TERASMALUKU.COM,-AMBON-Satuan Tugas (Satg as) Penanganan Covid-19 Provinsi Maluku, mengucapkan ikut berbelasungkawa atas meninggalnya Komandan Kompi (Danki) Batalion A Satuan Brimob Polda Maluku, Iptu LT, pada Minggu (4/4/2021) pagi.
“Atas nama Satgas Covid-19 Provinsi Maluku, kita menyampaikan turut berduka cita dan keprihatinan yang mendalam atas meninggalnya Danki Iptu LT,” semoga almarhum memdapat tempat yang layak disisi Tuhan YME, dan keluarga diberi penghiburan,” ungkap Juru Bicara Satgas Covid-19 Provinsi Maluku, dr. Doni Rerung di Kantor Gubernur Maluku, Selasa (6/4/2021) dalam siaran pers Humas Maluku yang diterima Terasmaluku.com.
Doni menjelaskan, kejadian ini sudah dilaporkan pihaknya ke Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI ). Komnas KIPI merupakan komisi bentukkan pemerintah pusat yang bertugas menangani gejala pasca vaksin.
Doni menyebutkan, di tingkat provinsi ada KOMDA KIPI dan di kabupaten dan kota ada POKJA KIPI. Doni mengatakan, meninggalnya Danki Iptu LT tidak ada kaitannya dengan suntikan vaksin. Kemungkinan kata Doni, almarhum terinfeksi Covid-19 akibat belum terbentuknya antibodi.
“Mungkin kondisi ini diperparah dengan daya tahan tubuh almarhum yang sedang mengalami penurunan ditambah dengan wilayah kerjanya ada di zona orange, sehingga memicu infeksi yang dialami cepat berkembang menjadi parah,” kata Doni.
Kesimpulan ini, kata dia, juga diperkuat berdasarkan hasil laboratorium melalui Tes Cepat Molekuler lewat sampel swab yang menunjukkan indikasi almarhum terinfeksi Covid-19. Swab diambil setelah Iptu LT meninggal dunia.
“Hal ini untuk membuktikan almarhum positif Covid-19. Itu yang memberikan alasan, kenapa jenazah dikelola secara protokol kesehatan. Karena jenazah pun potensi virusnya masih hidup,” jelasnya.
Doni mengungkapkan, LT mengikuti vaksinasi tahap pertama pada 30 Maret 2021 lalu bersama anggota Polri lainnya. Usai divaksin, pada 31 Maret terdapat keluhan. LT dibawa ke RS Bhayangkara Polda Maluku, dan dirawat di IGD, berapa jam kemudian pulang ke rumah.
Pada tanggal 2 April, ada keluhan lagi dan dibawa kembali ke IGD, kemudian pulang dan disarankan untuk rawat jalan. Pada Minggu 4 April, dibawa lagi ke RS Bhayangkara, namun nyawanya tidak tertolong.