LAMPU MERAH, Teluk Ambon Bagian Dalam Terancam Dangkal Akibat Masalah Ini

oleh
oleh
Jembatan Merah Putih (JMP) membentang di Teluk Ambon. JMP dengan panjang 1.140 meter ini menghubungkan Desa Poka dan Desa Galala Ambon, menjadi icon Kota Ambon. FOTO : ADI (TERASMALUKU.COM)

Perubahan area lahan terbuka dua mil dari garis pantai Teluk Ambon yang terpantau pada Oktober 1972 hanya sebesar 31,2 hektare berubah menjadi 51,3 hektare pada Oktober 1988, lalu naik menjadi 124,6 hektare pada April 1990 dan 103,0 hektare pada November 1993, kemudian meningkat tajam menjadi 714,2 hektare pada Januari 1998.

Perubahan lahan terbuka untuk kebutuhan pemukiman menjadi lebih kecil pada Maret 2001, hanya 24,6 hektare karena banyak orang yang keluar dan pindah dari Ambon akibat konflik horisontal pada 1999-2000.

Lahan terbuka kembali meluas menjadi 199,6 hektare pada Februari 2003 dan 130,3 hektare pada Maret 2006, kemudian 184,1 hektare pada Februari 2009 dan 305,2 hektare pada Februari 2012. Hingga tahun 2018 tercatat perubahan lahan terbuka sudah mencapai 369,2 hektare.

Pemantauan menggunakan citra satelit menunjukkan perubahan area pemukiman yang berpengaruh ekosistem dan vegetasi pada Teluk bagian Ambon, yakni Lateri 41,05 hektare, Halong 5,08 hektare, Waiheru 1,42 hektare, Wailela kawasan pantai 4,55 hektare, Wailela gunung 2,68 hektare, dan Poka 3,58 hektare.

“Pengambilan galian C menyebabkan terjadinya perombakan material dan menghasilkan partikel-partikel kecil yang dibawa oleh aliran sungai menuju Teluk Ambon dan mengendap di perairan, baik itu bersifat permanen maupun tidak,” kata Daniel.

Pewarta : Shariva Alaidrus/Antara
Editor : Zita Meirina

BACA JUGA :  Kapal Tangker Pengangkut BBM Terdampar di Pantai Laha Ambon

No More Posts Available.

No more pages to load.