TERASMALUKU.COM,-AMBON-Pemerintah hingga kini masih terus mendorong penggunaan Energi Baru Terbarukan (EBT). Ini dilakukan untuk mengurangi dampak pemanasan global akibat efek rumah kaca. Misalnya saja melalui gerakan sejuta Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap untuk gedung pemerintahan, rumah tangga, hingga industri.
Langkah gerakan PLTS Atap dianggap sebagai salah satu strategi masif yang harapannya dapat mendorong target 23% bauran EBT. Pemerintah pada Tahun 2022 telah memberikan insentif menarik bagi masyarakat yang ingin memasang PLTS Atap.
Kerjasama pemerintah dengan United Nation Development Programmer (UNDP) Indonesia melalui proyek Market Transformation for Renewable Energy and Energy Efficiency Through Design and Implementation of Appropriate Mitigation Action in Energy Sector (MTRE3) melaksanakan program hibah Sustainable Energy Fund (SEF) untuk insentif PLTS Atap.
Di Provinsi Maluku, program PLTS Atap sudah mulai digaungkan sejak tahun 2020. Kementerian ESDM melalui Ditjen EBTKE telah memasang PLTS Atap pada 6 gedung instansi pemerintah. Diantaranya dinas ESDM, Perikanan dan Kelautan, Kesehatan, BPSDM Provinsi, Kehutanan, serta Pariwisata.
Tahun ini, Maluku juga mendapatkan jatah 2 lokasi yang akan dipasang PLTS Atap oleh Kementerian ESDM. Yaitu pada Dinas Perhubungan dan Dinas Pendidikan Provinsi Maluku.
New Zealand-Maluku Access to Renewable Energy Support (NZMATES) saat ini juga telah membangun satu laboratorium mini grid di Universitas Pattimura Ambon.
Program Manager NZMATES, Safitri Y. Baharudin, saat kegiatan sosialisasi PLTS Atap di Ambon, Selasa (6/6/2023), menjelaskan, program NZMATES sebagaimana tujuan programnya yaitu mendukung penyerapan energi yang terjangkau, andal, dan terbarukan di Provinsi Maluku.
Menurutnya, sejak tahun 2018, NZMATES bersama Bappeda provinsi Maluku, dinas ESDM, PLN Unit Induk Wilayah Maluku dan Maluku Utara, serta institusi pendidikan di Provinsi Maluku, telah menyelenggarakan berbagai kegiatan.
Kegiatan yang dilaksanakan bertujuan untuk memperkuat kapasitas di bidang energi terbarukan; penyusunan rencana umum energi daerah provinsi Maluku; studi kelayakan PLTS; panduan manajemen aset dan dekomisioning PLTS; serta berbagai kegiatan lainnya.
“Kami mendukung program PLTS Atap yang dilaksanakan oleh Ditjen EBTKE Kementerian ESDM,” kata Safitri.
Menurutnya, kolaborasi dan koordinasi antara NZMATES, dinas ESDM Maluku dan Ditjen EBTKE senantiasa dilakukan untuk memastikan program berjalan dan dimanfaatkan dengan baik.
“NZMATES juga berkomitmen dan terbuka untuk berkolaborasi bukan hanya dengan para mitranya namun juga dengan pihak-pihak yang ingin bersinergi untuk mendukung pengembangan energi terbarukan di Maluku,” jelasnya.
Safitri mengungkapkan, Indonesia memiliki target penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sebesar 32% – 41% pada tahun 2030. Kesungguhan dan keseriusan pemerintah dalam mempercepat pemanfaatan EBT ditempuh melalui transisi energi yang berkeadilan untuk mencapai Net Zero Emission (NZE) pada 2060 atau lebih cepat.
“Salah satu upaya yang dilakukan adalah melalui program pengembangan PLTS Atap secara masif baik pada sektor rumah tangga, pariwisata, kesehatan, sektor industri maupun bangunan komersial dan sosial,” jelasnya.
Sementara itu Kepala Dinas ESDM Provinsi Maluku, DR. Abdul Haris, dalam sambutannya yang dibacakan Pelaksana Harian, Said Latupono mengatakan, program NZMATES ini merupakan salah satu mitra kerjasama pemerintah provinsi Maluku untuk mendukung penyerapan energi terbarukan yang handal dan terjangkau di Maluku.
Di Maluku sendiri, program PLTS Atap sudah mulai digalakkan sejak tahun 2020 melalui Dirjen EBTKE, Kementerian ESDM. Di mana pada itu telah terpasang PLTS Atap dengan total daya sebesar 190 KWp yang tersebar pada 6 gedung milik pemerintah provinsi Maluku.
“Kemudian di Tahun 2022 terpasang juga di dua gedung dengan total daya 50 KWp selain yang dibangun oleh Kementerian ESDM program NZMATES juga telah membangun satu unit laboratorium PLTS atap di Universitas Pattimura,” ungkapnya.
Dampak dari pemanfaatan PLTS Atap, kata dia, sangat membantu sekali terutama pada tagihan bulanan listrik PLN. Hasil evaluasi di dinas ESDM provinsi Maluku, penghematannya sekitar separuh dari pemakaian sebelum menggunakan PLTS Atap.
Dengan pemasangan PLTS Atap, lanjut dia, juga dapat berkontribusi dalam pemanfaatan dan pengelolaan energi modern, yaitu sumber daya energi terbarukan yang tidak akan pernah habis.
Mengingat sumber daya energi fosil (konvensional = minyak bumi) Indonesia diperkirakan akan habis pada 10 – 15 tahun ke depan, maka untuk beralih ke energi modern menjadi langkah strategis dalam ketahanan energi saat ini.
Di sisi lain, pemanfaatan PLTS Atap juga mengurangi dampak perubahan iklim. Berbeda dengan energi fosil, pemanfaatan PLTS tidak menyumbang gas rumah kaca yang dapat meningkatkan suhu permukaan bumi. “Secara tidak langsung kita berkontribusi untuk mengurangi dampak perubahan iklim,” jelasnya.
Dengan adanya kegiatan sosialisasi ini diharapkan akan tersampaikan informasi mengenai program PLTS Atap yang sedang digalakkan oleh pemerintah.
“Sekaligus dapat membangun kemitraan dengan pihak swasta serta pihak eksternal lainnya untuk bersama-sama di dalam melakukan kampanye program energi terbarukan atau energi bersih,” pungkasnya.
Penulis : Husen Toisuta
**) Ikuti berita terbaru Terasmaluku.com di Google News klik link ini dan jangan lupa Follow