TERASMALUKU.COM,AMBON, – Kejadian tak menyenangkan terjadi di Festival Tunas Bahasa Ibu Provinsi Maluku 2022 yang digelar oleh Kantor Bahasa Maluku di Lapangan Merdeka Ambon, Sabtu (3/12/2022) malam.
Seorang anggota polisi naik ke panggung dan menghentikan acara. Itu terjadi saat penampil Ebeng Acom Talamburang membawakan lagu andalannya Bunga Layu.
BACA JUGA : Acara Melebihi izin Waktu dan Permintaan Maaf Panitia FTBI 2022
Saat hendak berpindah ke lagu selanjutnya, pembawa acara tiba-tiba muncul dari belakang panggung menghampiri Ebeng. Dia lantas meminta Ebeng untuk mengakhiri penampilan dan tidak melanjutkan ke lagu berikut.
BACA JUGA : Cegah Kepunahan, Kantor Bahasa Revitalisasi Tiga Bahasa Daerah di Maluku
BACA JUGA: Putra Buru Bantah Peneliti Sebut Ada Bahasa Yang Punah di Pulau Buru
Lautan penonton di Lapangan Merdeka Ambon seketika terhenyak. Mereka yang tadinya ikut bernyanyi menikmati lagu dari salah satu penampil utama itu bingung dan terdiam.
Ebeng yang tampak kaget dan bingung lantas menepi. Tak lama disusul dengan seorang polisi ikut naik dan meminta acara berhenti.
Seketika penonton menyoraki polisi beserta pembawa acara. Mereka meminta maaf lalu meminta untuk mengakhiri acara. Alasanya, persoalan izin keramaian yang katanya hanya sampai Pukul 23.00 WIT. Sementara waktu kejadian menunjukkan pukul 23.39 WIT.
Padahal masih ada satu lagi penampil utama yang dinanti penonton. Yakni Justy Alrdin dan Toton Caribo.
Suasana menjadi sangat aneh, penonton seakan tidak percaya kejadian itu nyata atau hanya ‘prank’. Tak sedikit yang berteriak memanggil nama penyanyi idola mereka.
Ada juga yang meneriaki anggota polisi atas kejadian tersebut. Meski begitu kerumunan penonton tidak buyar. Mereka masih tetap berdiri menanti.
Pada pukul 23.50 WIT, Justy Aldrin dan Toton Karibo menyusul ke panggung. ‘Kecewa’ satu kata yang keluar dari mulut Justy. Atas negosiasi alot, mereka lantas hanya diberikan izin membawakan hanya satu lagu, Angin untuk menghibur penonton yang rela menanti berjam-jam.
Usai itu Ebeng, Justy dan Toton lantas berpelukan sambil mengucapkan maaf dan Amato kepada penonton dan berlalu ke belakang panggung.
“Kita tidak tau bagaimana lagi kita menyuarakan isi hati. Sedangkan kita melakukan karya dengan bahasa Maluku. Tapi jujur dari dalam hati sangat kecewa,” ungkap Justy Aldryn kecewa saat diwawancarai di blekang panggung.
Dia menyayangkan kejadian Sabtu malam itu, apalagi Justy telah ada di lokasi sejak awal dan memastikan tidak ada keterlambatan.
“Dengan kejadian ini pemkot bisa mata tabuka lah terkait izin-izin. Maksudnya Ambon kan kota musik apakah selama ini harus berjalan bagini-bagini terus (mengyudahi penampil di atas panggung),” imbuh Ebeng Acom Tamlamburang.
Kekecewaan itu tak putus di situ. Ketiga penampil itu juga mengunggah postingan Instagram yang berisi kekecewaan dan mempertanyakan citra Ambon sebagai kota musik.
Ratusan komentar mampir di unggahan mereka. Isinya tentang luapan emosi kemarahan. @_Indahsari, penonton juga penggemar Ebeng Acom kepada Terasmaluku mengaku kcewa berat. “Paleng kecewa demi Allah. Katong tunggu lama. Kasiang orang datang dari jauh-jauh, Jazirah Leihitu harus pulang jalan kaki,” tulisnya.
Ada pula @Mhia_meonk “Katong samua menunggu dari jam berapa coba, orang Dari kampong yang jauh datang untuk liat pulang deng emosi. Emang sih ini acara gratis masa iya samua cuma satu lagu. panitia bikin hati ancor,”
Tak sedikit pula yang berspekulasi mengaitkannya dengan pawai piala dunia. Hingga rundown acara panitia yang tidak bisa mengatur waktu penampil.
Penulis : Priska Birahy
BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS