TERASMALUKU.COM,AMBON, – Usai air pantai Dusun Siliha keruh, coklat kehitaman, kini kondisinya berangsur normal. Air yang diduga limbah pabrik Kepala Sawit PT. Nusa Ina sudah tidak mengalir ke pantai. Namun ikan dipastikan tak ada lagi.
Air yang nyaris berwarna hitam pekat dan berbau itu mulai berubah normal, jernih. Itu terhitung sejak 19 Februari 2021 atau setelah video air keruh dan ikan mati di Dusun Siliha, Kecamatan Seram Utara Kobi, Kabupaten Maluku Tengah, ramai tersiar di facebook.
Kepala Pemuda Dusun Siliha, Julet Itihuny membenarkan hal itu. “Yang kemarin itu memang keruh, hitam ssekali. Karena sudah di tutup saluran (pembuangan limbah) tanggal 19. Waktu beta kasih naik postingan,” kata Julet kepada terasmaluku.com melalui sambungan telepon.
Itu bermula saat Julet beserta keluarganya sakit perut usai memakan ikan tangakpan dari pantai sekitar situ. Dari situ, dirinya menduga perubahan warna air pantai Siliha akibat ada pembuangan limbah pengolahan kelapa sawit PT. Nusa Ina. Lokasinya berjarak hanya sekitar 200 meter dari dusun dan pantai.
Dari pengakuannya, kondisi air keruh macam itu bukan baru terjadi. Hanya saja masyarakat dusun tidak paham mengenai perubahan warna air hingga adanya ikan mati. Berangkat dari kecurigaan itu dirinya pun mengunggah video kondisi air tempatnya mencari ikan ke media sosial pada 17 Februari 2021.
“Beta orang pertama yang posting. Karena katong abis makan ikan sakit perut. Katong warga desa kan seng sama kota, seng tahu ini limbah atau apa,” terang pria yang berprofesi sebagai nelayan itu. Dia melihat dua hari sejak postingan itu ramai dibagi, air pantai berangsur normal.
Sebelumnya, warga Negeri Kobisadar sempat memprotes PT. Nusa Ina lantaran limbahnya sampai ke sungai setempat. Dalam kurun waktu sekitar dua hingga tiga tahun belakangan, giliran muara menuju pantai Siliha yang berubah warna. Hanya saja, Julet dan warga mengaku tidak paham mengenai hal itu. “kondisi ini sekitar 2 -3 tahun. Katong kurang paham tentang limbah. Jadi meski air sudah kehitaman katong seng bisa bicara apa-apa,” keluhnya.
Clara warga Dusun Siliha juga berujar serupa. Dia dan warga lain telah melihat adanya perubahan warna air. Hanya mereka tak tahu harus berbuat apa. Lokasi tinggal yang jauh dari ibu kota kabupaten Maluku Tengah, dirasa menyulitkan warga untuk melapor hal-hal ganjil. Apalagi pengetahuan mereka soal itu minim.
“Karena katong seng tahu, Katong mandi saja. Memang sudah lama. Mau buka mulut juga agak sulit,” bebernya. Kepada wartawan ibu rumah tangga ini mengaku bahkan sempat mengajak anak-anaknya mandi di pantai yang airnya hitam itu pada 12 Februari 2021. Sepulang dari situ mereka sakit.
Sementara hingga kini pihak perusahaan belum bertemu dengan warga terkait dugaan limbah dari PT. Nusa Ina. Dari pengakuan warga sekitar, pihak perusahaan menempatkan beberapa penjaga di lokasi pantai serta sempat memungut kembali ikan-ikan mati usai ada video viral di media sosial. (PRISKA BIRAHY)