TERASMALUKU.COM,AMBON,-BMKG Stasiun Geofisika kelas 1 Ambon pastikan kematian ribuan ikan di tiga wilayah berbeda tidak ada kaitannya dengan tsunami dan gempa.
Hal itu dikemukakan Kepala Seksi Observasi, Lutfi Pary, Selasa siang (17/92019) setelah merebak kabar di sejumlah kawasan di Kota Ambon terkait datangnya tsunami. Dari pantauan wartawan, warga di Kecamatan Nusaniwe yang berdekatan dengan laut mulai panik semenjak ada berita kematian ikan.
Dari kabar yang diperoleh, warga di kecamatan itu meyakini fenomena kematian ikan sebagai tanda-tanda datangnya tsunami. Walikota Ambon, Richard Louhenapessy pun langsung membantah hal itu pada Senin (16/9/2019) dalam konferensi pers. Namun toh masih ada sebagian yang percaya hoax. Bahkan mereka mengaitkannya imbauan BNPB melalui pengeras suara di lampur merah dengan datangnya tsunami.
“Tsunami terjadi jika ada pemicunya seperti gempa besar, letusan gunung api atau longsor bebatuan di dasar laut,” terang Lutfi di kantornya di kawasan Karang Panjang Ambon.
Kabar yang terlajur menjalar ke sejumlah kawasan, kata Lutfi ,sebagai hoax. BMKG sendiri telah memberikan penjelasan untuk menjawab kekhawatiran warga melalui berbagai media.
Terkait adanya ledakan di laut, pihaknya tidak bisa memastikan hal itu. “Alat sensor seismometer untuk deteksi getaran tidak mencatat adanya ledakan atau perubahan informasi bebatuan dasar laut,” tegas dia. Lutfi berharap, warga tetap berpikir cerdas dan tenang saat menerima informasi. Pastikan sumber terpercaya agar tidak menimbulkan kepanikan. (PRISKA BIRAHY)