Kisah Yusuf Sangadji Dua Jam Berenang Waai Pulau Pombo, “Beta Sedih”

oleh
oleh
M. Yusuf Sangadji dari Aliansi Masyarakat Pesisir berenang sejauh 1,8 mil dari pesisir Desa Waai ke Pulau Pombo, Senin (16/8/2021) sebagai bentuk aksi penolakan terhadap LIN Maluku dan Ambon New Port. Foto : Aliansi Masyarakat Pesisir Maluku

Yusuf mengaku tempias air laut tak mampu membendung airmata dan sesaknya dada mengingat pengalaman masa kecil yang indah dan cantiknya pantai-pantai di Maluku harus lenyap dengan Ambon New Port yang dibangun hanya untuk keuntungan investor belaka.

‘’Beta (saya) tau apa yang beta lakukan ini mungkin seng akan bisa mempengaruhi kebijakan tapi sedikit banyak semoga membuat mereka (pemerintah) terganggu bahwa katong masyarakat pesisir tidak akan menerima begitu saja jika pembangunan Ambon New Port dan LIN di Maluku tidak pro kepentingan nelayan kecil, ‘’ cetusnya.

Menurut Yusuf sepanjang perjalanan berenang itu dia juga menyaksikan nelayan-nelayan yang sedang mengail ikan dengan perahu-perahu kecil mereka. ‘’ Beta sedih sekali, bagaimana bisa nelayan-nelayan kecil ini harus berhadapan dengan nelayan besar dengan alat tangkap modern yang bisa menghabiskan stok ikan di laut yang biasa didatangi nelayan-nelayan kecil ini, ‘’ kata Yusuf.

Selama berenang, Yusuf juga ditemani warga yang ingin ikut mendampingi dengan perahu ketinting (perahu kecil) miliknya, ‘’ dukungan itu sangat luar biasa,’’ kata Yusuf.

Waai-Pombo, 3 Kilometer dan 2 Jam untuk Mengetuk Nurani Pemerintah

Yusuf menyebutkan kenapa memilih Waai sebagai titik tolak aksinya, karena di desai ni akan dibangun Ambon New Port dan Pulau Pombo adalah lokasi pelestarian terumbu karang yang sudah dia lakoni bertahun lamanya.

BACA SELANJUTNYA

BACA JUGA :  Material Longsoran Dibersihkan dari Badan Jalan di Larike, Akses Dibuka, Kendaraan Bermotor Sudah Bisa Melintas

No More Posts Available.

No more pages to load.