JAKARTA– Penanganan COVID-19 tidak terlepas dari peran besar (suka) relawan yang tersebar di tanah air. Lebih dari 30 ribu relawan sebagai kekuatan pentaheliks mengabdi untuk mengalahkan pandemi yang masih terjadi di tengah masyarakat.
Di tengah kesibukan para relawan di ruang sekretariat, Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Doni Monardo menyapa para relawan dan para koordinator bidang. Pada kesempatan itu, Doni menyampaikan tiga pesan di hadapan para relawan.
Pertama, relawan diharapkan untuk membantu upaya pengurangan dan pencegahan penularan COVID-19 di masyarakat.
“Bagaimana mencegah dan mengajak masyarakat untuk patuh melakukan protokol kesehatan. Kita mengemakan protokol kesehatan,” ajak Doni yang didampingi Koordinator Relawan Andre Rahardian di Hotel Media, Jakarta, Jumat (7/8/2020).
Ia mengajak setiap orang untuk mempengaruhi dua orang setiap hari supaya menerapkan protokol kesehatan. Menurutnya, langkah ini akan bisa mengimbangi potensi penularan yang terjadi di masyarakat dan bahkan memutus rantai penularan virus SARS-CoV-2.
“Ini cara kita membantu para dokter dan tenaga medis,” ujar Doni.
Doni mengatakan, masalah COVID-19 tidak bisa hanya dari pemerintah. Masalah COVID-19 bukan hanya urusan medis atau kesehatan.
“Kalau kita masih menempatkan Covid sebagai masalah kesehatan, maka kita sama halnya dengan memberikan ruang kepada masyarakat untuk masuk dan dirawat di rumah sakit,” tambahnya.
Akibatnya akan banyak rumah sakit yang dampaknya dokter dan tenaga kesehatan akan kelelahan, waktu dihabiskan di rumah sakit untuk menangani pasien. Mereka bisa kehilangan imunitas karena menghadapi pasien dan pada akhirnya terpapar atau terinfeksi virus penyebab COVID-19.
“Persentase dokter yang wafat di Indoensia termasuk banyak. Sebisa mungkin mereka ini menjadi benteng terakhir,” ucapnya.
Kedua. Doni mengharapkan para relawan untuk membantu dalam pemetaan persoalan yang terjadi di daerah. Ia mencontohkan langkah untuk mengisi kesenjangan yang belum optimal dilakukan oleh satgas daerah. Seperti yang terjadi di tengah masyarakat, masih ada warga di daerah yang menganggap Covid ini tidak ada, Covid ini sebagai suatu konspirasi atau menganggap Covid tidak bahaya.
Doni menyampaikan, upaya untuk melakukan kolaborasi untuk merangkul potensi yang ada di masyarakat, seperti pelibatan tokoh pemuda, ulama atau pun tokoh budaya. Ia menekankan pentingnya kehadiran satgas daerah hingga lingkup terkecil, yakni RT atau RW.
“Maka ini akan menciptakan sebuah ketahanan nasional yang kuat, tidak hanya bidang kesehatan,” kata Doni Monardo.
Terakhir, Doni berpesan kepada relawan untuk menjaga kesehatan. Pandemi ini belum dapat diketahui kapan akan berakhir sebelum obat atau vaksin dapat ditemukan.
Ia meminta relawan untuk makan cukup dan tidak lupa untuk menghibur diri dan teman-temannya. Doni juga mengingatkan untuk tidak lupa berdoa agar selalu diberikan kekuatan dari Tuhan.
Sebelum pesan disampaikan, Doni Monardo yang juga Ketua Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyampaikan apresiasi dan terima kasih atas dedikasi terhadap penanganan COVID-19 di Indonesia.
Ia mengatakan, kehadiran relawan dalam melawan COVID-19 merupakan bagian dari pentaheliks penanggulangan bencana, yang terdiri dari lima helikas, yaitu pemerintah, pakar atau akademisi, masyarakat, lembaga usaha dan media massa.(HUMAS BNPB)