BERTEMPAT di Rumah Makan Sindang Reret, Serikat Karyawan (SEKAR) Telkom, mengajak wartawan berjuang bersama untuk kedaulatan penyelenggaraan Telekomunikasi Nasional. Dalam kesempatan itu, Ketua Umum SEKAR Telkom Edward H.L. Simanjuntak (Edo) menyuarakan panca swara tentang kedaulatan penyelenggaraan telekomunikasi nasional.
Panca swara tersebut terdiri dari equal playing field dalam hal kontribusi ke pendapatan kas Negara dalam bentuk pajak, retribusi, dll ; konteks network sharing adalah keniscayaan dengan asymmetric scheme (B2B); Tanggung jawab OTT Player untuk ikut membangun darerah-daerah perintis (tidak terjangkau); Kedaulatan NKRI dalam hal data dan informasi; dan Ketahanan ekonomi Nasional melalui keberpihakan Negara (dan pemerintah) pada pemain OTT Lokal dan operator Nasional.
Terbukanya ekonomi Indonesia dan masuknya pemain OTT Global melalui akses keterhubungan digital menjadikan pasar Indonesia menjadi sasaran empuk bagi pemain OTT Global untuk melebarkan sayap dan bisnisnya di tanah air.
“Implikasi dari perkembangan tersebut sudah tentu membawa pada terciptanya peluang dan sekaligus risiko apabila ketiadaan pengaturan saat ini terus berlanjut. Selain pasar yang besar, peluang bagi para pemain Global adalah, terciptanya rangkaian supply chain yang luas terhadap produk digital, potensi value creation, dan eksistensi dari para pemain OTT Global tersebut,” jelas Edward dalam siaran pers, Jumat (14/8/2020).
Dilain pihak, menurutnya risiko yang dihadapi oleh suatu Negara tidak lagi terbatas pada munculnya potensi fraud dan kegiatan abuse melalui konten digital tetapi juga terhadap kanibalisme produk eksisting, penyebaran konten yang tidak bertanggung jawab (hoax, pornografi, SARA, penipuan, kriminal), serta benturan dan ketimpangan dengan peraturan atau regulasi lainnya seperti permasalahan lisensi, HKI dan persaingan usaha.
“Bahkan risiko kehilangan potensi pertumbuhan ekonomi digital seperti berkurangnya pajak, PNBP dari lisensi. Untuk itu Edo berharap kepada Kementerian komunikasi dan informasi agar dapat mengatur penyelenggaraan telekomunikasi Nasional sesuai dengan panca swara yang SEKAR Gaungkan,” tandasnya.
Sementara itu Ketua Umum Federasi Serikat Pekerja BUMN Strategis, Wisnu Adhi Wuryanto dalam kesempatan itu, menjelaskan bahwa saat ini pemain OTT Global telah merubah focus dan arah usahanya dari layanan digital menuju layanan infrastruktur dan jaringan.
Mereka, menurut Wisnu, sedang gencar membangun data center dan menggelar jaringan backbone dengan cakupan skala global. Saat ini Google telah menggelar SKKL Indigo Cable system yang menghubungkan Singapura dan Australia, dimana Jakarta menjadi salah satu cabang rute cable system tersebut.
Selain google, masih menurut Wisnu, facebook pada bulan maret 2020 juga telah bermitra dengan salah satu perusahaan swasta pemegang lisensi jaringan tertutup (jartup) untuk menggelar infrastruktur fier optic yang ditargetkan menjangkau 56 (lima puluh enam) kota dan 8 (delapan) Provinsi di Indonesia pada 2021.
“Saat ini para operator telekomunikasi semakin terjepit dengan tekanan para pemain OTT Global yang terus membanjiri pasar dengan beragam konten dan aplikasi yang notabene berdiri di atas infrastruktur yang dibangun operator local,” kata Wisnu.
Dengan membangun jaringan sendiri, para pemain OTT Global dapat melepaskan ketergantungan dari operator telekomunikasi dan lebih leluasa dalam memberikan layanan bagi pelanggan. Bahkan tidak mungkin para pemain OTT Global dapat memberikan layanan dengan harga yang jauh lebih dibawah harga pasar.
Kondisi tersebut, menurut Wisnu, dapat memicu persaingan usaha yang tidak sehat antara operator telekomunikasi lokal dengan pemain OTT Global yang beresiko mematikan industri telekomunikasi dalam negeri.
“Aspek utama yang harus dicermati dalam merespon rencana OTT Global tersebut adalah kedaulatan Negara saat ini, perlindungan terhadap data dan informasi adalah keniscayaan yang harus selalu dijaga sebagai salah satu pilar keamanan Negara,” ujar Wisnu.
Menjawab pertanyaan wartawan tentang kesiapan data center Telkom dalam menjawab tantangan tersebut, Edo menjelaskan, infrastruk maupun data center yang telah Telkom bangun saat ini cukup siap jika pemain OTT Global membutuhkan data center di kawasan Asia Tenggara.
Untuk itu Edo berharap pemerintah melalui kementerian komunikasi dan informasi dapat memanfaatkan infrastruktur maupun data center yang telah ada.
Selain Ketua Umum SEKAR Telkom dan Ketua Umum Federasi Serikat Pekerja BUMN Strategis, serta wartawan Jabar dan Nasional, press conference tersebut juga dihadiri jajaran pengurus SEKAR Telkom diantaranya Sekjen SEKAR Telkom, dan Para Ketua DPP. (ADVERTORIAL)