TERASMAUKU.COM, Ambon,- Renovasi Bandara Pattimura Ambon, Maluku, mencapai 70 persen dan diharapkan rampung pada akhir 2019, kata General Manager PT Angkasa Pura I (Persero) Cabang Bandara Pattimura Ambon Amirudin Florensius.
“Saat ini pembangunan mencapai 70 persen,harapannya bisa rampung tahun ini,” katanya di Ambon, Jumat.
Dikatakannya, proyek perbaikan dan perluasan terminal Bandara Internasional Pattimura dilaksanakan dalam rangka menambah kapasitas terminal karena jumlah penumpang sudah melampaui daya dukung.
Kapasitas Bandara Pattimura saat ini sekitar 800 ribu penumpang per tahun, sementara data trafik melayani 1,3 juta penumpang per tahun, artinya sudah melebihi kapasitas.
“Kami targetkan setelah proses renovasi rampung, kapasitas bandara akan mampu menampung hingga 1.5 juta penumpang, sehingga kenyamanan penumpang lebih baik lagi ,” ujarnya.
Selain itu kata Amiruddin pihaknya juga akan menambah fasilitas di terminal yakni satu unit garbarata serta gate sehingga menjadi lima gate.
Luas bangunan terminal semula sekitar 10.000 m2 akan menjadi kurang lebih 16.000 meter2. Selain itu ada penambahan 60 ruang usaha baru menjadi 90 ruang usaha, dan penambahan satu ruang tunggu atau gate yang dilengkapi garbarata.
Ia menjelaskan, beautifikasi dan perluasan bandara untuk mempertegas bahwa Bandar Udara Internasional Pattimura merupakan leisure airport atau bandara wisata.
“Status internasional yang melekat pada bandara juga ingin kami tonjolkan. Saat ini dari sisi fasilitas kami sudah penuhi standar minimal untuk predikat internasional. Sekarang dari sisi tampilan dan infrastruktur pelayanan juga akan kami buat semakin representatif untuk menyandang predikat tersebut,” katanya.
Ditambahkan Amiruddin, jumlah penumpang yang berangkat dan datang di bandara fluktuatif dan mulai meningkat di kisaran 1.500 untuk penumpang berangkat, total 3.500 per hari datang dan berangkat.
“Peningkatan ini karena Bandara Pattimura merupakan bandara transit ke kabupaten dan kota di Maluku,” tandasnya.
Pekerjaan pengembangan bandara telah dimulai sejak 3 Oktober 2018. Pelaksana pekerjaan adalah dua kontraktor Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yaitu PT Yodya Karya (Persero) dan PT Amarta Karya (Persero).(Ant)