TERASMALUKU.COM,-AMBON-PT PLN (Persero) kembali mengoperasikan pembangkit terapung bernama Barge Mounted Power Plant (BMPP) Nusantara-1 Ambon berlokasi di Pelabuhan Waai Kecamatan Salahutu Kabupaten Maluku Tengah, Pulau Ambon, Selasa (30/12024).
Pengoperasian kembali BMPP Nusantara 1 secara resmi ditandai dengan singkronisasi jaringan dari BMPP Nusantara ke sistem Ambon.
Peresmian pengoperasian BMPP disaksikan Dirut PLN Darmawan Prasodjo secara daring. Sementara Deputi I Kepala Staf Kepresiden (KSP) RI, Febry Calvin Tetelepa (FCT), Direktur Utama PT PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra, General Manager PT PLN Unit Induk Wilayah (UIW) Maluku Maluku Utara, Awal Tuhuloula serta unsur Forkopimda Maluku menghadiri langsung peresmian pengoperasian BMPP di Pelabuhan Waai.
BMPP Nusantara 1 Ambon ini adalah pembangkit listrik terapung pertama buatan Indonesia yang beroperasi untuk memasok kebutuhan listrik di wilayah Pulau Ambon.
Pembangkit terapung berkapasitas 60 megawatt (MW) ini sudah dioperasikan PLN sejak April 2022 silam. Namun pada Mei 2022, pembangkit listrik terapung itu dihantam gelombang tinggi dan cuaca ekstrim. Akibatnya kabel penghubung dari BMPP Nusantara 1 ke sistem kelistrikan Ambon putus.
BMPP Nusantara 1 sejak Mei 2022 terpaksa dievakuasi dari Pelabuhan Waai ke Pelabuhan Tulehu Pulau Ambon. PLN kemudian membangun jetty BMPP di Waai dan perbaikan sistem jaringan lainnya.
Setelah rampung, BMPP Nusantara kemudian ditarik dari Pelabuhan Tulehu ke Pelabuhan Waai untuk singkronisasi ke sistem jaringan Ambon.
“Selama setahun lebih kita berjuang untuk perbaikan BMPP Nusantara 1, dan hari ini kita berhasil melakukan singkronisasi jaringan ke sistem Ambon. Dengan pengoperasian BMPP Nusantara 1 ini maka sistem kelistrikan di Pulau Ambon makin handal,” kata Awat.
Direktur Utama PT PLN (Persero), Darmawan Prasodjo mengatakan, dengan adanya sinkronisasi BMPP Nusantara 1 ini merupakan wujud nyata komitmen PLN untuk melistriki Ambon, Maluku.
Ia mengakui, Maluku memiliki potensi yang luar biasa dari berbagai sektor. Sektor-sektor inilah yang perlu dikuatkan dengan akses energi listrik, agar bisa digunakan untuk pengembangan perekonomian masyarakat.
“Sehingga di sini yang kita perjuangkan adalah bagaimana masyarakat di Maluku bisa menikmati akses kelistrikan sebagai hak dasar untuk bisa membangun wilayahnya. Dan ini bukan hanya jangka pendek, tetapi juga jangka panjang,” ujar Darmawan.
Lanjutnya, tak bisa dipungkiri, kehadiran listrik di Maluku turut mendongkrak adanya pertumbuhan ekonomi.
“Kita melihat bahwa pertumbuhan beban kelistrikan di Maluku banyak bermunculan, bahkan di luar dari yang direncanakan. Karena banyak industri, sentra ekonomi baru, yang betul-betul memberikan manfaat bagi masyarakat. Bagaimana ekonomi tumbuh 5,5 persen, tapi di Maluku tumbuhnya hampir mendekati 6 persen. Artinya, Maluku punya kekuatan luar biasa,” sambungnya.
Sementara itu, Deputi I KSP RI, Febry Calvin Tetelepta (FCT) mengatakan, dengan pengoperasian BMPP Nusantara 1 Ambon ini, suplai energi listrik di Pulau Ambon makin handal.
Bahkan kata FCT, Pulau Ambon kelebihan pasokan listrik sekitar 47 MW dengan posisi beban tertinggi. Energi listrik tersedia untuk kegiatan ekonomi dan memicu pertumbungan ekonomi yang baru lagi.
“Dengan pengoperasian kembali BMPP Nusantara 1, Ambon kelebihan pasokan (oversupply) listrik sekitar 47 MG dengan beban tertinggi, semua orang, kantor-kantor, hotel-hotel dan rumah-rumah pakai AC, kita oversupplay 47 MW. Itu berarti ada energi listrik yang tersedia untuk cold storage, untuk pertumbungan ekonomi yang baru lagi,” kata FCT.
FCT berharap industri dan investor bisa masuk ke Maluku khususnya Pulau Ambon. Investor tidak perlu ragu lagi, karena suplai energi listrik semakin baik khususnya untuk para nelayan, kebutuhan cold storage maupun pusat-pusat ekonomi yang baru lainnya.
FCT, Deputi I KSP yang membidangi energi, infrastruktur, investasi, pertambangan, transportasi dan lingkungan ini selama ini berjuang agar BMPP Nusantara 1 cepat rampung pekerjaan agar dikembalikan ke Pelabuhan Waai untuk melistriki Pulau Ambon lagi.
FCT mengakui belasan kali rapat dengan Dirut PLN dan jajarannya serta pihak terkait untuk menuntaskan BMPP. Bahkan FCT menentang BMPP Nusantara 1 hendak dialihkan ke Konawe, Sulawesi Tenggara.
Wilayah Pulau Ambon saat ini memiliki kebutuhan listrik sebesar 63,6 MW. Kebutuhan listrik tersebut dipasok dari sejumlah pembangkit seperti PLTD Poka, PLTD Hative Kecil, PLTD Wika Hative Kecil.
Dengan perpindahan BMPP kapasitas 60 MW ke Waai, dipastikan pasokan kebutuhan listrik ke Pulau Ambon aman. Belum lagi pasokan listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Ambon Peaker berkapasitas 30 MW yang berlokasi di Negeri Waai tak jauh dari BMPP. Apalagi bila Ambon Peaker berkapasitas 50 MW dibagun lagi di Waai.
Editor : Hamdi
**) Ikuti berita terbaru Terasmaluku.com di Google News klik link ini dan jangan lupa Follow