Lima Tahun CCI dan Komitmen Tetap Melayani di Maluku

oleh
Direktur Clerry Cleffy Institut Dwi Prihandini saat perayaan ulang tahun CCI yang ke-5 di dengan balutan pakaian Ambon, (12/2). FOTO: Priska Birahy

TERASMALUKU.COM,AMBON, – Lembaga nirlaba, Clerry Cleffy Institute (CCI) baru saja menggenapi perjalanan pelayanan kemanusiaan yang ke-5. Dalam pencapaian itu, CCI telah membantu sekitar 400 anak disabilitas dan menjangkau banyak orang di Maluku.

Direktur CCI, Dwi Prihandini dalam sykuran ulang tahun yang ke-5 menyatakan kepeduliannya yang sungguh untuk Maluku. Itu diaperempuan 47 tahun ini buktikan dengan membantu anak-anak berkebutuhan khusus. Selama lima tahun perjalanan, Dini menjelajahi sejumlah daerah untuk membantu anak-anak yang selama ini lepas dari uluran tangan sejumlah pihak.

Dwi Prihandini saat keterangan Pers syukuran ulang tahun CCI ke-5 di Ambon

“Lima tahun melayan sekitar 400 disabilitas di Maluku kecuali Buru dan Buru Selatan,” terang Pendiri dan Pembina Panti Asuhan Shedini Cinta Maluku itu saat perayaan ulang tahun CCI bersama relawan dan wartawan, Jumat (12/2/2021).

Bantuan itu berupa alat bantu kursi roda 75, alat bantu jalan tongkat 26, kebutuhan pokok, dan tanda kasih. CCI juga memberikan santunan kepada 356 anak disabilitas termasuk santunan besar kisaran Rp 100.000 hingga Rp 470.000.

Dirinya terpanggil dan menaruh perhatian khusus. Menurut dia anak-anak disabilitas kerap menjadi kelompok minor dalam masyarakat. Sementara di saat bersamaan mereka pun membutuhkan akses kehidupan dan perhatian yang sama.

“Kalau ada yang lapor, langsug saya datangi anak-anak itu (disabilitas, baca). Supaya mereka itu juga tahu dan merasakan bahwa mereka itu penting dan layak dicintai,” terangnya.

Hanya saja aktivitas itu sedikit terbatas selama masa pandemic covid-19. Namun dirinya tidak pernah putus untuk mengerjaan visi di Maluku. Para relawannya di Maluku tetap bergerak menyalurkan bantuan sepanjang 2020. Pihaknya juga kerjasama dengan dua mitra solidnya, Yayasan Rumah Beta dan Yayasan Peduli Inayana Maluku.

Tujuannya sederhana, Dini ingin meneruskan cita-cita sang suami di Maluku. Meski begitu, perjalanan lima tahun bukan tanpa rintangan.

BACA JUGA :  Polresta Ambon Serahkan Dua Tersangka Kasus Persetubuhan dan Pencabulan Anak ke JPU
Para relawan dan pengawas CCI

Kepada sejumlah wartawan dia mengakui menerima banyak diskriminasi juga teror. Tak sedikit yang mengaitkan apa yang dia kerjakan dengan agenda politik terselubung.

“Tolong jangan diskriminasi saya karena saya bukan Maluku. Saya tidak tertarik dengan politik, tidak terlintas sedikitpun,” jawab perempuan berdarah Madura itu tegas.

2017 merupakan tahun paling sulit. Dalam pekerjaan kemanusiaan dia dibenturkan dengan ragam cobaan tadi. Termasuk beberapa teman dan rekan yang meninggalkan dia. “Ini tahun sangat berat, dihina banyak orang, disingkirkan oknum tertentu, dan anehnya lagi saya tetap balik ke Maluku. Tuhan mau saya hidup lebih bermakna. Saya tidak mau pikirkan duit berapa,” kisahnya.

Dini dan relawan CCI berharap melebarkan sayap untuk menjangkau lebih banyak di Maluku. Soal rintangan, bukan masalah baginya. Dini percaya pelayanan yang berhasil adalah yang bisa menyentuh sampai ke hati. (PRISKA BIRAHY)

 

No More Posts Available.

No more pages to load.