Tenaga Kesehatan di Maluku Dilatih Untuk Imunisasi Vaksin Covid

by
Kadis Kesehatan Maluku dr. Meikal Pontoh. FOTO : ISTIMEWA

TERASMALUKU.COM,-AMBON-Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Maluku, dr. Meikal Pontoh mengungkapkan, sebelum vaksin covid-19 sinovac diberikan kepada masyarakat sasaran prioritas, terlebih dahulu tenaga kesehatan di Maluku akan diberi pelatihan.

Pelatihan terkait tata cara untuk proses pemberian vaksin kepada warga.
Tenaga kesehatan akan dilatih langsung pihak Kementerian Kesehatan RI secara virtual atau daring. “Pekan depan tenaga kesehatan kita akan dilatih secara daring (virtual) oleh Kementerian Kesehatan,”jelasnya di Kantor Dinas Kesehatan Provinsi Maluku, Kamis (19/11/2020).

Tidak semua tenaga kesehatan dilatih. Hanya perwakilan masing-masing Rumah Sakit maupun Puskesmas dari 11 kabupaten/kota di Maluku yang dilatih.

“Contoh di Kota Ambon ada 22 puskesmas berarti 22 orang tenaga kesehatan dilatih, di Kota Ambon sendiri ada 13 Rumah Sakit baik itu milik TNI/Polri, Swasta maupun RSUD (Rumkit milik Pemerintah) jadi yang dilatih 15 termasuk (tenaga kesehatan) dari UPT Pusat,”sambungnya.

Nantinya, satu orang perwakilan tenaga kesehatan dari masing-masing Rumkit maupun Puskesmas yang telah dilatih akan melatih rekan-rekannya. “Satu orang yang dilatih ini akan melatih lagi teman-temannya atau TOT (Training Of Trainer). Tapi ini tergantung kabupaten/kota sendiri. Yang jelas mereka (yang dilatih) dari tenaga kesehatan,”tegasnya.

Pelatihan bagi tenaga kesehatan ini lanjut Pontoh adalah salah satu dari beberapa hal penting yang harus dipersiapkan di daerah melalui Dinas Kesehatan Provinsi maupun Kabupaten/Kota sebelum proses imunisasi vaksin covid sinovac didistribusikan sesuai surat pemberitahuan dari Kementerian Kesehatan.

Selain pelatihan tenaga kesehatan, hal yang perlu dipersiapkan juga adalah kesiapan fasilitas pelayanan kesehatan di tingkat dasar. Baik itu Puskesmas maupun Rumah Sakit. “Harus dipersiapkan agar jangan sampai terjadi kasus KIPI. KIPI itu kejadian ikutan pasca imunisasi,”terangnya.

BACA JUGA :  Pesona  Hatta, Banda Neira Membuat Bule, Suami – Istrinya Ini Meninggalkan Bali

Selanjutnya adalah rantai dingin atau tempat penyimpanan vaksin. “Vaksin didistribusikan ke kabupaten maupun di puskesmas itu tempat penyimpanannya dalam kondisi baik atau tidak, ini yang harus dipersiapkan. Kalau di provinsi persiapan rantai dingin sebelum didistribusikan ke kabupaten, kalau di kabupaten rantai dingin sebelum distribusikan ke RS atau Puskesmas. Nah ini yang harus didata,”ungkapnya.

Terkait kriteria khusus bagi warga sasaran imunisasi vaksin ini, kata Pontoh adalah yang berusia 18-59 tahun. Dipastikannya juga sebelum imunisasi dilakukan kepada masyarakat, akan dilakukan sosialisasi.

Untuk Maluku sendiri mendapatkan kuota sebanyak 1,1 juta vaksin covid sinovac. “Nanti kabupaten/kota yang membagi tenaga kesehatan berapa, yang melakukan pelayanan publik berapa, TNI/Polri berapa yang akan diimunisasi vaksin ini. Karena mereka (kabupaten/kota) yang lebih tahu,”imbuhnya.

Komite Daerah Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komda Kipi) juga kata Pontoh dibentuk untuk proses imunisasi vaksin ini. Yang mana dalam Komda KIPI ini disiapkan dokter spesialis. “Kalau sudah diberikan ke manusia, (vaksin) pasti sudah melalui tahapan-tahapan penelitian, tidak langsung dihasilkan dan diberikan ke manusia, itu sudah diperhitungkan. Makanya dibentuk Komite Daerah Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komda KIPI). Contohnya pasca diimunisasi ada demam, ada yang alergi, nah itu dokter spesialis sudah siap,”ujarnya.

Tujuan dari imunisasi vaksin covid sinovac ini ditambahkannya adalah untuk memberikan kekebalan terhadap virus. “Diharapkan orang-orang yang sudah divaksin itu tidak terinfeksi, kalaupun dia terinfeksi dengan covid dia hanya menunjukkan gejala yang ringan,”tandasnya. (Ruzady)

No More Posts Available.

No more pages to load.