TERASMALUKU.COM,AMBON, – Gugus Tugas (Gustu) Covid-19 Maluku saat ini tengah melakukan lacak jejak baru terhadap satu kasus terkonfrimasi positif. Ini merupakan pelacakan riwayat terhadap pasien positif Covid-19 yang meninggal pada 7 Mei 2020.
Pasien ini sebelumnya masuk dengan riwayat gagal ginjal dari rumah sakit rujukan di Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB). Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Maluku, dr. Meikyal Pontoh menerangkannya kepada sejumlah wartawan saat keterangan pers Senin malam, (11/5/2020). “DAS ini dia masuk rumah sakit dan 22 Aprill diperiksa RDT (rapid diagnoustic test) juga negative. Dia masuk dengan gagal ginjal,” jelas kadis kesehatan itu di ruang rapat lantai VI Kantor Gubernur Maluku.
BACA JUGA : RL Meninggal Bukan Karena COVID-19, Gugus Tugas Sampaikan Permintaan Maaf
BACA JUGA : Kesembuhan Pasien Covid di Maluku Bertambah, yang Positif dan Meninggal Juga Mengekor
Kondisi gagal ginjal ini merupakan penyakit lama yang telah diderita DAS. Penanganan tim medis pun disesuaikan dengan kondisi kesehatannya, yang kata kadis tergolong penyakit komplikasi. Meski begitu, petugas medis kemudian mengambil langkah untuk lakukan tes rapid. Meikyal menjelaskan, tes dilakukan pada pada 22 April, hasilnya non-reaktif. Namun kemudian dilakukan swab dan langsung mengirim sampel swab ke Labkes di Jakarta.
Dalam kurun waktu itu, kondisi kesehatan pasien sempat dikonsultasikan ke bagian paru. “Sebelumnya sempat dikonsulatsikan ke bagian paru karena timbul sesak napas dan saat tanya ke suaminya pernah ke Jakarta sebulan lalu. Hasil swabnya itu baru diketahui lima hari setelah dikirim,” beber kadis kesehatan itu.
Sayangnya sebelum hasil swab keluar, pasien meninggal dunia pada Kamis 7 Mei 2020. Jenazah lantas dipulangkan kembali di kampung halaman dan disemayamkan sebagaiaman mestinya dengan tidak menerapkan protokol penanganan covid-19.
Tak dinyana hasil swab DAS diketahui kemarin, 10 Mei dan hasil yang diterima gustu menyatakan DAS positif Covid-19. Dengan demikian dapat disebutkan tim Gustu kecolongan dalam menangani pasien rujukan Kabupaten Seram Bagian Barat itu. Jika telah menempuh tes degan rapid test, maka sudah pasti ada pelacakan terkait riwayat perjalanan pasien pun orang terdekatnya ke daerah rawan di luar Maluku.
Saat ditanya lebih lanjut terkait hal itu, Meikyal menyatakan ada kemungkinan ketidakjujuran. “Tapi katong seng bisa tuduh seperti apa. Sebab semua ini takut distigma. Kalau jujur stigma di masyarakat ada,” sebut dia.
Namun yang pasti gustu telah melakukan lacak jejak setelah hasilnya diketahui positif pada Minggu (1o/5/2020). Yakni mulai dari para tenaga medis yang menangani pasien, keluarga hingga orang-orang terkait saat acara pemakaman DAS.
Dari sekian kejadian kasus konfirmasi dan meninggal yang terekam Terasmaluku.com, rerata ada ketakutan yang timbul dari pihak keluarga jika harus jujur mengenai riwayat perjalanan. Mereka enggan terbuka lantaran takut dibunuh stigma oleh tetangga dan lingkungan sosialnya.
Sementara tim medis mengharapkan ada kerjasama terkait keterbukaan agar penyebaran ini lekas tuntas. Tentunya peristiwa kecolongan ini harus sudah jadi pembelajaran kepada masyarakat. Stigamtisasi yang terus diperlihatkan masyarakat Maluku malah menambah besar angka kejadian kasus positif covid-19.
Gustu pun berharap agar masyarakat bekerjasama, lebih peka dan berkemanusiaan dalam melalui hal ini. Tujuannya sederhana, agar penyebaran virus putus dan Maluku segera pulih. (PRISKA BIRAHY)