Diserang Hama, Ratusan Petani Transmigran di Desa Tihuana Malteng Tidak Lagi Menanam Padi

oleh
oleh
Karaum, 59 tahun petani padi di Desa Tihuana, Kecamatan Seram Utara Timur Setih, Kabuapaten Maluku Tengah, Senin (20/6/2022). FOTO : NAIR FUAD

TERASMALUKU.COM,-MASOHI- Sebanyak 225 petani padi di wilayah Desa Tihuana, Kecamatan Seram Utara Timur Setih, Kabuapaten Maluku Tengah (Malteng) hampir dua tahun tidak lagi menanam padi. Kini mereka lebih memilih menanam tanaman hortikultura, setelah hama dan penyakit menyerang tanaman padi mereka.

“Hama dan penyakit menyerag karena gulma atau tumbuhan yang tumbuh di sekitar tanaman padi sehingga pertumbuhannya tidak dikehendaki dan umumnya merugikan karena dapat menghambat pertumbuhan, mengakibatkan penurunan kuantitas dan kualitas produksi padi itu,” ungkap Karaum, 59 tahun seorang petani padi yang ditemui Terasmaluku.com di lahan garapannya, Senin (20/6/2022).

Karaum mengatakan sebelumnya ada 400 petani yang menanam padi di wilayah ini. Namun karena hama dan penyakit menyerang padi sehingga tersisa hanya 175 petani yang menanam padi.  225 petani lainnya beralih menanam tanaman hortikultura. “Kini, saya dengan 174 petani lainnya yang masih menanam padi,” kata Karaum.

Lahan padi kini ditanami tanaman holtikultura di Desa Tihuana, Kecamatan Seram Utara Timur Setih, Kabuapaten Maluku Tengah

Sementara itu, Supri 60 tahun, petani hortikultura mengakui, dulu menanam padi. Namun kini tidak lagi setelah hama dan penyakit menyerang lahan padi miliknya tahun 2020.

Supri memiliki tiga hektar lahan garapan yang kini ditanam tanaman hortikultura. Menurut Supri selain hama dan penyakit juga kualitas bibit padi yang tidak baik sehingga gampang di serang penyakit.

“Kalau kualitas bibit padi baik pasti kita menanam terus. Tapi kualitas padi jelek sehingga gampang di serang hama dan penyakit sehingga sulit mengurus padi. Dengan sulitnya mengurus padi makanya kita alihkan untuk menanam tanaman hortikultura,” ujarnya.

Menurut Supri, tahun 2020 sampai 2021 Pemerintah Daerah Malteng telah memberikam bantuam bibit padi dan pupuk. Namun sampai pertengahan 2022 ini, petani padi maupun petani hortikultura belum mendapatkan bantuan seperti bibit dan pupuk.

BACA JUGA :  Dua Warga Tawiri Babak Belur Dianiaya Sejumlah Oknum TNI AU Lanud Pattimura

Sementara di Desa Kobisonta kebanyakan petani tidak lagi menanam padi, setelah hama dan penyakit menyerang padi pada 2020.

Akibatnya semua petani tingalkan lahan garapan dan kini menjadi lahan kosong. Menurut Arni warga Kobisonta, jika petani mau olah lahan tersebut butuh biaya yang tidak sedikit. Karena itu petani membutuhkan bantuan pemerintah untuk menggarap lahan.

Liputan : NAIR FUAD

Editor : HAMDI

No More Posts Available.

No more pages to load.