TERASMALUKU.COM,AMBON, – Misteri kematian ikan di Kecamatan Leitisel, Salahutu dan Baguala lebih terang. Hasil uji laboratorium LIPI menunjukkan kematian itu tidak ada pertalian dengan ledakan bom maupun akatifitas vulkanis di bawah laut.
Walikota Ambon Richard Louhenapessy serta Gubernur Maluku Murad Ismail beberapa waktu lalu sempat mengemukakan dugaan penyebab kematian ikan. Keduanya meyakini kematian ikan akibat ada ledakan.
Walikota mengaitkannya dengan ledakan bom peninggalan perang dunia kedua (PD II). Awalnya dugaan mengarah pada bom ikan. Namun itu mudah dipatahkan sebab radiusnya terbatas. Pihaknya meyakini ada bom sisa peninggalan PD II yang meledak. Sementara gubernur meyakini getaran dari gunung berapi di laut Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah.
Sayangnya, tim lembaga ilmu pengetahuan yang menguji sampel ikan tidak melihat ada jejak yang mengarah ke situ. “Kalau ledakan di bawah laut itu kan tidak ada laporan. Hasil penelitian juga kita tidak melihat bukti adanya ledakan, nah kalau ada efek belerang dan sebagainya pasti dapat dilihat pada ikannya,” beber Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Ambon, di ruang rapat Kamis pagi (19/9/2019). Ada banyak faktor yang mempengaruhinya.
Menurutnya, kalaupun ada efek belerang akan terlihat pada ikan. Terkait ada ledakan dari gunung api di Bawa laut, dia membenarkan ada aktifitas yang kentara di darat. Yakni aktifitas geotermal melalui sumber pemandian air panas di Desa Tulehu, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah, Pulau Ambon.
Namun dengan tegas dia memastikan hasil saat ini tidak ada hubungannya dengan kematian ribuan ikan di wilayah yang berbeda serta berjahuan.
Dia mengakui kabar yang berkembang munculkan bermacam hipotesis. Pertama kemungkinan ada ledakan, ada yang menabar racun, bom, ada limbah kapal yang lewat serta fenomena upwelling. Namun semua kemungkinan itu perlu diuji agar hasilnya objektif. Nugroho berharap jika hasil uji itu dapat lebih komprehensif lagi dengan peralatan yang canggih di kemudian hari.
Saat disinggung terkait hasil temuan bercak darah pada struktur tulang punggung ikan, Nugroho mengemukakan ragam kemungkinan. “Banyak hal yang mempengaruhi kalau ikannya itu berdarah kan ada banyak macam sebabnya yang pertama ikannya agak mabuk begitu lalu membentur karang,” jelasnya.
Kedepannya dia berharap ada upaya untuk mendatangkan alat uji yang lebih canggih agar bisa mendapatkan hasil lengkap dari ragam faktor penyebab. (PRISKA BIRAHY)