Ada ‘Sekat’ Saat Ibadah, Tak Kurangi Makna Natal 2020 di Ambon

oleh

TERASMALUKU.COM,AMBON, – “Biasanya rame. Kali ini orang lebih sedikit lalu katong duduk ada jarak,” kata Maria Fransiska Rumatora usai Misa Natal Gereja Katedral Santo Fransiskus Xaverius Ambon, Kamis (24/12/2020).

Gadis 14 tahun ini merupakan salah seorang umat yang datang beribadah di malam Natal. Pandemi membuatnya terpaksa tidak merasakan kehangatan pelukan saat natal. Usai ibadah atau misa Natal, jemaat akan saling berjabattangan lalu berpelukan atau saling merangkul.

RD Patrisius Angwarmas, pastor paroki Gereja katedral Santo Fransiskus Xaverius Ambon.

Namun Maria juga jemaat lain hanya bisa menyapa sambil menjaga jarak. Kursi umat pun telah diatur dan diberi tanda. Jarak antar umat ada sekitar 1 meter lebih.

Dari dalam gedung gereja yang megah, suasana natal 2020 terlihat begitu lengang dari lantai dua. Terlebih saat sesi komuni.

Antar umat dan pastor diberi sekat plastik sebagai pelindung. Petugas di gereja pun siap siaga di sisi kanan kiri untuk menyemprotkan cairan anti kuman di tangan umat yang hendak mengambil komuni.

Tujuannya tak lain untuk memastikan keamanan dan kegiatan peribadatan berjalan sesuai protokol kesehatan (prokes) yang ditetapkan.

Suasana gereja katedral Ambon saat ibadah malam natal 2020

“Ini sudah jadi aturan yang diturunkan langsung dari vatikan ke Jakarta dan sampai ke Ambon soal tat acara ibadah untuk melindungi umat,” jelas RD Patrisius Angwarmas, pastor paroki Gereja katedral Santo Fransiskus Xaverius Ambon.

Kepada sejumlah wartawan usai misa dia menyebut ibadah malam Natal kali ini memang terasa amat berbeda. sejumlah aturan prokes membuat suasana terasa lain. Sama seperti yang dirasa Maria, kebersamaan usai ibadah tak semeriah dulu.

Pengurus gereja harus bekerja ekstra menyediakan sejumlah faslitas kepada umat sebelum masuk ke dalam gedung gereka. Seperti menyiapkan tempat cuci tangan, cairan disinfeksi, hand sanitizer, jarak duduk hingga sekat plastik.

BACA JUGA :  Piala Dunia Qatar, Ini Yang Harus Dilakukan Warga Ambon Jika Nonton Bareng

“Persiapan natal tahun lalu lebih meriah. Ada tenda-tenda di samping dan depan gereja. Umat juga lebih antusias. Kali ini banyak yang takut datang, kehadiran juga tidak seberapa tahun lalu,” lanjut Patrisius.

Soal keamanan, pihaknya mengaku amat menjaga prokes agar berjalan tepat dan lanacar. Kapasitas tampung gereja katedral Ambon berkisar antara 1.100 hingga 1.200 umat. Itu terhitung setiap kali ibadah perayaan natal. Sementara kali ini hanya setengahnya saja. Sekitar 500an orang. Itupun kata Patrisius, sudah ada yang dipaksakan.

Misalnya saat menjelang ibadah, pengurus gereja terpaksa meminta beberapa jemaat untuk kembali pulang. Padahal mereka sudah datang dan siap mengikuti misa. Alasannya sederhana. Jumlah umat yang ada di gereja sudah melebihi kapasitas yang ditetntukan dalam rapat. “Dalam rapat dewan kita putuskan kalau sudah lewat jumlah umat yang hadir, diminya cari perayaan ekaristi di tempat lain,” terang pastor yang juga Ketua Komisi Sosial itu.

Meski demikian semua ‘ritual-ritual baru’ tersebut tak mengurangi makna natal. Malah memberikan kesan berbeda. Dia mengajak umat untuk konsisten dan taat menjalankan protokol kesehatan.

Bukan hanya saat datang ke gereja, juga di tempat lain. Menurutnya di balik pandemi, sejatinya ada pesan tersirat sebagai kehidupan umat Katolik. “Saya ajak umat agar kegiatan (taat prokes) ini jangan hanya buat di gereja. Tapi dimana saja anda berada. Anda harus tunjukkan itu. Itu adalah liturgi yang hidup,” katanya.

Sembari itu pesan damai serta kegemberiaan sukacita sambut kelahiran Yesus Kristus harus tetap disiarkan. Dia berharap kondisi sekarang tidak mengurangi sedikitpun makna natal, kelahiran Juruselamat.

Hal senada juga diterapkan di Gereja Protestan Maluku Eben Haezer, Skip. Ketua Majelis Jemat, sengaja membagi jadwal ibadah berdasarkan sektor. Ada yang mengikuti pada pululam 16.00, 17.00 dan 18.00 WIT.

BACA JUGA :  Penjabat Bupati Malteng Ingatkan Tiga KPN Ini untuk Bekerja dengan Hati dan Ikhlas Melayani Masyarakat

Pembagian jam tersebut diputuskan dalam rapat. Tujuannya agar tidak terjadi penumpukan jemaat. Jarak kursi di dalam gedung gereja pun telah diatur dengan kapasitas tampung hanya diperkenankan 20 persen dari jumlah. (PRISKA BIRAHY)

No More Posts Available.

No more pages to load.