Konferensi Musik Pasifik Pertama di Kota Ambon  

oleh
(ki-ka) Kadispar Kota Ambon Rico Hayat, Direktur AMO Ronny Loppies dan Direktur MBO Rence Alfons dalam konferensi pers Konferesi Musik Pasifik (KMP) pertama di Kota AMbon (27/11). FOTO: Priska Birahy

TERASMALUKU.COM,AMBON, –Untuk kali pertama Ambon Music Office (AMO) bersama Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon mengadakan Konfrensi Musik Pasifik (KMP) yang diadakan di Kota Ambon, Kamis (28/11/2019).

Konfrensi ini mempertemukan para pelaku musik dari wilayah-wilayah di Pasifik. Kesamaan geografis daerah kepulauan menjadi salah satu hal yang melatarbelakangi kegiatan tersebut.

Pada konfrensi ini nantinya bakal ada banyak gambaran tentang ruh musik pasifik yang selama ini masih awam dan lazim didengar. Padahal negara-negara di wilayah ini punya warna musik yang begitu berciri.

Sebagai satu negara serumpun Melanesia, Nusa Tenggara Timur (NTT), Maluku dan Papua saja punya ragam karakter musik yang fundamental. Direktur AMO Ronny Loppies mengatakan dalam pertemuan itu akan dimunculkan gagasan mengenai wajah musik pasifik.

“Diharapkan ide baru timbul dari beberapa pembicara yang datang,” jelas Ronny dalam konferensi pers (Konpres) di Twenty Seven Café Ambon, Rabu (27/11/2019). Pada Konpres tersebut juga dihadiri oleh Kepala Dinas Pariwisata Kota Ambon, Rico Hayat dan koordinator pelaksana acara KMP, Rence Alfons.

Mereka mengakui jika musik pasifik adalah asih awam dan tak lazim. Beberapa akademisi yang hadir sebagai pembicara esok juga didatangkan untuk merumuskan bersama gagasan mengenai musik pasifik tersebut.

Mereka adalah Direktur Program Pasca Sarjana (PPs) Sanatha Dharma Jogyakarta Romo Banar, lalu materi psikologi masyarakat dari Direktur PPs ISI Jogyakarta Prof Johan. Keduanya akan memberi gambaran mengenai tema KMP yaitu Soul of Pacific dari disiplin ilmu mereka.

“Kalau pembicara dari Kota Ambon itu Direktur AMO dan Carolis Horhoruw (Tahuri Hutumuri). Dari Papua Markus Rumbino dan NTT Elson Umbu Riada, sementara negara luar dari Timor Leste Eduardo Soares Fransisco,” kata Rence.

BACA JUGA :  Dokter Spesialis Ortopedi : Pasien Patah Tulang Ditangani Secara Holistik

Pada konferensi yang akan berlangusng di Sari Gurih Beach Resto, Lateri itu, baru Timor Leste yang hadir sebagai perwakilan negara di wilayah pasifik.

Sejatinya ada beberapa wilayah lain seperti dari Fiji, Vanuatu, Salomon Island.  Namu pihaknya mengakui ada beberapa kali penundaan dengan juga alasan bencana alam.

Negara-negara tersebut, kata Rence begitu erat kemiripannya dengan Maluku. Seperti warna kulit, jenis rambut, serta instrumen-intrumen yang dimainkan.Hanya saja di Indonesia belum ada ahli yang secara partikular khatam dengan mengenai hal tersebut.

“Harapannya nanti masing-masing sampaikan gambaran dulu. Tahun depan baru masuk tahap analisis. Sebab memang belum ada sebelumnya,” terang direktur Molucca Bamboowind Orchestra itu (MBO).

KMP menjadi pertemuan pertama yang akan melahirkan gagasan baru di kota musik dunia. Rico Hayat selaku kadipar kota pun telah menyiapkan segala sesuatu untuk mendukung pelaksanaan kegiatan.

Seperti melibatkan banyak pihak yang hadir dalam kegiatan tersebut. “Prediksi ada sekitar 400 orang. OPD, seniman, guru, siswa, komunits hingga akademisi,” tutur Rico. (PRISKA BIRAHY)

No More Posts Available.

No more pages to load.