TERASMALUKU.COM,-AMBON-Dalam upaya penanganan dan pencegahan penyebaran covid-19 di Maluku, keterlibatan Palang Merah Indonesia (PMI) Provinsi Maluku tidak diragukan lagi. Mereka bahu membahu bersama pemerintah dan Satgas Covid-19 Maluku berjibaku melawan Covid-19.
Kepala Markas PMI Provinsi Maluku, Herry Latuheru menjelaskan dia bersama rekan-rekannya berpartisipasi dalam upaya penanganan dan pencegahan covid atas permintaan Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Maluku yang sebelumnya masih bernama Gugus Tugas.
Totalnya tim yang bertugas ada sebanyak 30 orang relawan yang terbagi di lokasi-lokasi karantina terpusat di Kota Ambon, juga terbagi untuk Tim Pemusalaran dan Pemakaman Jenazah Covid-19 sebanyak 12 orang sampai kini.
Dalam menjalankan tugas kemanusiaan ini, PMI selalu berpatokan pada tiga point penting sebagaimana yang arahan dari Ketua Umum PMI, Jusuf Kalla.
Pertama, dalam memutus mata rantai penyebaran covid, proses pelaksanaan disinfektan terus dilakukan. “Sejak Maret, kasus pertama covid di Ambon, sejak saat itu penyemprotan disinfektan baik diruang publik maupun di rumah ibadah dan areal perkantoran terus dilakukan,”jelasnya saat talkshow bersama Terasmaluku.com, Senin (21/12/2020).
Kedua, dia bersama rekan-rekannya terlibat langsung dalam pemulasaran jenazah covid sejak kasus pertama di Maluku Maret 2020 sampai kini. “Kami ada dan tetap melayani dengan hati,”sambungnya.
Ketiga, proses edukasi pola hidup bersih dan sehat (PHBS) itu tetap dilakukan oleh tim relawan. “Sampai saat ini kami berikan itu (edukasi PHBS) kepada masyarakat untuk bagaimana berperilaku hidup bersih dan sehat dengan protokol kesehatan yang tinggi yaitu 3M, memakai masker, mencuci tangan dan hindari kerumunan serta jaga jarak,”ujarnya.
Dari kasus pertama sampai dengan akhir Desember 2020 tak dipungkiri tidak semua berjalan mulus. Ada juga kesulitan yang dihadapi, apalagi berbicara soal kerja-kerja kemanusiaan.
Namun kunci yang jadi pegangan mereka sehingga bisa bertahan dalam menjalanakan kerja-kerja kemanusiaan ini adalah bekerja dengan hati. “Bekerja untuk hal-hal seperti ini (kemanusian) cukup sulit. Yang penting yang ingin saya sampaikan disini dan juga kepada tim adalah bekerja dengan hati. Karena kerja-kerja kemanusian ini sangat penting kita bekerja dengan hati. Kalau tidak bekerja dengan hati, mohon maaf kita sudah mundur sekali dalam kegiatan-kegiatan kemanusian sampai saat ini,”sebutnya.
Lebih jauh terkait tim pemulasaran dan pemakamanan jenazah Covid, kata Latuheru memang tidak semua orang memiliki keahlian karena dibutuhkan spesifikasi khusus. Dan di Maluku ungkapnya, hanya ada tiga orang yang miliki spesifikasi khusus untuk pemakaman dan pemulasaran jenazah covid.
Berbekal tiga orang personil yang memilik spesifikasi tersebut kata dia, mereka pun kerap kali menjadi narasumber untuk memberikan pelatihan kepada kabupaten/kota di Maluku tentang pemulasaran dan pemakaman jenazah covid. “Bahkan kamipun terlibat dalam pengajaran sebagai narasumber pada beberapa kegiatan daring untuk kabupaten/kota maupun provinsi sendiri dalam hal menyampaikan informasi tentang oemulsaran dan pemakaman jenazah covid,”tandasnya. (Ruzady)