TERASMALUKU,AMBON,-Sumber modal aman dan kredit nyaman amat menentukan kesehatan usaha kecil. Memulai bisnin dari nol dengan modal terbatas membutuhkan ruang permodalan yang cukup demi pengembangan. Novemberi Walalohun pengrajin souvenir khas Pulau Seram merintis usahanya dengan modal terbatas. Perlahan usaha yang berjalan empat tahun itu mulai menemukan sumber terpercaya.
Gelora kredit saat ini acap kali membawa para pelaku pada sumber-sumber tak aman. Hal itu pula yang disadarai oleh Novemberi. Menurutnya selain memakai modal pribadi, dia juga memulai pinjaman modal pada bank. Meski begitu rasa tak percaya tetap ada.
“Katong kan juga rasa seng yakin. Kalau kredit nanti bisa macet atau seperti apa. Itu beta rasa,” akunya kepada Terasmaluku.com di sela-sela kegiatan Business Matching yang digelar Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Pasar Binaiya Kota Masohi Kabupaten Maluku Tengah, Minggu (17/11/2019).
Sebagai pebisnis yang baru seumur jagung, proses peminjaman modal atau kredit bisa jadi adalah hal yang paling membuat hati-hati. Ada batas waktu, besar cicilan hingga angguna yang perlu dipikirkan matang oleh pelaku usaha macam Novemberi. Dia menjelaskan saat memulai usaha, modalnya Rp 300.000. Modal itu baru bisa untuk membeli alat-alat sederhana dan sebagian bahan baku. Namun dia sadar kerajinan dari tempurung kelapa juga tulang ikan tuna bakal berjalan di tempat.
Novemberi amat membutuhkan suntikan modal besar untuk pengembangan usaha. Keuntungan usaha tiap bulan bisa mencapai Rp 3.000.000. “Beta memang rasa belum yakin tapi kalau seng ada modal seng bisa jalan. Nah dari penjelasan OJK ini baru beta tahu. Kredit di bank itu aman. Ada pengawasnya,” tutur pria 31 tahun itu.
Saat menghadiri Business Matching itu, Novemberi dan pelaku usaha lain diberikan gambaran utuh tentang peluang, akses keuangan juga jaminan perlindungan serta pengawasan OJK terhadap lembaga keuangan. Mereka yang ingin mengakses dana lebih, mudah mendapat modal dengan syarat admisistrasi yang lebih ramping dan ringkas.
Di Masohi, kata Novembri peluang minim. Banyak yang memuji karya tangan dari UD. Sapa Sangka miliknya. Namun, tak sebanding dengan penjualannya. Salah satu faktornya yakni ekspansi dan jumlah produksi yang minim. Usai menghadiri bisnis matching, penguasaha yang memperkerjakan lima anak muda itu berencana mengajukan pinjaman modal untuk perluasan usaha.
“Sekarang beta sudah lebih yakin buat pinjam modal. Seng takut-takut kedepannya Untuk kasih besar tempat produksi dan buat bisa jual di luar Masohi,” aku alumnus FKIP Universitas Pattimura Ambon itu.
Dengan modal dan jaminan yang aman, Novemberi berencana mencari lokasi baru untuk menjual kerajinan seperti di toko oleh-oleh atau pusat perbelanjaan.
Dia juga tengah memantapkan variasi kerajinan anyar berbahan tulang ikan tuna. Bahan bakunya diambil di tepi pantai Aira Kecamatan Amahai. Di situ ada perusahaan ikan tuna.
Daging ikan diolah, lalu tulangnya dibuang ke laut. Tulang ikan itulah yang menjadi bahan baku utama kerajinannya. Seperti miniatur kapal, tempat tisu hingga asesoris. Dengan modal baru nantinya, kuantitas produksi pun bakal digenjot. Harapannya usaha kerajinan itu mamlu berkembang hingga ke luar Kota Masohi.
Kepala OJK Provinsi Maluku, Bambang Hermanto saat kegiatan siang tadi juga memaparkan pemahaman terkait business matching tersebut. Pihaknya amat mendukung pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) agak lebih maju dan mudah. Sebab sektor UMKM memegang dinamika ekonomi paling besar. Dia pun berharap pelaku usaha kecil mampu memanfaatkan kemudahan yang ditawarkan pada tiap lembaga keuangan demi kelancaran usaha. (PRISKA BIRAHY)