TERASMALUKU.COM,AMBON, – Belasan anak tampak begitu antusias dan menikmati suguhan lagu pada Peringatan Hari Anak Nasional (HAN) 2022 di Yayasan Huni Meku Manise, Karang Panjang Kota Ambon, Sabtu (23/7/2022).
Ada yang dipangku orang tua, ada yang duduk sendiri, ada pula balita yang anteng mendengarkan Usah Kau Lara Sendiri yang dinyanyikan Puteri Anak Indonesia asal Maluku, Aurel Eunike Sopulatu. Tak sedikit dari orang tua berkaca-kaca hingga meneteskan air mata.
Lagu tersebut seperti seorang kawan yang tidak pernah meninggalkan temannya meski dalam kondisi terpuruk sekalipun.
Sebuah realita yang persisi dengan kondisi anak-anak juga orang tua di yayasan. Yakni anak dengan HIV/AIDS (ADHA) serta Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA).
Meski masih anak-anak namun makna dari lagu yang dinyanyikan dengan ketulusan dan bersahaja itu ternyata mampu menembus sampai ke hati.
“Beta ingin di Hari Anak Nasional ini anak-anak ADHA khususnya bisa merasakan kehangatan yang tulus dan duungan,” ucap runner-up Puteri Anak Indonesia itu usai menghadiri Peringatan Hari Anak Nasional 2022 di rumah singgah Yayasan Huni Meku Manise.
Aurel yang merupakan satu-satunya anak Maluku yang maju sampai ke posisi tiga besar nasional itu menyatakan semua anak tanpa kecuali punya kesempatan yang sama untuk berkembang dan menggapai cita-cita.
Siswa kelas IX SMPK Kalam Kudus Ambon itu mengatakan, terlepas dari latar belakang ekonomi, keluarga dan pengasuhan, anak-anak harus mendapatkan perlakuan setara.
Mereka juga berhak atas ruang untuk pendidikan yang layak, agar bisa menjadi pribadi dan sosok yang tangguh.
Kehadirannya bersama ADHA juga sekaligus untuk mendobrak stigma dan meluruskan opini keliru yang kerap ia jumpai di anak-anak sebayanya.
“Teman-teman saya masih ada yang begitu, mereka bilang memakai handuk yang sama bisa menularkan virus HIV. Karena itu, saya pikir edukasi dan penyebaran informasi tentang HIV/Aids dan penyebarannya sangatlah penting,” ujar Dara kelahiran 30 Juni 2008 itu.
Pada satu kesempatan forum resmi dia masih menjumpai ada anggapan keliru yang berujung pada stigmatisasi dari anak sebayanya. Yakni soal bagaimana ciri-ciri orang dengan HIV/AIDS serta penularannya.
Aurel yang tumbuh di lingkungan keluarga aktivis tentu tergerak untuk menularkan lebih banyak informasi yang benar kepada teman-temanya terkait HIV/AIDS. Pasalnya hal itu bisa melahirkan perilaku mendiskriminasi.
“Padahal katong itu semua sama saja. Jangan katong menjauh hanya karena orang itu ADHA atau ODHA. Semua punya kesempatan sama berkembang dan punya masa depan cerah,” terang anggota LebeBae Community itu.
Ketua Yayasan Huni Meku Manise Evie Kaya pun menyampaikan hal serupa. di hadapan para orang tua anggota yayasan yang hadir Evie menegaskan bahwa anak-anak ADA punya masa depan. Mereka berhak mendapat kesempatan yang sama dan didukung oleh orang tua dan sekitar.
Baginya perjuangan melawan dan berada dalam stigma adalah pekerjaan panjang. tak hanya untuk ADHA anak-anak terdampak pun tak luput dari stigma.
“Seperti contoh anak saya, dia itu negatif dan sudah terbutki. Tapi saat di sekolah tetap ada saja diskriminasi,” ujarnya dengan mata berkaca-kaca.
Kasus seperti Evie dimana orang tua ODHA namun sang anak bersih alias negative banyak terjadi. Sayangnya, lingkungan sekitar kerap tidak mendukung dan melihat itu sebagai sebuah fakta.
Karena itu bertepatan dengan HAN 2022 Evie berharap agar orang ADHA, ODHA atau anak-anak terdampak tetap punya harapan dan terus berusaha sekuat tenaga. Sebab anak-anak semua punya masa depan. Tidak peduli mereka ADHA atau bukan.
“Memang ADHA itu cara kerja otaknya sedikit lebih lambat atau lemot, dikarenakan mereka terus mengkonsumsi obat ARV, tapi bukan berarti dong bodoh atau tidak cerdas,” tegasnya.
Selain peringatan HAN, Puteri Anak Indonesia juga menyerahkan bantuan makanan dan minuman instan, paket bukut tulis dan ATK, serta cemilan.
Tak ada harapan muluk dari orang tua dan anak-anak di rumah singgah Yayasan Huni Meku Manise. Bagi mereka, anak-anak berprestasi tanpa labelisasi serta punya masa depan cerah. (PRISKA BIRAHY)