Kenangan Bersama Prof. Azyumardi Azra Ketua Dewan Pers di Bali, Selamat Jalan Prof

oleh
oleh
Jenazah Ketua Dewan Pers RI, Prof. Azyumardi Azra dimakamkan di Taman Makam Pahlawan, Kalibata, Jakarta, Selasa (20/9/2022). Diiringi tembakan salvo sebagai penghormatan terakhir saat jenazah cendikiawan bijaksana itu dimasukkan ke liang lahat. FOTO : DEWAN PERS

TERASMALUKU.COM,- Kamis siang (31/8/2022), Jurnalis Terasmaluku.com, Insany Syahbarwaty tiba di Hotel Fairfield, Mariot, Kuta, Bali.

Selain Insany, satu persatu peserta penyegaran ahli pers Dewan Pers dari beberapa kota tiba di Pulau Dewata itu. Ini penyegaran ahli kesekian kalinya sejak disertifikasi pertama kali tahun 2011 lalu. Sedikitnya dari seratusan ahli pers se-Indonesia, 17 diantaranya mengikuti penyegaran ini.

Jumat pagi (10/9/2022) sebelum masuk ruang acara, Insany dan peserta lainnya  sarapan di restoran hotel. Insany masuk ke restoran salah satu hotel bintang lima itu. Di pintu masuk, ia terpaku, di sana duduk Ketua Dewan Pers, Prof. Azyumardi Azra yang sudah lama ia kagumi.

Prof. AA begitu biasa ia disapa, tersenyum melihat Insany. Jurnalis perempuan itu bergegas mendatangi Prof AA, “Halo Prof, sehat ya Prof,” begitu sapanya.

Insany lantas bergegas mengambil makanan dan duduk di sebelah meja Prof AA yang dikelilingi para mantan anggota Dewan Pers (DP) periode-periode sebelumnya. Diantaranya mantan Ketua DP Stanley Adi Prasetyo dan Imam Wahyudi.

Percakapan Jumat pagi itu masih seputar media baru di era konvergensi, tentang kerancuan profesi jurnalis konvensional dan istilah konten kreator, tentang jurnalisme cetak dan online, tentang etika jurnalis hingga standart perusahaan pers.

Juga tentang kemenangan DP atas gugatan pihak tertentu atas kedaulatan DP dan UU Pers nomor 40/ tahun 1999.

Meja makan yang ramai dengan sahut-sahutan diskusi yang seru. Namun setiap kali Prof AA bicara semua hening mendengarkan. Suaranya yang lembut, pelan dan teratur membuat setiap kata menjadi penting untuk sampai ke telinga dan ke hati tentu.

Setiap suapan makanan yang ditelan Insany, seiring pula ia menelan setiap perkataan Prof.AA.

Insany berkata dalam hati, ini kesempatan langka berada dekat dengan salah satu intelektual bangsa, yang menurut Komaruddin Hidayat seorang yang kadang terbang tinggi  di atas awan menjelajahi dunia sendirian, seperti ”Eagle Flying Alone”. Tapi selalu pulang ke rumah intelektual di Ciputat untuk selalu membina junior-juniornya.

Insany nyaris saja salah menyapa dengan menyebut “kanda prof”, sebutan untuk senior di Himpunan Mahasiwa Islam (HMI)  karena sadar sebagai junior Prof AA di organisasi itu.

Prof. AA tetiba berdiri dan melangkah masuk ke ruang pertemuan penyegaran ahli yang bersebelahan dengan restoran, diikuti semua peserta yang ikut beranjak masuk. Beliau selalu menjadi teladan.

Ruang pertemuan itu sudah disulap dan disekat-sekat untuk kebutuhan simulasi peradilan semu untuk melatih para ahli pers ketika dimintai keterangan ahli di persidangan sengketa pers.

BACA JUGA :  Tata Kota Piru, Pemkab SBB  Bangun Trotoar dan Perluasan Jalan  

Sebelum simulasi dimulai, Prof AA didampingi Wakil Ketua DP, Agung Dharmajaya memberi sambutannya, apa yang Prof sampaikan masih tentang etika pers dan bagaimana pers Indonesia harus mengikuti perkembangan teknologi informasi yang mengglobal saat ini.

”Ini hanya soal tetap menjaga etika jika tidak ingin terjerat hukum, apalagi begitu banyak aturan UU yang tidak pro terhadap kemerdekaan pers,” begitu nasehatnya Jumat pagi itu.

Insany sempat mengambil foto saat Prof AA memberi sambutan dan nasehat tersebut, ia tak menyangka itulah nasehat terakhir yang akan ia dengar dari mulut sang kanda prof.

Untuk kebutuhan dokumentasi  DP seluruh peserta, anggota DP dan  staf DP berfoto bersama.  usai berfoto, Insany menghampiri Prof AA dan saat itulah ia berbisik, ” Kanda Prof bolehkah berfoto bersama saya. ”

Prof AA tertawa, kamu HMI bisiknya, Insany hanya mengangguk. Bapak karismatik itu tersenyum dan langsung berpose diikuti mantan Ketua DP Stanley Adi Prsetyo di belakang.

Pria yang baru berusia 77 tahun 4 Maret lalu itu tersenyum manis sekali di foto itu. Insany tertawa lebar melihat foto yang manis tersebut.

”Makasih ya prof sehat terus ya, masih banyak tugas DP ke depan,” kata Insany.

” Iya ini balik dari Bali langsung Malaysia, ada acara lagi di sana,” jawab beliau.

Insany lantas melanjutkan acara di sessi simulasi peradilan semu.

Hari Jumat yang singkat itu terakhir ia bertemu mantan wartawan majalah Panji Masyarakat itu saat masih menjadi aktifis HMI tahun 1979 hingga 1985.

Pelaksanaan penyegaran ahli pers berjalan lancar dan peserta dengan ilmu dan pengalaman baru termasuk pertemuan yang berkesan dengan sosok sederhana yang  memiliki begitu banyak gelar dan jabatan  akademis dan kerap disebut sebagai cendikiawan muslim yang kritis berakhir.

Setidaknya masyarakat pers Indonesia beruntung Dewan Pers saat ini dipimpin sosok yang mumpuni secara cendikia dan bijaksana, begitu pikir Insany.

Dua minggu setelah pertemuan itu, hari Jumat (16/09/22)  Insany dikagetkan dengan informasi saat membuka smart phone, di WhatsApp grup ahli pers se-Indonesia termasuk para mantan anggota DP dan para anggota saat ini, sebuah pertanyaan muncul sekitar pukul 12 siang,  infonya Prof AA sakit sesak nafas dalam penerbangan menuju Kuala Lumpur.

BACA JUGA :  FOTO : Sopir Mobil Pick Up di Ambon Kibarkan Bendera Merah Putih Raksasa

Sebuah informasi lainnya muncul, bahwa Prof AA terkena Covid-19 dan masuk ruang inkubasi.

Hendrayana salah satu ahli pers yang juga pengacara hukum pers  menjelaskan jadwal Prof AA yang sangat padat, sepulang dari Bali masih melakukan roadshow ke  Sumatera Barat, yakni ke Bukit Tinggi, Tanah datar dan Padang.

”Kebetulan saya diberi kesempatan bergilir mendampingi beliau,”jelas Hendrayana di WAG tersebut.

Doa-doa atas kesehatan beliau bergantian disampaikan di WAG tersebut.

Abdi Purnomo ahli pers asal Malang juga memposting sebuah berita dari Malaysia bahwa Prof AA dilarikan ke Rumah Sakit Serdang  di Selangor begitu mendarat di KL airport karena dilaporkan sesak nafas berat.

Sontak seluruh anggota grup mendoakan dan mencari tahu kebenaran berita itu.

Minggu siang (18/09/22) kabar duka itu tiba-tiba hadir di WAG lagi, Prof AA dikabarkan meninggal dunia.

Insany lantas berupaya mengecek kembali info tersebut ke beberapa pihak sebelum menerima kabar valid bahwa Prof telah berpulang.

Insany lantas memposting foto bertiga Bali sebagai testimoni dan penghormatan terakhir atas kesan pertemuan itu. Postingan Facebook itu langsung direspon Stanley Adi Prasetyo.

“Innalillahi Wainnailahi rajiun, Semoga husnul khatimah, saya kenal lama beliau dan sempat sama-sama di Pokja Reformasi Polri pada 2002-2006. Kami berjanji untuk lebih sering bertemu dan membicarakan pers Indonesia. Sayang tak sempat terealisasi, ” sesal Stanley.

Memang rasanya tak mungkin beliau telah berpulang secepat itu, baru sekitar dua minggu berpisah di Bali dengan wajah yang masih sumringah, ceria meski terlihat lelah, Prof AA masih sangat antusias berdiskusi tentang etika pers dan mereka yang kerap merusaknya.

Selasa (20/09/22) pagi, Prof AA dimakamkan di Taman Makam Pahlawan, Kalibata, Jakarta. Diiringi tembakan salvo sebagai penghormatan terakhir saat jenazah cendikiawan bijaksana itu dimasukkan ke liang lahat.

Menteri koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI, Muhajir Effendy memimpin upacara pemakaman yang digelar secara militer tersebut.

Selain Kapolri Listyo Sigit Prabowo, Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang juga mantan Pimpinan KAHMI  itu juga sempat menjemput jenazah di bandara Soekarno Hatta. hadir dalam prosesi pemakaman itu.

Selamat jalan kanda prof, selamat pulang keharibaan sang penciptamu, semoga Allah SWT menerima semua amal ibadahmu. Indonesia kehilangan salah satu intelektual berkelas dunia.

Redaksi dan Manajemen Terasmaluku.com dan Ambonkita.com menyampaikan duka atas berpulangnya Prof. Azyumardi Azra, Ketua Dewan Pers. Semoga Husnul Khatimah. Alfatihah. (insany)

No More Posts Available.

No more pages to load.