TERASMALUKU.COM,AMBON, – Pada Minggu 22 November 2020, warga Kota Ambon sempat merasakan gempa yang berlangsung selama beberapa detik. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Ambon menyatakan gempa yang kembali berulang dirasa adalah sebuah aktivitas normal dan wajar.
Bahkan dikatakan Kepala Seksi Data dan Informasi Stasiun Geofisika BMKG Ambon, Andi Azhar Rusdin, bahwa normalnya gempa bumi terjadi 4 kali dalam sehari di atas kekuatan 1 magnitudo.
Gempa yang terjadi di Maluku bersumber dari dua aktivitas utama. “Di Maluku ada dua sumber gempa. Pertama, pertemuan lempeng. Kedua serta sumber patahan lokal baik di laut maupun di darat,” jelas Andi kepada wartawan di ruangannya kemarin, (24/11/2020).
Pertemuan lempang panjang yang dimaksud ini terhitung mulai dari Selatan Maluku ke Timur dan Utara Pulau Seram. Tak heran jika itu menjadikan Maluku salah satu wilayah di Indonesia paling berpotensi terjadi gempa. Meski begitu, kata Andi, tidak semua gempa terasa. Biasanya hanya gempa magnitude di atas 3 yang dirasakan.
Dari data rekam aktivitas gempa ada perbandingan pada 2019 dan 2020. “Kalau kita bandingkan total gempa tahun lalu akumulasi setidaknya 5.100 gempa. Yang kita rasakan itu 416. Nah, di 2020 dari 1 Januari hingga 23 November ada 2.882 gempa. Yang kita rasakan hanya 129,” katanya merinci.
Dalam setiap kejadian gempa berkekuatan besar, akan ada pergeseran blok batuan di kerak bumi yang sangat luas. Pergeseran tersebut membawa energi yang besar sehingga terjadi ketidakseimbangan atau ketidakstabilan di zona tersebut. Atau dengan kata lain, energi di perut bumi mencari keseimbangan.
Meski begitu Andi mengingatkan kepada masyarakat untuk tidak perlu khawatir dan panik. Tidak ada gempa yang signifikan. Hanya sekali di awal tahun gempa akibatkan kerusakan di Kobi. (PRISKA BIRAHY)
