Akhirnya Buka Suara Soal Peristiwa Keracunan Massal, CV Fildzah Jaya Siap Mundur Jika Terbukti Bersalah

oleh

TERASMALUKU.COM,-AMBON-CV. Fildzah Jaya, pihak ketiga penyedia katering makan minum untuk siswa dan guru SMA Negeri Siwalima Ambon siap tanggung resiko jika terbukti makanan yang mereka sajikan jadi faktor penyebab peristiwa keracunan massal pekan kemarin di sekolah tersebut.

Ini disampaikan Penanggungjawab Katering CV Fildzah Jaya di SMA Negeri Siwalima Ambon, Harianti Walang kepada wartawan di Ambon, Senin (21/11/2022).

Penanggungjawab Katering CV. Fildzah Jaya untuk SMA Negeri Siwalima Ambon, Harianti Walang (46) saat berikan keterangan pers di Ambon, Senin (21/11/2022). Foto : Terasmaluku.com

“Saya (CV) akan mundur, biar pun saya sudah pegang tiga tahun tapi kalau kesalahan fatal begini tetap kita harus mundur, kalau salah, itu kelalaian, tapi kalau mau berbuat salah itu nggak mungkin. Saya juga pengen semua sehat, karena dia (siswa) makan saya juga makan, kalau memang saya salah, iya saya minta maaf,”ucapnya menjawab saat ditanyai siapkah mundur jika terbukti salah.

Terkait kejadian siswa SMA Siwalima keracunan massal pekan kemarin, dia juga mengetahui kejadian tersebut setelah dihubungi Kepala Sekolah Jumat pagi yang sekitar pukul 08.00 WIT yang memberitahukan ada siswa yang muntah di ruang makan dan diikuti juga siswa lainnya.

Kata dia, makanan yang disajikan CV ini dimasak langsung di sekolah, bukan dimasak di luar sekolah. Bahan-bahannya juga dibeli di pasar dan dibawa ke sekolah ketika proses memasak akan dilakukan dan itu pun sesuai porsi untuk sekali masak, tidak pernah disimpan berhari-hari.

Sekali masak diperuntukan bagi 430 siswa dan 20 guru.

Diakuinya, nilai kontrak paket tender makan minum untuk siswa-Guru SMA Negeri Silwalima Ambon yang dimenangkan CV Fildzah Jaya untuk tahun 2022 ini senilai Rp. 3,8 Miliar.

“Kita masak di sekolah, sajikan di sekolah, orang kerja saya itu tinggal di sekolah, semua di sekolah, kalau masalah steril, pihak sekolah bisa lihat makanan ini steril atau nggak, karena saya pegang ini sudah tiga tahun,”ungkapnya.

BACA JUGA :  Disparbud Ambon Menggelar Pelatihan Tata Kelola Destinasi Wisata

Maka dari itu, dia mengaku belum bisa memastikan, makanan mana yang jadi penyebab peristiwa yang menimpa puluhan siswa itu.

Apalagi, kata Harianti, saat meninjau langsung para siswa yang ketika itu sedang dirawat akibat diduga keracunan makanan, dia peroleh informasi dari para siswa, sehari sebelumnya, Kamis, saat ikuti kegiatan di sekolah, mereka terlambat makan siang, karena kegiatan berlangsung hingga pukul 14.00 WIT, sementara CV sudah siapkan makanan untuk disantap pukul 13.00 WIT.

Menu makan siang yang disajikan CV di hari Kamis itu nasi, sayur bayam dan ikan goreng, sementara makan pagi nasi goreng dan malamnya CV sajikan sup kacang hijau plus wortel dan telur dadar.

Dan berdasarkan informasi yang diperolehnya dari siswa-siswa juga, ungkap Harianti, saat kegiatan di hari Kamis itu, selain makanan yang disajikan CV, ada juga snack dari luar sekolah (bukan disediakan CV) yang dikonsumsi para siswa, disamping juga informasi kalau siswa jajan di kantin luar sekolah.

“Itu menurut informasi anak-anak yang dalam sekolah, mereka bilang bukan makanan di dapur katering (disediakan CV Fildzah Jaya) saja, tapi ada mereka makan dari tempat lain,”jelasnya.

Sementara Jumat pagi, menu yang disajikan CV yaitu nasi, sambal goreng tempe, acar ketimun campur wortel dan kerupuk.

Harianti lantas pertanyakan, jika memang makanan yang disajikan CV saat makan siang Kamis jadi faktor penyebabnya, minimal tak hanya siswa saja yang alami peristiwa itu, tapi para guru juga, karena makan siang yang disajikan CV termasuk untuk 20 guru juga, bukan hanya 70 siswa saja.

“Minimal kan begitu, kalau cuman murid saja sedangkan ini makan yang sama, minum yang sama, di satu tempat yang sama, minimal di dapur saya juga pasti ada orang kena juga, karena ada orang kerja saya yang punya anak kecil itu tinggal di sekolah, pasti dia jua dapat karena dia makan disitu,”ujarnya.

BACA JUGA :  Dua Sepeda Motor Tabrakan di Jalan Pantai Rolex Bula, Gadis 17 Tahun Tewas

Makanya itu dia meminta agar ditanyakan juga ke para siswa, selainmakan makanan yang sediakan CV, makanan dari luar apa yang mereka santap juga.

“Saya juga pengen tahu, kebenarannya yang mana, kalau (memang) dari dapur saya, minta maaf, barang kali saya lalai, tapi kalau selama ini bahan (makanan) tidak pernah disimpan, sekali masak habis,”bebernya.

Dan atas persoalan ini, kembali ditegaskannya, hasil uji lab atas spesimen sampel makanan akan jadi acuannya. “Saya tergantung dari hasil (uji) Lab, kalau memang harus mundur ya mundur. Tapi sebelumnya saya minta maaf, minta maaf minta maaf, karena saya juga nggak mau kayak gini kan,”tegasnya.

Bahkan, pihak CV kata Harianti siap menanggung biaya pengobatan.

“Kalau dari pihak ketiga kayak kita, kita mau tanggulangi, tapi dari rumah sakit kebanyakan anak (siswa) punya BPJS (kesehatan), tapai kalau dengan orang tua bilang saya (CV) harus tanggungjawab, ok, kita siap tanggungjawab, karena inikan kita juga nggak tau kalau musibah kita nggak pernah tau, jadi kalau masalah tanggungjawab, kita tanggungjawab,”tandasnya.

Penulis : Ruzady Adjіѕ

BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

No More Posts Available.

No more pages to load.