Cerita Dari Dusun Penghasil Daun Salam di Kota Ambon

oleh
Wa Ima, perempuan 60 tahun ini baru saja memetik daun salam dari hutan di sekitar rumahnya di Dusun Batu Pagar Desa Rumah Tiga, Kecamatan Teluk Ambon Kota Ambon.

TERASMALUKU.COM,AMBON,-Daun salam jadi salah satu bumbu dapur yang umum digunakan. Namun tahukah anda jika Kota Ambon punya daerah penghasil daun salam terbaik dan jadi salah satu penyuplai daun salam di Pasar Mardika.

Di ruang tamu, Wa Ima melepaskan helai demi helai tumpukan daun salam. Sebagian besar masih ada rantingnya. Perempuan 60 tahun itu baru saja memetik dari hutan di sekitar rumahnya di Dusun Batu Pagar Desa Rumah Tiga, Kecamatan Teluk Ambon Kota Ambon.

Setiap dua hari sekali, dia menyusuri hutan mencari helai daun yang siap petik. Lokasinya persisi di depan rumah Ima. Areal hutan yang luas dan hanya diisi tak lebih dari 100 rumah. Di sana daun salam tumbuh subur.

Setelah dipetik, helai daun dilepas, lalu ditusuk dengan kulit bambu dan dirangkai membentuk bola sebelum dijual ke Pasar Mardika, Kota Ambon.

Proses daun salam sangat cepat. Dan tidak perlu dijemur di bawah terik matahari. Cukup dibiarkan sampai layu sekitar dua hingga tiga hari, dan siap dijual.

“Dua tiga hari lai sudah layu jadi beta bisa jual ke pasar buat anak-anak uang sekolah dan makan,” tutur ibu tiga anak itu, Selasa (19/9/2023).

Menjadi pemetik daun salam di usia senja bukan hal berat. Namun dia harus bekerja demi biaya sekolah anak-anaknya.

Pada 1993 dia kali pertama datang dari Sulawesi dan tinggal bersama suami di dusun itu. Dulunya area bukti di Rumah Tiga merupakan hutan.

Lama kelamaan beberapa saudara dan kerabatnya pun turut tingal di sana dan mulai mengusahakan bertanam daun salam.

“Beta suami tanam bibitnya itu lalu tambah lama jadi banyak kayak sekarang. Beta kan suami kerja di kapal dari pada beta sendiri di rumah mending beta kerja,”ceritanya dengan senyum di bibir.

BACA JUGA :  Penjabat Bupati Malteng Serahkan Paket Bantuan ke Warga di Kecamatan Leihitu

Satu ikatan daun terdiri dari 40 bola. Biasanya dia mampu membuat hingga lima ikatan.

“Kalau hari ini beta petik lusa bisa jual sampai lima ikatan. Beta jual ke pasar itu dapat Rp 200.000 lumayan buat anak ongkos, beli ikan sayur,” katanya dengan ringan.

Pendapatan harian ini dia syukuri meski jumlahnya tak banyak. Kata Ima, asal anak bisa pergi sekolah dan belanja bahan dapur itu sudah cukup.

Ima dan beberapa warga di situ sudah menjadikan daun salam sebagai sumber pendapatan. Meski saat ini tersisa Ima sendiri yang produktif setiap hari.

Daun salam dari Batu Pagar merupakan salah satu yang terbaik dan jadi daerah penghasil di Kota Ambon. Ada juga daun salam dari Kebun Cengkeh dan Gunung Malintang, namun tidak sebanyak di Batu Pagar.

Jika ada banyak pesanan, Ima dibantu ibu-ibu lain memetik daun. Pernah sekali waktu ada pesanan 50 ikat daun salam untuk dibawa ke Papua.

Untuk bisa sampai di sana, hanya dapat ditempuh dengan kendaraan bermotor. Areal jalan setapak cukup licin bagi yang belum terbiasa.

Mata kita bakal disuguhkan pemandangan Kota Ambon dari atas ketinggian yang memukau. Kiri kanan pepohonan hijau serta rumput dan langit biru adalah bonus di perjalanan.

Editor : Redaksi

**) Ikuti berita terbaru Terasmaluku.com di Google News klik link ini dan jangan lupa Follow

No More Posts Available.

No more pages to load.