Gadis Umasugi Diam Soal Jadikan Danau Rana Wisata Dunia

oleh
Anggota DPRD Maluku Dapil II Pulau Buru, Gadis Siti Nadia Umasugi hanya diam saat mendengar pernyataan sikap perwakilan masyarakat adat Buru di ruang rapat Komisi A DPRD Maluku (24/9). FOTO: Priska Birahy

TERASMALUKU.COM,AMBON,- Anggota DPRD Provinsi Maluku Dapil II Pulau Buru, Gadis Siti Nadia Umasugi tak mengeluarkan sepatah katapun sepanjang pertemuan dengan pengujuk rasa warga adat Buru di Kantor DPRD Provinsi Maluku, Selasa pagi (24/9/2019).

Gadis yang hadir menemuai konstituennya itu tidak memberikan pernyataan pun tanggapan sama sekali. Padahal pertmuan itu sempat berjalan tegang manakala ada yang menggebrak meja.

BACA JUGA : Unjuk Rasa Tolak Danau Rana Jadi Wisata Dunia

Perwakilan masyarakat Buru itu datang menyatakan sikap serta memberikan butir penolakan terhadap rencana Bupati Buru, Ramly Umasugi. Tuntutan pengunjuk rasa itu jelas menolak edaran Bupati Ramly No.049/269 tentang imbauan mewujudkan Danau Rana surga tersembunyi populer pada dominasi Anugrah Pesona Indonesia (API) 2019.

Sayangnya, Gadis yang juga putri Bupati Buru itu tidak memberikan tanggapan lisan terhadap sejumlah pernyataan pengunjuk rasa. Dia hanya terlihat diam, mengangguk dan sesekali mengecek handphone dari dalam tasnya.

Gadis bersama dengan Ikram Umasugi yang juga perwakilan Dapil II Pulau Buru menerima butir pernyataan dari pengunjuk rasa usai pertemuan. Saat hendak diwawancarai, Gadis mengelak.

Anggota Fraksi Partai Golkar ini beralasan akan ada rapat lanjutan. “Beta ada rapat, ada rapat,” katanya seraya keluar dari ruang rapat Komisi A DPRD Provinsi Maluku.

Wartawan juga sempat mengikutinya hingga ke lantai dua depan ruang sidang paripurna. Gadis, lagi-lagi bergeming. Dia enggan memberikan pernyataan dan meminta sejumlah jurnalis menunggunya hingga usai rapat.

Rencana menjadikan Danau Rana sebagai destinasi wisata kelas dunia menuai banyak penolakan khususnya dari warga adat di Kabupaten Buru. Bagi mereka, Danau Rana adalah pusat keramat, adat dan peradaban yang harusnya dipertahankan kesakralannya. Hal itu dinilai bakal luntur saat pemerintah meloloskan rencana pengembangan objek wisata.

BACA JUGA :  Satgas Ternate Temukan 12 Anak Usia Sekolah Positif Covid-19

Sebagai bukti keseriusan, mereka meminta pemerintah menghapus semua video promosi pada lini masa tentang Danau Rana Sapa Dunia. Mereka juga menuntut Bupati, Wakil Bupati, dan Kadis Pariwisata Buru memberi pernyataan resmi di media untuk membatalkan program Danau Rana Sapa Dunia. (PRISKA BIRAHY) 

No More Posts Available.

No more pages to load.