Kehidupan manusia pada dasarnya tidak luput dari perubahan sosial. Perubahan sosial merupakan perubahan kehidupan masyarakat yang berlangsung terus-menerus dan tidak akan pernah berhenti, karena tidak ada masyarakat yang berhenti pada satu titik tertentu sepanjang masa. Sekalipun dalam klasifikasinya masyarakat sosial dibagikan manjadi masyarakat statis dan dinamis, namun yang dimaksudkan dengan masyarakat statis adalah masyarakat yang mengalami perubahan dalam jangka waktu lama atau perubahan berjalan dengan lambat. Adapun masyarakat dinamis adalah masyarakat yang mengalami perubahan dengan cepat. Dengan demikian dimanapun dan kapan saja perubahan itu dapat terjadi dalam kehidupan sosial.
Situasi global dengan mewabahnya covid-19 turut memberikan kepanikan secara menyeleruh yang berdampak terhadap berbagai dimensi kehidupan. Memang bila kita lihat pembahasan mengenai covid-19 hampir selesai dengan adanya rancangan kebijakan “New Normalisasi” atau kehidupan baru dengan covid-19. Kendati demikian, dengan sadar atau ketidak sadaran mewabahnya covid-19 telah membawa perubahan di berbagai dimensi kehidupan manusia. Perubahan yang terjadi dalam kehidupan manusia antara lain disebabkan karena pencegahan terhadap dampak-dampak yang dihasilkan dari covid-19 tersebut. Salah satu perubahan ialah ketergantungan masyarakat terhadap dunia virtual atau media online.
Ketergantungan terhadap dunia virtual bermula ketika ditetapkannya status kedaruratan kesehatan, dengan opsi yang diambil sebagai langkah kebijakan ialah Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). PSBB yang di tetapkan untuk mengantisipasi lajurnya penyebaran covid-19 mengakibatkan social distancing atau physical distancing. Setiap masyarakat harus menjaga jarak aman antara satu dan lainnya. Akibatnya ruang-ruang perjumpaan kolektif yang secara umum dilakukan dalam bentuk fisik atau di dunia nyata beralih ke dunia maya. Misalnya dapat kita lihat, akitifitas berlajar- mengajar yang semula dilakukan dalam ruang-ruang kelas dialihkan keberbagai media online, sama halnya dengan aktifitas peribdahan dan aktifitas kerja, media online menjadi sarana perjumpaan yang nyaman dan terhindar dari bahaya penularan covid-19. Sekalipun dalam kenyataannya banyak orang yang tidak siap menghadapinya, tetapi menjadi keterpaksaan untuk tetap melakukan penyesuaian dengan keadaan yang dialami dan akibat keterpaksaan itu menjadi kererbiasaan untuk menggunakan media online sebagai saran perjumpaan.
Menjelang “New Normalisasi” atau masa pemulihan. Perlu ada evaluasi secara berkala sebagai dasar memulihkan situasi. Pertanyaan mendasar sebagai bahan evaluatif ialah apakah masa pemulihan akan kembali seperti biasanya ataukah pemdemi covid-19 telah membawa perubahan?, jika covid-19 telah membawa perubahan maka bagaimana langkah atau strategi yang disiapkan untuk menyesuaikan dengan keadaan? Tehadap pertanyaan ini, jawaban yang akan muncul ialah adanya dilematis terhadap situasi baru di era “new normalisasi”, di satu sisi masyarakat akan meninggalkan dunia virtual dan perjumpaan kolektif akan kembali dengan protokoler kesehatan yang ditetapkan, tetapi disisi lain masyarakat telah terbiasa dengan penggunaan media online sebagai ruang perjumpaan. Ketika masyarakat terbiasa dengan pengunaan media online sebagai ruang perjumpaan maka pada titik ini terjadi perubahan sosial ke arah digital, semua aktifitas dilakukan secara online, baik aktifitas perekonomian, aktifitas sosial, maupun aktifitas religius.
Jika masyarakat terbiasa dengan pola sosial digital, maka bagaimana dengan daerah-daerah yang belum terjangkau jaringan internet? Dengan adanya perubahan tersebut tentunya penyesuaian dan kesipan perlu dilakukan, terutama penyediaan fasilitas dan sosialisasi terkait dengan penggunaan media online, apalagi untuk masyarakat statis yang perubahannya membutuhkan waktu lama. Langkah edukasi dan penyediaan media-media yang memadai juga perlu dilakukan secara menyeluruh untuk kebutuhan masyarakat agar ketika perubahan terjadi baik dalam jangka waktu cepat maupun lambat masyarakat akan siap untuk menghadapinya.
Karena tidak dapat dipungkiri bahwa covid-19 telah mengakibatkan ketergantungan masyarakat terhadap dunia digital dan tentunya hal ini akan menjadi nuansa baru dalam kehidupan sosial di mana ruang virtual menjadi ruang perjumpaan kolektif dan ruang beraktifitas masyarakat. Ketika hal ini terjaadi maka kita akan semakin dekat mencapai apa yang disebutkan Harari, dalam bukunya Homo Deus, di mana Harari menelaah ke masa depan dan mengeksplorasi bergesernya kekuatan global dan digantikan oleh kekuatan teknologi tingkat dewa, dan pada saat itu manusia tak hanya kehilangan dominasi akan dunia, tetapi dengan kecanggihan teknologi manusia akan tergantikan oleh mesin.
#Selam Sehat