TERASMALUKU.COM,-PIRU-Pengemudi kendaraan roda dua dan roda empat di Kota Piru Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) saat ini kesulitan mendapatkan bahan bakar minyak (BBM). BBM jenis Premiun dan Pertalite paling susah dijumpai di Kota Piru.

Kelangkaan Premium dan Pertalite terjadi sejak Jumat (9/8/2019) dan hingga Sabtu (10/8/2019) masih terjadi. Kesulitan BBM itu dipengaruhi putusnya Jembatan Wai Kaka di Desa Elpaputi yang putus lagi Agustus 2019 ini. Jembatan ini penghubung Kabupaten SBB dan Kota Masohi Kabupaten Maluku Tengah.
Yusias Akolo, pengemudi motor ojek di Kota Piru mengatakan saat ini BBM susah didapat. “Sekarang minyak (BBM) sulit kita seng bisa tarik (bawa) ojek lagi, kalau yang dapat minyak antri hingga lebih dari satu jam,” ujar Akolo. Untuk mendapatkan dua liter saja, dia dan pengguna kendaraan lain harus mengantri berjam-jam.
Sementara itu Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten SBB telah melakukan langkah koordinasi dengan PT.L.Nussa di Kota Masohi untuk dapat memasok Premium dan Pertalite ke SBB. PT.L.Nussa adalah salah salah satu distributor BBM.
BBM itu selanjutnya dibagikan kepada pengecer di Kota Piru dan sekitarnya melewati jalur Taniwel Kabupaten SBB.“Saat ini kita sudah koordinasi dengan PT.L.Nussa untuk memasukan BBM ke SBB, dan sekarang minyak sudah masuk ke APMS dan akan dibagikan ke pengecer,” kata Kepala Disperindag Kabupaten SBB, Solemang Kibas kepada wartawan, Sabtu (10/8/2019).
Kibas juga memastikan tidak akan ada pengecer yang menjual BBM jenis Premium dan Pertalite dengan harga yang tidak sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET ). HET Premium dan Pertalite di SBB Rp 10.000 perliter. Jika terbukti ada pengecer yang menjual di atas HET maka sanksinya, ijin penjualan dicabut Disperindag SBB.
“Dan kami mintakan buat pengecer tidak boleh menjual harga diatas harga eceran tertinggi ,jika ada yang menjual di luar itu maka ijin akan dicabut,” kata Kibas. (FADLI.B)