digemakan kembali. Kita tunjukan bahwa Indonesia Timur punya peran dan posisi yang utuh dan signifikan bagi bangunan kebangsaan Indonesia” ungkap mantan Ketua Sinode GPM dua periode itu.
Ia selanjutnya berharap gagasan tentang Kongres Kebangsaan Indonesia dapat dipikirkan bersama dan di tindaklanjuti. “Minimal dari Indonesia Timur kita tegaskan bahwa matahari kebangsaan terbit dari sini” pungkasnya, seperti disampaikan via telpon kepada kontributor Terasmaluku.com, Rudy Rahabeat.