TERASMALUKU.COM,AMBON, – Rencana usulan PSBB (pembatasan sosial berskala besar) tengah dimantapkan. Walikota berharap besar masyarakat Kota Ambon berperan aktif meski dikemudian hari rencana itu ditolak kementerian kesehatan. Tapi, bagaimana jika usulan itu dimentahkan Kementerian Kesehatan RI.
BACA JUGA : Empat Orang ASN Pemkot Ambon Positif Covid-19, Walikota : Mari Kita Dukung Mereka
Walikota Ambon, Richard Louhenapessy menjelaskan pihaknya tengah berupaya menyusun perangkat pemenuhan pelaksanaan PSBB. Namun Richard tetap terbuka jika nantinya usulan itu tidak diterima. “Tentunya kita berharap untuk dia (PSBB, red) tidak ditolak. Kalau tolak masyarakat harus sama-sama partisipasi,” tutur Walikota saat memberi keterangan di aula Kantor Walikota Ambon, Jumat (15/5/2020) pagi.
Dalam hal ini Richard melihat masyarakat sebagai instrument penting dalam pelaksanaan kebijakan di kota. termasuk rencana PSBB. Menurutnya pemerintah bakal kewalahan dan timpang jika PSBB ditolak dan masyarakat absen dalam memutus rantai penyebaran virus corona.
“Kalau masyarakat lalai yang berat pemerintah. Karna kita harus betul-betul mengcover dia kesehatan, keluarga kita perhatikan. Oleh Karen itu pemerintah tidak mungkin sendiri. Harus partisipasi dari masyarakat secara bersama,”lanjut Richard.
Lebih lanjut kata politisi Golkar itu, PSBB bukan pelarangan tapi membatasi ruang gerak dan waktu. Seperti pembatasan jam buka retso, rumah kopi. Jenis usaha seperti ini hanya dibolehkan menerima pesan antar dan take away. Tidak menerima pelanggan yang makan di tempat.
Namun pada kesempatan itu Richard juga menegaskan jika dalam pelaksanaan PSBB, ada keleluasaan bagi para jurnalis dalam peliputan. “Jadi media tetap berkatiftas biasa saja karena tugas untuk mengcover berita,” kata Walikota Ambon itu.
Dalam keterangan pers tadi, orang nomor satu di Ambon itu mengingatkan bahwa corona bukan aib. Ia adalah virus yang menyerang tubuh. Jika terbukti terkonfirmasi positif, maka dapat melakukan isolasi mandiri maupun isolasi di tempat isolasi terpadu dengan protokol kesehatan yang dipantau. (ALFIAN SANUSI/ PRISKA BIRAHY)