Perlu Diwaspadai Meroketnya Inflasi Ambon dan Kota Tual di Tahun 2022 

oleh
oleh
Jefri Tipka, S.Si, M.Si, Statistisi Ahli Muda BPS Provinsi Maluku. FOTO : DOK. PRIBADI

Tren pemulihan ekonomi telah berangsur-angsur membaik, hal ini dapat dilihat selama beberapa waktu terakhir dengan mobilitas dan aktivitas masyarakat yang menunjukkan peningkatan. Setelah 2 tahun lebih pandemi membayangi perekonomian akan tetapi perekonomian Indonesia dan Khususnya Maluku berhasil pulih. Walaupun adanya gelombang varian baru virus covid-19 Omicron pada awal tahun 2022, Perekonomian Maluku relatif mampu menjaganya sehingga tidak merambat kepada sektor ekonomi dan sosial.

Jika tahun 2020-2021 ancaman masyarakat yang paling besar adalah masalah pandemi, maka  tahun 2022 ancaman terbesar masyarakat adalah inflasi dan naiknya harga-harga. Sehingga tekanan inflasi dapat mempengaruhi tren pemulihan ekonomi nasional dan khususnya di Maluku.

Secara teori, Inflasi adalah kecendrungan naiknya harga barang dan jasa pada umumnya berlangsung secara terus-menerus. Jika harga barang dan jasa di dalam negeri meningkat, maka inflasi mengalami kenaikan. Naiknya barang dan jasa tersebut menyebabkan turunnya nilai uang. Dengan demikian, inflasi dapat juga diartikan sebagai penurunan nilai uang terhadap nilai barang dan jasa secara umum. Penghitungan Inflasi dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dengan menggunakan IHK (Indeks Harga Konsumen) sebagai Indikator.

Badan Pusat Statistik pada Kamis 2 Juni 2022 merilis data inflasi, untuk level nasional Inflasi bulan Mei 2022 tercatat sebesar 0,40 persen, sedangkan inflasi tahun kalender 2022 (Mei 2022 terhadap Desember 2021) sebesar 2,56 persen, dan Inflasi tahun ke tahun (Mei 2022 terhadap Mei 2021) sebesar 3,55 persen. Inflasi 3,55 persen pada bulan Mei 2022 merupakan yang tertinggi sejak 5 tahun terakhir (terakhir pada Mei 2017 sebesar 4,33 persen).

Eskalasi risiko global seperti kenaikan harga komoditas dan energi global memicu peningkatan inflasi Global, sehingga hal ini turut berpengaruh pada inflasi secara nasional. Disamping itu penyebab utama yang mempengaruhi peningkatan inflasi secara nasional berasal dari komponen harga bergejolak (telur ayam ras, bawang merah dan daging sapi), komponen inti (ikan segar, nasi dengan lauk dan roti manis) dan komponen harga yang diatur pemerintah (tiket pesawat). Tercatat dari 90 Kota Inflasi di Indonesia, pada bulan Mei 2022 terdapat 87 Kota mengalami Inflasi dan hanya 3 Kota yang mengalami Deflasi pada bulan Mei 2022.

BACA JUGA :  Pelabuhan Rakyat Huamual Diresmikan Bupati SBB

Pada tanggal yang sama 2 Juni 2022, Badan Pusat Statistik Provinsi Maluku merilis angka Inflasi untuk 2 Kota di Maluku yaitu Kota Ambon dan Kota Tual. Tercatat Inflasi Kota Ambon untuk Inflasi pada bulan Mei 2022 sebesar 0,69 persen; Inflasi Tahun Kalender 2022 sebesar 1,79 persen; dan Inflasi Tahun ke Tahun sebesar 4,96 persen. Inflasi Kota Ambon 4,96 persen (Mei 202 terhadap Mei 2021) merupakan merupakan yang tertinggi sejak 7 tahun terakhir dan tercatat pada Mei 2017 yaitu sebesar 8,53 persen.

Sedangkan untuk Kota Tual, Inflasi pada bulan Mei 2022 sebesar 1,22 persen; Inflasi Tahun Kalender  sebesar 1,75 persen; dan Inflasi Tahun ke Tahun sebesar 4,52 persen. Inflasi Kota Tual 4,52 persen (Mei 2022 terhadap Mei 2021) merupakan yang tertinggi sejak 3 tahun terakhir dan tercatat pada Mei 2019 sebesar 6,09 persen.

Samahalnya dengan kondisi secara nasional, Pemicu Inflasi Kota Ambon Bulan Mei 2022 adalah pada kelompok pengeluaran Makanan, Minuman dan Tembakau, dengan Andil Inflasi sebesar 0,43 persen (komoditi pemicu Ikan layang, ikan cakalang, ikan sisik dan ikan selar). Inflasi tahun ke tahun pada kelompok ini mencapai 4,33 persen.

Selanjutnya untuk kelompok pengeluaran Transportasi, dengan Andil Inflasi Kota Ambon pada bulan Mei sebesar 0,06 persen (inflasi dipicu oleh Tarif Angkutan Udara dan Biaya Pemeliharaan/Servis Mobil). Kelompok pengeluaran transportasi merupakan inflasi tertinggi sebesar 12,65 persen untuk Inflasi Tahun ke Tahun.

Pemicu Inflasi Kota Tual pada bulan Mei 2022 tidak begitu berbeda jauh dengan yang terjadi di Kota Ambon. Kelompok Pengeluaran Transportasi menjadi Andil Inflasi terbesar yaitu 0,60 persen. Kenaikan Tarif Angkutan Udara menjadi pemicu utama dan tercatat menjadi inflasi tertinggi yaitu sebesar 5,59 persen.

Jika diperhatikan series data inflasi sejak bulan Januari sampai dengan Mei 2022, maka terjadi tren peningkatan angka inflasi. Untuk series inflasi year-on-year Inflasi kota Ambon sudah mencapai 4,96 persen dan Kota Tual mencapai 4,51 persen. Hal ini perlu diwaspadai dan menjadi early warning (peringatan dini) dikarenakan masih ada 7 bulan lagi kedepan hingga berakhirnya tahun 2022.

BACA JUGA :  Ketua Pengadilan Tinggi : Konflik Internal di Partai, Dua Anggota DPRD Maluku Batal Dilantik

Potensi peningkatan inflasi di Kota Ambon dan Kota Tual diperkirakan masih akan terjadi pada beberapa bulan kedepan. Faktor perbaikan daya beli setelah masa pandemi akan memicu konsumsi masyarakat, sehingga menjadi pendorong peningkatan harga pada kelompok makanan, minuman dan tembakau. Resiko lainnya adalah pemerintah pusat resmi mencabut subsidi minyak goreng curah yang mulai berlaku pada 31 Mei 2022, sehingga akan berdampak pada peningkatan harga minyak goreng curah. Selain itu kenaikan harga pada tingkat produsen juga akan berpotensi menjadi peningkatan harga di tingkat konsumen.

Faktor lain yang tidak kalah penting dan berpotensi peningkatan inflasi di Kota Ambon dan Tual adalah faktor musim, dimana dalam beberapa bulan kedepan akan memasuki musim timur sehingga akan berpengaruh pada supply komoditi hasil perikanan, jika berkurangnya supply dari hasil penangkapan ikan dan permintaan dari konsumen tetap maka secara tidak langsung akan berpotensi menyebabkan kenaikan harga.

Disamping itu isu pemerintah menaikan harga BBM Pertalite dan Isu Pemerintah menaikan tarif listrik bagi golongan 3.000 VA ke atas, sehingga akan berpotensi dan berdampak pada peningkatan harga.

Perlu adanya strategi dari Pemerintah Daerah dalam rangka tindakan prefentif dan memitigasi terjadi inflasi dalam beberapa bulan kedepan, sehingga kenaikan harga dapat diantisipasi atau dikendalikan. Pemerintah Daerah perlu memastikan produksi bahan pangan di tingkat lokal mencukupi kebutuhan masyarakat pada beberapa bulan kedepan.

Pemerintah Daerah juga perlu memantau alur distribusi komoditas pangan strategis seperti minyak goreng, beras, daging, cabai, bawang merah dan lain-lain, agar potensi terhambatnya aliran distribusi terhadap kenaikan harga barang tidak sampai terjadi pada beberapa bulan ke depan di Kota Ambon dan Kota Tual.

Berbagai upaya harus tetap dilakukan dengan saling berkolaborasi antar stakeholder di Provinsi Maluku Khususnya Kota Ambon dan Kota Tual, sehingga antisipasi terhadap meroketnya inflasi pada tahun 2022 dapat diwaspadai.

Penulis  : Jefri Tipka, S.Si, M.Si, Statistisi Ahli Muda BPS Provinsi Maluku

 

No More Posts Available.

No more pages to load.