Surat Terakhir Geofani Watimury Bikin Sedih, Ini Isinya

oleh
oleh
Aparat Polsek Saparua melakukan olah TKP di kamar korban, Jumat (14/2/2020). FOTO : HUMAS POLRESTA AMBON

TERASMALUKU.COM,-AMBON-Seorang perempuan ditemukan tidak bernyawa dengan kondisi tergantung di kamar rumah Rumah Pastori 2 di Desa Porto, Kecamatan Saparua, Kabupaten Maluku Tengah, Jumat (14/2/2020). Korban bernama Geofani Watimury ini mengakhiri hidupnya menggantung dirinya dengan seutas tali nilon.

Kasubbag Humas Polresta Ambon, IPTU Julkisno Kaisupy mengatakan perempuan 21 tahun ini pertama kali ditemukan oleh Margareta Kipu (37)  dalam kondisi tergantung. Margareta mengintip lewat jendela karena korban tidak membukakan pintu ketika dipanggil, dan ternyata ia sudah meninggal dunia.

Julkisno mengatakan setelah mendapat informasi peristiwa ini, Kapolsek Saparua AKP Roni F Manawan bersama anggotanya langsung mendatangi TKP untuk melakukan tindakan kepolisian. Aparat Polsek melakukan indentifikasi TKP, memasang polisi line serta mengambil keterangan dari sejumlah saksi.

“Berdasarkan koordinasi dengan pihak keluarga maupun penanggungjawab Pastori 2, mereka meminta agar tidak dilakukan otopsi terhadap mayat dan juga berdasarkan hasil olah TKP tidak ditemukan hal-hal menonjol yang patut dilaporkan, sehingga permintaan penolakan otopsi dibuat dalam surat pernyataan,” kata Julkisno.

Ia juga mengatakan  di lokasi, polisi menemukan sejumlah barang bukti milik korban. Diantaranya, sejumlah obat, air miniral, gunting kecil, tali nilon, gelas kaca besar dan surat dari korban yang berisi permintaan maaf korban kepada keluarganya. Korban menulis surat kepada keluarganya dengan penuh kesedihan. Begini isi suratnya  :

Surat yang ditulis korban sebelum mengakhiri hidupnya.

Maafkan saya karena harus pergi.
Selama ini saya sedang sakit dan hanya ingin istrahat. Tolong jangan bawakan saya ke rumah sakit lagi.

Saya harap pemakaman say dilakukan secara private. Saya tidak ingin orang-orang datang ke pemakaman saya selain mama, Bita, Lala, orang yang akan ikut membantu mengurusi mayat saya dan majelis yang akan berdoa.

Itu saja, saya ingin peti ditutup tepat setelah mayat saya diurus, karena saya tidak ingin orang-orang melihat saya, dan saya tidak ingin mayat saya difoto.

Tolong rahasiakan kematian saya dari orang-orang yang tidak perlu tahu, dan tolong rahasiakan bagaimana cara saya meninggal.

Saya minta maaf karena telah merepotkan dan terima kasih telah mengurus mayat saya.

Saya sudah memaafkan mama. Maafkan saya juga, saya harap mama tetap sehat, bisa melakukan tugas maupun menjaga Bita dan Lala, itu permintaan saya.
Terima kasih untuk semuanya.

Julkisno mengatakan, Jumat siang  jenazah diantar rombongan dari Porto bersama Kapolsek Saparua menuju Dermaga Fery Kulur untuk diberangkatkan ke rumah orang tuanya di Desa Wasia, Kabupaten Maluku Tengah, Pulau Seram untuk dimakamkan. (ALFIAN SANUSI) 

BACA JUGA :  Bupati SBB Tinjau Pembangunan Rumah Sakit Pratama di Waisala, 2018 Harus Rampung  

No More Posts Available.

No more pages to load.