Sukses Panen Kedua, Kube Horeb Bakal Tambah Jenis Sayur Hidroponik

oleh
Panen sayur hidroponik bersama Ketua TP-PKK Kota Ambon Lisa Wattimena, Tim AGS dan Kube Horeb di Dusun Siwang. Foto: Priska Birahy

TERASMALUKU.COM, AMBON, – Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Horeb Dusun Siwang Kecamatan Nusaniwe Kota Ambon melakukan panen sayuran hidroponik kali kedua. Usaha bersama kaum ibu ini berhasil menjadikan empat jenis sayuran itu sebagai salah satu penyokong ekonomi.

Ada sayuran jenis sawi sendok, samhong, selada dan sawi putih. Pada panen kedua ini dihadiri oleh Ketua TP-PKK Kota Ambon.

Area bertanam hidroponik Kube Hureb menggunakan rumah plastik dengan luasan 88 Meter persegi. Di dalamnya terdapat 4 rak yang diisi tiap jenis sayuran.

Ketua kolompok penerima hibah program AGS Audrey Leatemia menyatakan penanaman tanaman sayur hidroponik ini terbilang berhasil. Semangat dan kerja keras kaum ibu untuk maju membuahkan hasil yang progresif.

“Ini panen kedua dan berhasil. Panen pertama berhasil juga cuma tidak banyak sebab terserang hama,” jelas Audrey saat panen, Jumat (9/9/2022).

Dalam satu rumah plastik Kube Horeb terdapat 800 lubang tanam sayur. Tiap jenis sayur 200 lubang tanam. Sayur-sayur itu dipasarkan kepada warga sekitar juga melalui pemesanan online.

Dengan jumlah sayur di rumah plastik, dinilai masih belum cukup memenuhi permintaan pasar. Meski berskala kecil, antusias calon pembeli cukup tinggi. Terutama bagi kalangan menengah ke atas dan usaha makanan.

Nelce Louhatu Ketua Kube Horeb menambahkan usahanya dengan para ibu terbilang sukses. Mereka bahkan berencana menambah luas lahan dan jenis sayur.

“Sayuran ini kan dia lebih banyak terjual buat kalngan menenangah ke atas. Katong mau nambah jenis sayur yang lain biar masyarakat sekitar juga banyak yang beli,” Imbuhnya sambil melayani pembelian saat panen.

Dirinya juga mengaku senang dengan pencapaian tersebut. Pendapatan dari jualan sayur cukup menolong perekonomian para ibu di sana.

Mereka rerata merupakan ibu rumah tangga dan penyapu jalan. Hasil penjualan sayur dijadikan tambahan pemasukan bagi keluarga mereka.

Hal itu pun sejalan dengan yang disampaikan oleh Ketua TP- PKK Kota Ambon Lisa Wattimena. “Ini salah satu cara katong membuat kaum ibu lebih berdaya dan mandiri. Nantinya para ibu juga dapat membantu perekonomian keluarga,” jelasnya.

Dirinya berharap ada pengembangan usaha lanjutan untuk mendapatkan hasil maksimal dari sayuran hidroponik.

Sebelumnya usai mengukir keberhasilan dua dasa wisma kembangkan tanaman hidroponik di Soya, kini giliran di Negeri Urimessing. Pemerintah Australia melalui Alumni Grant Scheme (AGS) kembali meneruskan program pemberdayaan ekonomi khususnya para perempuan di Kelompok Usaha Bersama (Kube) Horeb, Dusun Karang Tagape Kampung Siwang Negeri Urimessing.

Audrey Leatemia, ketua kolompok penerima hibah program AGS mengatakan kegiatan ini sedikit berbeda dengan yang kali pertama dibuat. Program ini merupakan replikasi dari keberhasilan di dua dasawisma sebelumnya.

“Namanya follow on project. Artinya projek yang pernah kita lakukan kita buat yang serupa  di tempat lain dan replikasi itu berdasarkan bahwa kegiatan sebelumnya itu berhasil,” jelsnya usai pembukaan kegiatan di Ruang Serbaguna Gereja Rehobot, Ambon (24/6/2022).

Menurutnya para perempuan dan angota di Dasawisma Namu-namu  dan Gujawas terbilang berhasil. Sayuran sehat hidroponik yang ditanam sudah berkali-kali panen selama 2021 hingga awal 2022.

Mantan Walikota Ambon Richard Louhenapessy pun sempat mendatangi dua dasawisam ini untuk memanen sayur bersama sejumlah OPD. Menurut Audrey ini membuktikan kerjakeras para perempuan memasjukan ekonomi dalam lingkup terkecil mereka.

“Dasa wisama Gujawas dan Namu-namu sudah 10 kali panen. Mereka betul-betul berdaya dan hasilnya dinikmati tidak hanya kelompok tapi warga sekitar,” lanjutnya.

Sebelum sampai pada hasil panen, para anggota KUBE dibekali dengan 10 kali pendampingan pendampingan selama 10 kali. Seperti pengenalan instalasi, penanaman beni, pembuatan nutrisi, transplanting, pengenalan hama hingga pemasaran dan management kelompok.

Audrey hadir bersama 4 anggota tim lain. Yaitu Antonu Walsen, Herman Rehata, Johanna Taribuka dan Wilma Parera. Fokus dari program yang mereka jalankan adalah pemberdayaan ekonomi perempuan. selain itu akses pada sayuran sehat dan investasi kesehatan jangka panjang juga dihapakn dapat terwujud jika kelompok berdaya.

“Katong jadi lebih mandiri. hasil panen itu cukupi anggota dan katong juga jual buat warga,” terang Anita Pieris, anggota dasa wisma Namu-namu  yang hadir memberi testimoni.

Anita dan ketua dasa wisma Sandra Soukota menyebut ada tiga jenis tanaman sayur yang dtanam. Sayuran samhong, bobot sekali panen dalam satu lubang mencapai 1 kilogram. Mereka jual dengan harga Rp 50.000 perkilogram. Sayuran pokcoy dan Selada seharga Rp 15.000 –Rp 20.0000 perkemasan.

Penjualannya diwarga sekitar negeri Soya. Sandra menambahkan mereka juga aktif memasarkan sayuran sehat hidroponik kualitas unggulan itu melalui sosial media facebook.

Mereka berharap main banyak kelompok yang mereplikasi program pemebrdayaan ini. pasalnya, manfaat yang mereka rasa sangat besar. “Sangat cukup, hasilnya bisa katong bagikan sembako atau uang ke kas kelompok,” ucap Sandra bangga.

Keterbatasan lahan mestinya bukan problem lagi bagi warga kota. Kesadaran mengkonsumsi makana sehat pun harus terbangun. Mereka berharap melalui program ini makin banyak perempuan di Ambon berdaya ekonominya serta sehat.

Penulis : Priska Birahy

BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

No More Posts Available.

No more pages to load.