Feren, Bocah di Namrole, Dianiaya dan Dilecehkan Ayah Kandung Akhirnya Meninggal Dunia

oleh
oleh

TERASMALUKU.COM,-AMBON-Kabar duka datang dari Kota Namrole, Kabupaten Buru Selatan, Feren Nurlatu, bocah perempuan 5 tahun yang dilecehkan dan dianiaya ayah kandungnya sendiri akhirnya meninggal dunia di RSUD Namrole, Selasa (8/2/2022).

Kabar duka ini diterima tim redaksi Terasmaluku.com, Rabu (9/2/2022) dari aktifis perempuan dan anak, Lusi Peilouw, via whasapp. Lusi mengabarkan duka dengan perasaan terluka atas meninggalnya Feren.

‘’Hari ini, kami sungguh merasakan duka yang sangat mendalam, hati serasa tercabik-cabik, mendengar kabar meninggalnya nona Feren Nurlatu, bocah 5 tahun, korban kebejatan moral laki-laki yang adalah ayah kandungnya sendiri,’’ begitu tulis Lusi.

Menurut Lusi, dia menerima kabar pada Minggu kedua Januari 2022, Feren jatuh sakit di rumahnya, dan disarankan oleh mantri setempat untuk dibawa ke Rumah Sakit. Namun ayahnya menolak. ‘’Rupa-rupanya, si ayah bejad ini takut kalau-kalau kedoknya terbongkar, ‘’ungkap Lusi.

Selanjutnya kata Lusi, pada tanggal 18 Januari, Feren dibawa ke RSUD Namrole oleh ayah kandungnya, dengan keluhan diare.

Ternyata hasil pemeriksaan menunjukan seluruh rongga mulut Feren penuh jamur dan terdapat robekan hebat di vagina dan anus. Selain itu Feren juga didiagnosa Gizi buruk dan Anemia.

Lusi menerima kabar, pada 28 Januari kesadaran Feren melemah. Tanggal 31 Januari, kesadaran Feren balik lagi. Namun pada tanggal 6 Februari, melemah lagi.

‘’Rupanya sudah terjadi infeksi di dalam tubuh mungilnya yang tidak bisa terdeteksi dengan peralatan medis seadanya di RS tersebut, ‘’jelas Lusi.

Karena terus melemah, Selasa (8/2/2022, malaikat kecil itu menghembuskan nafas terakhir setelah 22 hari terbaring di RSUD Namrole, Buru Selatan.

Informasi yang diterima Terasmaluku.com, pelaku yang merupakan ayah kandung Feren, kini menghilang setelah kabur dari tahanan Polsek Namrole pada tanggal 22 Januari, akibat kelalaian polisi setempat.

BACA JUGA :  Warga Sepa Malteng Gelar Tradisi Antar Satu Sak Semen Untuk Tiang Kubah Masjid

Lusi bersama Gerak Bersama Perempuan Maluku menuntut :

1. Pemerintah Provinsi Maluku untuk menyatakan alarm Darurat Kekerasan Seksual bagi Anak dan Perempuan di Provinsi Maluku
2. Pemerintah Kabupaten Buru Selatan segera mengambil langkah pendampingan bagi kakak Feren (usia 7 tahun) yang juga menjadi korban dari kebejadan ayah kandung mereka
3. Pemerintah Provinsi Maluku segera mengambil kebijakan strategis untuk mendukung Pemeriontah Kabupaten Buru Selatan bagi pemulihan dan Pemberdayaan korban dan ibunya
4. POLDA Maluku segera memberikan sanksi kepada aparat POLSEK Namrole, atas kelalaian yang mengakibat Pelaku kabur
5. POLDA Maluku segera memerintahkan jajarannya untuk mengusut tuntas kasus ini, segera menangkap pelaku dimana pun berada. (Insany)

No More Posts Available.

No more pages to load.