TERASMALUKU.COM,-AMBON– Febry Calvin Tetelepta, bakal calon Gubernur Maluku, mengajak diskusi kaum milenial pada peringatan hari Pattimura yang ke 207 tahun. Mereka berbincang terkait Maluku ke depan.
Para milenial yang diajak berdialog di salah satu caffee di Kota Ambon, Rabu (15/5/2024), yaitu perwakilan OKP di Maluku, Jurnalis, Praktisi Hukum dan Mahasiswa dari sejumlah Universitas di Ambon, seperti Unpatti, UKIM, Unidar dan IAIN.
Deputi I Kantor Staf Presiden RI ini menyampaikan beberapa poin penting yang menjadi perhatiannya untuk membangun Maluku.
Ekonomi Maluku diakui ada kemajuan, tetapi mengalami keterlambatan untuk 5 tahun terakhir, bila banding tahun sebelumnya. Ini terlihat sejak tahun 2013 – 2017.
Kondisi pertumbuhan ekonomi Maluku sejak tahun 2023, sebesar 5,21 persen di atas nasional (5,05 persen), tetapi kemajuan itu mengalami keterlambatan dibanding kondisi sebelum covid yang berada di posisi 5,41 persen. Bahkan, di tahun 2020 di posisi 5,39 persen. Artinya kondisi ekonomi Maluku belum sepenuhnya pulih.
“Dibandingkan dengan Maluku Utara, itu 20,49 persen. Dan itu jauh sekali lompatannya, dan tentu itu indikatornya berbeda. Tetapi pertanyaannya adalah kenapa Maluku Utara bisa, Maluku tidak, sementara kita juga punya banyak potensi, gas, ikan, kandungan emas di Buru dan tembaga di Wetar dan lainya. Yang mana mestinya potensi ini bisa memenuhi ekonomi kita di Maluku,” jelasnya.
Kondisi tersebut juga menyebabkan IPM rendah, sehingga kualitas kehidupan pun menjadi rendah. Artinya ada kesenjangan yang sangat lebar antara satu daerah dengan daerah lain, seperti di Ambon, Maluku Barat Daya, Kepulauan Tanimbar, Seram Bagian Timur, Kepulauan Aru, dan Buru Selatan. Lima daerah ini memiliki IPM yang cukup rendah.
“Selain itu, kita melihat fakta pemerintahan lima tahun kemarin, 1-2 anak di Maluku, masih mengalami stunting, dan itu berpengaruh terhadap masa depan Maluku tentunya, malah kita berada pada posisi 28 persen dan itu sangat tinggi. Itu asumsinya bahwa lima tahun ini upaya yang dilakukan, nihil,” ungkapnya.
Maluku, lanjut FCT sapaan singkat Febry Calvin Tetelepta ini, memiliki potensi sumber daya alam, ikan, sayur yang baik. Akan tetapi justru anak-anak di Maluku mengalami kondisi stunting. Bahkan, ada masyarakat di satu daerah di Aru, yang mereka justru menjual ikan, hanya karena ingin makan indomie, dan ini ironis sekali. Karena ini kondisi terbalik, dan ini ada pemahaman yang salah oleh masyarakat. Artinya bahwa ikan adalah potensi alam yang punya gizi yang baik, tetapi diabaikan.
“Jadi kalau anak-anak Maluku mengalami stunting, itu berarti salah asuh akibat minimnya pemahamam,” jelasnya.
FCT juga berbicara mengenai kemiskinan. Angka kemiskinan di Maluku sangat tinggi, dan ini menjadi tantangan. Padahal, Maluku memiliki begitu banyak potensi sumber daya alam. Dengan kondisi tersebut, maka ada kesalahan dalam tata kelolah, sehingga Maluku belum bisa keluar dari lingkaran itu. “Ditambah dengan 5 daerah tadi yang IPMnya rendah, itu identik dengan kemiskinan,” ujarnya.
Angka pengangguran di Maluku juga meningkat. Apabila dilihat sejak tahun 2021 – 2022 per Agustus, Indonesia itu di posisi rata-rata 5,86 persen, sementara di Maluku 6,44 persen. Maluku berada di posisi ke 5 tertinggi di Indonesia dan berada di atas rata-rata nasional.
“Kondisi ini yang membuat banyak masyarakat, terutama anak muda di Maluku yang justru bergeser ke Maluku Utara untuk bekerja. Dan ini persoalan serius yang terjadi di Maluku, sehingga pengangguran terbuka ini harus diatasi. Semuanya harus diperbaiki hari ini dan kita harus menyediakan lapangan kerja di Maluku,” jelasnya.
Dengan kondisi Maluku tersebut, FCT merasa tergerak untuk maju dalam kontestasi pemilihan kepala daerah pada November 2024. Ia ingin melakukan perubahan, yang tidak sekadar serimonial, tetapi perubahan yang sangat substansial.
FCT menginginkan Maluku harus unggul dibandingkan daerah lain di Indonesia Timur. Sebab, ketika Maluku berubah, bergerak maju, maka masyarakat Maluku pasti sejahtera. “Ini yang membuat saya tergerak untuk mengangkat tema perubahan,” tambahnya.
Terdapat enam poin penting yang akan dijalankan apabila terpilih sebagai Gubernur Maluku 2024 – 2029. Di antaranya membangun manusia yang sehat, cerdas, produktif, bahagia berbasis keagamaan dalam bingkai ke-Maluku-an. “Ini penting,” imbuhnya.
Terkait sarana, prasarana pendidikan, FCT akan membuat ruang-ruang untuk menjadikan Maluku lebih baik lagi dengan melakukan sebuah proses pembangunan infrastruktur yang masih minim.
Dalam perencanaan yang matang, Ia akan membangun infrastruktur yang merata dan masif. Dalam proses ini, Pemerintah Maluku jangan hanya terfokus di Ambon, tetapi ke seluruh Maluku.
“Ada banyak masalah di Maluku, masalah listrik, transportasi antar pulau, mahalnya harga tiket, dan sebagainya, dan itu kondisi yang ironis. Maka semuanya harus dirubah, harus dibangun dengan berbagai cara untuk nantinya kita kelola semuanya secara baik,” tandasnya.
Selain itu, terkait ketersediaan jaringan telekomunikasi yang masih minim di sebagian daerah atau pulau terluar di Maluku, FCT memastikan untuk menyediakannya. Sehingga masyarakat juga merasakan kehadiran negara.
Mengingat Maluku yang 92 persennya wilayah laut, FCT mengaku perlu adanya pembangunan fasilitas kesehatan terapung, khususnya untuk daerah-daerah seperti MBD dan SBT. Supaya minimal mereka bisa menyelesaikan masalah-masalah kesehatan dasar dari masyarakat di sana. “Dan ini penting untuk didorong,” katanya.
Penulis: Husen Toisuta
**) Ikuti berita terbaru Terasmaluku.com di Google News klik link ini dan jangan lupa Follow