TERASMALUKU.COM,-AMBON – Atase Perdagangan (Atdag) KBRI Washington DC, Wijayanto menyebutkan produk hasil laut dari Maluku sangat potensial yang harus dikembangkan dengan menjadikan Amerika Serikat sebagai pasar tujuan.
Apalagi ditengah pandemik covid-19 saat ini di AS, permintaan hasil perikanan atau kelompok seafood seperti udang, udang kemasan, kepiting dan frozen tuna fillet cukup meningkat sekitar 14 persen Januari-Agustus 2020 dan Indonesia sendiri menjadi negara keempat terbesar penyuplai seafood ke AS.
“Komoditi perikanan merupakan sektor potensial yang harus dikembangkan pasarnya. Kalau kita lihat seperti Maluku yang merupakan salah satu provinsi penghasil produk laut bisa menjadikan AS sebagai pasar tujuan,”sebut Wijayanto saat webinar “Membuka Gerbang Indonsia Timur Peluang Investasi dan Ekspor Dari Maluku yang digelar Bea Cukai Kantor Wilayah Maluku, Selasa (27/10/2020) dan disiarkan melalui Chanel Youtube.
BACA JUGA : Nilai Ekspor Hasil Laut Dari Maluku Capai 36 Juta US Dollar
Selain produk komoditu laut, produk rempah seperti pala dan kayu manis dari Maluku. Karena sejauh ini Indonesia menjadi negara keempat penyuplai hasil rempah seperti pala, lada, vanili dan kayu manis ke pasar AS.
Tidak hanya itu saja, produk-produk UKM dari Maluku yang memiliki ciri khas juga bisa merambah pasar ekspor AS. “Peluang ekspor produk UMKM dan rempah masih sangat berpeluang sehingga tidak menutup kemungkinan Provinsi Maluku mampu kembangkan produk UMKM untuk masuk pasar AS,”sambungnya.
Menariknya, Indonesia diberi keringanan bea masuk impor 0 persen oleh AS karena masuk kategori negara berkembang. Namun ada hal-hal yang perlu diperhatikan agar bisa menembus pasar AS. Diantaranya persaingan harga yang kompetitif sehingga kualitas tinggi dari suatu produk harus diperhatikan.
Agar jalan masuk ke pasar AS bisa mulus maka harus dibangun kredibiltas seperti memanfaatkan pemasaran secara virtual yang dikelola secara profesional, aktiv berkomunikasi melalui media elektronik serta komitmen terhadap kesepakatan karena budaya online di AS sudah sangat berkembang.
Disamping itu lanjut dia, pelajari tren, segmentasi pasar dan kompetitor, pelajari potensi unggulan produk untuk mendapatkan harga jual yang baik serta pelajari regulasi atau persyaratan agar produk bisa masuk ke pasar AS.
Tidak hanya itu saja, BUMD juga bisa dioptimalkan dalam menghimpun produk-produk UMKM disamping juga perlu agen lokal di AS untuk membantu memasarkan. Nantinya, dari Atase Perdangan Washington juga akan membantu lewat pameran, pertemuan dan promosi.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Maluku, Elvis Pattiselano mengatakan memang dua komoditi unggulan dari Maluku adalah hasil laut dan rempah. Namun baru satu perusahan yang bisa tembus masuk pasar AS ekspor hasil laut frozen tuna karena standar mutu yang diterapkan di AS sangat tinggi.
Sementara tuna fresh juga sebenarnya bisa tembus pasar AS, hanya saja kendalanya waktu tempuh dari Maluku ke AS terlalu jauh, sementara tuna fresh tidak boleh lewat dari 20-22 jam.
Terkait persoalan jarak tempuh yang terbilang cukup jauh ini lanjut dia, pihak Pemerintah Provinsi Maluku telah berkoordinasi dengan makskapai penerbangan Garuda Indonesia agar membuka rute yang lebih pendek dari Maluku ke AS. “Mudah-mudahan kedepan jalur (penerbangan bia lebih pendek sehingga tuna fresh bisa masuk pasar AS,”ujarnya.
Sedangkan untuk rempah lanjut dia, saat ini ada pengusaha yang sudah siap 600 ton cengkih, namun kesulitan mencari buyer atau pembeli sehingga sementara pihaknya tengah berkoordinasi dengan Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Kementerian Perdagangan RI untuk mencari solusi.
Masih kata Elvis, ekspor komoditi rempah khsusunya pala diupayakan bisa diekspor langsung dari Maluku agar devisa nilai ekspornya tercatat untuk Maluku. Karena selama ini pala Maluku diekspor dari Surabaya sehingga dana insentif dari Pusat masuk ke Jawa Timur. Ini sangat merugikan Maluku sebagai daerah penghasil.
Dana insentif sendiri diberikan Kemenkue salah satu indikatornya berdasarkan nilai devisa ekspor. Olehnya itu bersama Bea Cukai Maluku, Tim Percepatan Ekspor Maluku berupaya agar komoditi pala jadi pilot project ekspor rempah langsung dari Maluku sehingga nilai devisa ekspornya tercatat untuk Maluku dan Maluku bisa mendapatkan dana insentif lebih dari Kemenkeu.
Ditambahkan Wijayanto, pada prinsipnya Atdag RI untuk Washington DC mendukung pemda dan stakeholder terkait di Maluku untuk meningkatkan produk andalan ekspornya agar bisa masuk pasar AS.
Point penting agar ekspor dari Maluku bisa terus meningkat dan bahkan tembus pasar AS kata Kepala Bea Cukai Kantor Wilayah Maluku, Erwin Situmorang, adalah sinergitas semua pihak agar meningkatkan ekspor dari Maluku.
“Nanti kita akan diskusikan bersama-sama bagaimana menjalankannya dan akan kita diskusi lebih lanjut supaya bisa lebih detail dan masuk pada teknis pelaksanaannya,”tutupnya. (RUZADY ADJIZ)