TERSMALUKU.COM,-AMBON-Sejumlah orang sudah diperiksa pihak kepolisian atas peristiwa ikan di perairan sekitar Pelabuhan Namlea, Kabupaten Buru mati mendadak beberapa hari lalu. Apalagi menurut pendapat ahli kimia dan lingkungan, diduga Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) jenis Sianida jadi penyebabnya.
BACA JUGA : Ikan di Perairan Namlea Mendadak Mati Usai Kontainer Jatuh ke Laut, Uji Lab Dilakukan
“Intinya sudah ada beberapa orang yang diperiksa, perkembangannya seperti apa nanti akan disampaikan lebih lanjut,”ungkap Kasi Subsi Penmas Polres Pulau Buru, Aipda M.Y.S Jamaludin dikonfirmasi Jumat (31/3/2023) via seluler.
Hanya saja, diakuinya, pihak kepolisian belum bisa mengambel sampel dari kontainer karena diduga isinya Sianida dan dibutuhkan Alat Pelindung Diri (APD) sebagaimana pendapat dari ahli.
“Belum, belum buka, karena kemarin mau buka, tapi ketemu ahli lingkungan, disarankan karena ada indikasi bahan kimia, jangan sampai buka begini tidak safety dan yang buka itu kena, jadi itu (persoalan) keamanan saja, pelindung diri APD-nya saja belum ada, karena harus pakai pelindung diri,”jawabnya.
Dipastikan, dalam waktu dekat polisi akan membuka karung dalam kontainer itu untuk diambil sampelnya.
“Secepatnya. Setelah dibuka baru diambil sampel,”terangnya.
Menyinggung hasil uji sampel ikan maupun air yang telah diambil dari lokasi kejadian, kata dia belum diketahui hasilnya.
Pendapat Ahli
Sementara dalam keterangannya saat tinjau lokasi kejadian di Pelabuhan Namlea, Kamis (30/3/2023), ahli kimia dan lingkungan dari Fakultas MIPA Universitas Pattimura Ambon, Prof. Dr. Yusthinus Thobias Male, S.Si, M.Si mengatakan dugaan awal, B3 jenis sianida jadi penyebab ikan di perairan sekitar pelabuhan Namlea mati tiba-tiba.

Itu jika dilihat dari ciri-cirinya yaitu ada kejadian ikan mati mendadak, dan dua hari berselang PH air sudah kembali normal. Dan itu merupakan ciri-ciri dari Sianida, efeknya cepat hilang.
Apalagi ditilik dari indikasi ikan mati mendadak seperti itu karena sulit bernafas akibat terkontaminasi zat berbahaya dan itu ditunjukan oleh warna insang dan warna kulit ikan yang memudar.
Dan ciri-ciri tersebut bukan disebabkan oleh kapur. Sebab kalau kapur itu cepat dinetralisir apalagi ini berbicara tentang lautan.
“(diduga) Sianida, untuk sementara, ciri-cirinya seperti itu,”terangnya.
Namun untuk membuktikannya kata lelaki yang tahun lalu dikukuhkan sebagai guru besar bidang Kimia Anorganik Fakultas Mipa Unpatti Ambon ini, perlu analisis laboratorium.
Hanya saja lanjut dia, untuk bisa ambil sampel dari dalam kontainer diduga berisi sianida itu, perlu APD.
“Tapi kalau betul itu sianida, itu resikonya sangat besar jika kita tidak dilengkapi dengan alat pelindung diri (APD) yang cukup untuk masuk ke dalam kontainer,”tandasnya.
Penulis : Ruzady Adjіѕ
**) Ikuti berita terbaru Terasmaluku.com di Google News klik link ini dan jangan lupa Follow