TERASMALUKU.COM,-AMBON-
Untuk menjaga Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) tetap pada zona hijau Covid-19, aktivis LSM Koalisi Bersama Rakyat (KIBAR) Provinsi Maluku, Marto Zein Warat mendesak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) SBT, melalui Tim Covid-19 untuk mengevakuasi WNA asal China yang terkonfirmasi Covid-19 di RSUD untuk dikeluarkan dari Bula, Ibukota Kabupaten SBT.
“Beta (saya) minta pemerintah segara evakuasi dia (WNA) China itu ke daerah lain, keluar dari Bula saja. Bawah dia ke Ambon saja, atau pulangkan dia ke China saja. Karena katong (kita) ini semua takut terpapar Covid-19,” ucap Warat, saat memberikan keterangan ke Terasmaluku.com di Bula Senin, (12/7/2021).
Warat mengatakan, jika Pemkab serius untuk menjaga SBT tetep pada zona hijau, maka segera mengambil langkah cepat untuk mengatasi masalah ini.
“Beta mau sampaikan untuk Pemkab agar jaga tanggungjawab dengan baik. Jangan katong (kita) pung (punya) warga ini agar tidak terkena covid-19. Lebih khusus lagi tim covid-19. Jangan hanya fokus pada penghabisan anggaran. Tapi lupa akan tugas dan tanggungjawab,” tutur Warat.
Covid-19 kata aktivis KIBAR Maluku ini, erupakan musibah internasional. Bahkan katanya, negara sudah memakai Undang-Undang darurat. Itu berarti bahwa negera ini dalam darurat kesehatan.
“Beta minta agar masalah ini jangan disembunyikan. Ini bom waktu yang seakan menghabiskan katong masyarakat SBT,” katanya.
Jika Tim Covid-19 lambat, kata Warat, pihaknya akan melakukan aksi demontrasi di depan RSUD Bula, mendesak agar pasien Covid-19 dari China itu dikeluarkan dari Kabupaten SBT. Sebab jika tidak diatasi dengan cepat, takutnya akan menular ke warga.
“Beta ajak seluruh warga masyarakat SBT untuk sama-sama demo usir WNA asal China yang terpapar covid-19. Dan ini jika katong seng antisipasi tempo, bisa menghancurkan katong punya negeri ini. Yang sayang negeri ini mari katong sama-sama agar Satgas mengambil tindakan sehingga daerah ini masih tetap zona hijau,” jelasnya.
Dirinya juga berharap kepada PT. Citik dan PT. Karlez, dua perusahaan minyak terbesar di Bula, agar jangan dulu mendatangkan tenaga asing dari China.
“Karena katong dan dunia tahu bahwa virus ini datangnya terutama dari China. Olehnya itu, katong minta tolong saja. Jangan dong datang ambil katong pung hasil lalu sebarkan penyakit par katong masyarakat di Bula,” tutupnya. (Sofyan).