TERASMALUKU.COM,AMBON, – Gubernur Maluku Murad Ismail menantang siapa saja yang berani mengkritik kerja Gugus Tugas terkait penanganan Covid-19. Yakni dengan menempatkan pasien positif di rumah mereka.
Hal itu dia sampaikan dalam keterangan pers di lobi Kantor Gubernur Maluku, Senin (15/6/2020). Murad secara gamblang menanggapi kritikan warga Maluku dalam sejumlah postingan di media sosial terhadap warga yang dikarantina terkait covid-19. Gubernur menilai mereka yang sering mengkritik itu perlu ditantang untuk tinggal serumah bersama para pasien covid-19 serta melihat realita yang ada.
“Mau gak terima pasien covid saya taruh di rumahnya, berapa bulan saya bayar ongkos makannya, kita tidak main-main. Ada yang tukang kritik pasien covid saya taruh di rumahnya,” celetuk Murad. Hal itu terkait dengan adanya kritikan dan permintaan untuk tidak menahan pasien dan segera memulangkan mereka ke rumah. Ada pula nada-nada sumbang warga yang apatis dengan hasil tes swab positif yang dinilai rekayasa sebab pasien telah dirawat lebih dari 14 hari.
Gubernur menegaskan, sebagian besar masyarakat hanya asal bicara. Pasalnya banyak dari masyarakat yang juga menolak pasien yang bahkan terang-terangan hasilnya negatif covid-19. “Kalau kita pulangin dia, masyarakat lain, keluarga dia bisa kena. Ingat beberapa waktu lalu pasien covid yang meninggal di beberapa daerah ditolak. Ini yang orang masih positif kok mau disuruh pulang,” jawab Gubernur Maluku.
Dia kembali menegaskan sikapnya yang tidak main-main dengan orang-orang yang terus mengkritik pasien covid-19 yang belum dipulangkan ke rumah mereka. “Ini biar tukang kritik dengar ini mau ndak orang positif dipulangkan ke rumahnya. Untuk mencelakakan dia dan orang-orang sepertinya. Saya tidak main-main dan agak sensitif masalah ini,” ucapnya.
Sebagai bukti keseriusan, ada jejaring pertemanannya yang mendukung penanganan covid-19 di Maluku. Seperti bantuan, pengadaan alat rapid test, ventilator, masker, obat-oabtan, APD yang didatangkan khusus untuk mendukung kerja tenaga medis merawat pasien di Maluku.
Untuk itu dia meminta agar masyarakat juga tidak lekas menyalahkan Gugus Tugas Provinsi. “Kalau ada apa-apa jangan langsung serang gugus tugas. Gustu adalah payung, yang tangani di depan itu walikota bupati. Karena kebetulan walikota ini tidak punya rumah sakit makanya kita bantu. Tapi jangan terlalu cengeng juga tuh walikota semua-semua harus kita,” tuding Murad.
Masyarakat diminta untuk tidak mudah menyalahkan dan mengkritik kerja gugus tugas juga tenaga medis di lapangan. Perlu ada kerjasama agar semua upaya pemerintah memutus penyebaran virus lekas terlaksana. (PRISKA BIRAHY)