TERASMALUKU.COM,-AMBON-Dari 33 provinsi di Indonesia, Maluku tercatat sebagai daerah dengan capaian Vaksinasi Covid-19 lengkap terendah.
Ini berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, dimana Maluku baru menyentuh 20,92 persen per 30 November 2021 dari sasaran vaksinasi provinsi.
Bila dirinci, capaian vaksinasi dosis kedua di Maluku baru mencapai 296.554 dosis dari target 1.417.690 warga di Maluku yang menjadi sasaran vaksinasi dengan ketentuan usia 12 tahun ke atas.
Terkait masih rendahnya capaian vaksinasi lengkap di Maluku ini tidak dipungkiri Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Maluku.
“Betul, memang sempat dibahas dalam rapat itu, memang capaiannya masih rendah, memang kita dorong terus kabupaten/kota,”kata Juru Bicara satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Maluku, dr. Adonia Rerung menjawab Terasmaluku.com, Kamis (2/12/2021).

Penyebab hingga capaian vaksinasi masih rendah di Maluku masih rendah kata dia lebih kepada kesadaran masyarakat. Apalagi masih banyak masyarakat termasuk kalangan PNS yang nyatanya masih takut untuk disuntik vaksin.
Selain itu juga, jajaran di kabupaten juga kurang bergeliat. Ini terlihat dari masih rendahnya capaian vaksinasi di tiga Seram Bagian Timur (SBT) paling rendah, Seram Bagian Barat (SBB) dan Maluku Tengah.
“Saya kemarin baru dari Bula (SBT), alasan mereka disana masyarakat takut, tidak mau divaksin. Tapi kacamata saya melihat kurang bergeliat dinasnya. Beberapa kabupaten itu bergeliat betul, yang paling tertinggal ini tiga, SBB, SBT dan Malteng. Kalau Ambon sudah bagus capaiannya, kemudian Maluku Tenggara bagus geliatnya, lalu MBD,”terangnya.
Menyinggung apakah distribusi vaksin juga jadi faktor penyebab, Rerung mengatakan distribusi vaksin ini sesuai laporan permintaan dan penggunaan dari kabupaten.
Sehingga terkait hal ini kata Rerung, kabupaten diminta untuk sampaikan data real terkait permintaan dan penggunaan vaksin agar data di Provinsi dengan kabupaten tidak berbeda. “Tapi tidak terlalu mencolok, lebih cenderung kesadaran masyarakat untuk divaksin,”sebutnya.
Maka dari itu lanjut dia, kabupaten harus lebih banyak lagi lakukan sosialisasi kepada masyarakat dan bisa jadikan Kota Ambon sebagai percontohan untuk meyakinkan masyarakat yang masih takut. “Kalau ada yang masih ragu, kasi contoh di Ambon, Ambon itu paling tinggi capaian vaksinasi, tidak ada apa-apa,”tuturnya.
Disamping itu juga, kabupaten juga harus bisa tingkatkan kegiatan vaksinasi, termasuk kolaborasi lintas sektor seperti dengan TNI/Polri.
Apalagi kata Rerung, tak bisa dipungkiri, memang TNI/Polri justru lebih bergeliat dalam melakukan vaksinasi. “Karena tak bisa dipungkiri juga capaian selama ini memang lebih banyak karena geliat TNI kemudian Polri,”sambungnya.
Kolaborasi lintas sektor ini juga kata dia sudah dibahas dalam rapat Satgas.
Masih kata Rerung, dukungan Pemda Kabupaten/Kota juga sangat penting. Semisal di Malteng, bagi PNS yang belum divaksin maka tak bisa ambil gajinya.
“Jadi tidak bisa ambil gaji kalau tidak ada bukti vaksin, ini salah satu langkah yang dilakukan di Maluku Tengah. Kalau kabupaten lain saya belum tahu, kalau di SBT masih berupa himbauan saja,”tandasnya.

Sementara berdasarkan data update Satgas per 1 Desember 2021, untuk dosis pertama 43,24 persen atau 612.975 warga tervaksinasi, sedangkan dosis kedua 21,84 persen atau 309.684 warga tervaksinasi. (Ruzady)