TERASMALUKU.COM-Penggunaan media digital dikalangan remaja menjadi pembicaraan yang menarik. Sebab, remaja merupakan salah satu pengguna media digital dengan minat yang cukup tinggi. Dalam realitasnya, tidak hanya hal baik yang di dapat dari penggunaan media digital, hal buruk juga menjadi dampak dari penyalahgunaan media digital dan remaja rentan terhadap hal ini.
Untuk itu, tim Pengabdian kepada Masyarakat yang diketuai oleh Pdt. Grace S. Surwuy, M.Pd.K bersama Pdt. Defi S. Nenkeula, M.Si, sebagai anggota menggelar kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat dengan tema peningkatan kreativitas remaja kristen dalam penggunaan media digital dengan dua narasumber, yakni saudari Marceline I. Tamaela, S.Si Teol dan saudari Natasia C. Tahalea.
Kegiatan ini diselenggarakan di Jemaat GPM Rumberu, Klasis Kairatu pada Minggu 2 Juni 2024 yang bertempat di Gedung Gereja Galed Jemaat GPM Rumberu. Pdt. An Hatuopar, S.Si Teol selaku Ketua Majelis Jemaat GPM Rumberu membuka kegiatan ini dengan mengucapkan terima kasih kepada tim karena telah memilih jemaat GPM Rumberu sebagai tempat pengabdian dari sekian banyak jemaat di lingkup Gereja Protestan Maluku (GPM) sebagai sasaran kegiatan.
Pdt. An juga menambahkan bahwa kesediaan tim untuk datang langsung ke jemaat dan melihat keadaan remaja dalam menggunakan media digital patut diapresiasi. Hal ini karena perjalanan yang harus ditempuh cukup sulit dan akses jalan yang terbatas. Sebab Jemaat GPM Rumberu merupakan salah satu jemaat pegunungan di wilayah pelayanan Klasis GPM Kairatu.
“Kegiatan PkM ini sangat berguna dan bermanfaat bagi remaja Kristen di Jemaat GPM Rumberu. Sebab melalui kegiatan ini, dapat dilihat bahwa bukan hanya gereja yang peduli kepada remaja, tetapi juga lembaga pendidikan melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh UKIM. Hal ini menunjukan bentuk kepekaan dan kepedulian dari lembaga pendidikan terhadap remaja Kristen dalam perkembangannya untuk menyesuaikan diri dengan zaman,” ungkap Pdt. An.
Dalam sambutannya, ketua tim pengabdian kepada masyarakat juga menjelaskan bahwa kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan bertujuan untuk membimbing dan membantu remaja untuk dapat memanfaatkan kecanggihan media digital secara baik dan tepat.
“Kegiatan PkM yang kami lakukan ditujukan langsung kepada remaja Kristen. Sebab remaja merupakan pengguna media digital yang tinggi dan rentan melakukan penyalahgunaan media digital. Maka melalui pelatihan penggunaan media digital yang akan disampaikan oleh para narasumber, diharapkan dapat membimbing dan membantu remaja untuk menggunakan media digital secara baik,” tegas Surwuy selaku dosen sekaligus Ketua Program Studi Pendidikan Agama Kristen di Fakultas Teologi UKIM.
Salah satu penggunaan media digital yang baik dapat dilakukan dengan memanfaatkan aplikasi-aplikasi digital untuk membantu remaja dalam memberikan informasi kebaktian maupun membantu pelayanan kebaktian di jemaat.
Seperti yang dikatakan oleh Marceline I. Tamaela, selaku narasumber, dalam presentasinya tentang penggunaan aplikasi Canva dalam mendesain informasi kebaktian, bahwa media digital menawarkan beragam aplikasi menarik yang dapat mempermudah seseorang atau kelompok dalam memberikan informasi, termasuk informasi kebaktian.
“Melalui aplikasi Canva, remaja di Jemaat GPM Rumberu dapat menyampaikan informasi kebaktian dengan cepat, tanpa perlu saling bertemu. Selain itu, remaja dapat berkreasi secara kreatif untuk mendesain model informasi kebaktian sesuai kebutuhan dan kreatifitas masing-masing. Selain informasi kebaktian, remaja juga dapat mendesain infomasi lainnya, seperti ucapan selamat ulang tahun, ucapan kedukaan, undangan peneguhan sidi, bahkan membantu orang tua untuk mempromosikan hasil-hasil perkebunan ke media-media sosial,” kata Tamaela.
Melalui kemudahan ini remaja dapat menjadi aktif dan kreatif dalam bermedia digital. Bahkan dalam pelayanan di jemaat, remaja dapat membantu mengoprasikan aplikasi digital untuk kebutuhan pelayanan, seperti penggunaan Easy Worship dalam pelayanan kebaktian di ibadah-ibadah minggu.
Sebagai narasumber Natasia C. Tahalea dalam penjelasannya tentang cara mengoprasikan aplikasi Easy Worship menegaskan bahwa, aplikasi ini dapat membantu mempermudah pengaturan dan presentasi media di gereja dengan lebih mudah dan cepat. Sebab terdapat sistem monitor ganda yang berbeda, dimana tampilan layar komputer akan berbeda dengan layar proyeksinya.
“Kalau menggunakan aplikasi Easy Worship, yang muncul di layar komputer tidak akan muncul di layar proyektor. Sebab layarnya ada dua. Karena itu ada tiga lajur pembagian dalam aplikasi. Itu mempermudah pengguna mengoprasikan EW. Jadi anak-anak remaja dapat mengoprasikan aplikasi ini,” kata Tahalea
Meskipun harus diakui bahwa pembelajaran penggunaan media digital ini sangat mudah untuk dilakukan oleh remaja, namun keterbatasan fasilitas pendukung, seperti jaringan internet dan listrik dapat membuat remaja menjadi enggan untuk mempelajari lebih jauh penggunaan aplikasi-aplikasi digital ini.
Karena itu, ketika menutup kegiatan ini, Pdt. Defi Nenkeula menegaskan bahwa keterbatasan yang dimiliki tidak bisa menjadi hambatan untuk membatasi remaja menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman. Remaja dapat secara aktif menunjukan kreatifitasnya melalui pemanfaatan media digital sesuai kebutuhan dan membantu pelayanan di jemaat.
“Memang banyak keterbatasan yang dimiliki, tetapi kita jangan malas dan memanjakan diri keterbatasan yang ada. Sebagai remaja, kita itu kreatif dan aktif. Kita bisa belajar dan berusaha untuk mengetahui. Buktinya ada yang baru belajar, satu orang di jemaat ini, dan dia sudah bisa mengoprasikan EW. Berarti remaja di sini mampu, hanya jangan malas untuk berusaha,” tegas Nenkeula selaku dosen ICT Dalam PAK di Fakultas Teologi UKIM.
Karena itu, penggunaan media digital dengan benar dapat membantu seseorang atau kelompok dalam kehidupan masyarakat mapun gereja. Hal ini juga dapat dilakukan oleh remaja sebagai pengguna media digital terbesar.
Penggunaan media digital dengan benar dapat meningkatkan kreativitas remaja di zaman digital. Melalui berbagai aplikasi, seperti Canva dan Easy Worship, remaja dapat berkreasi sesuai kreativitasnya dan hasil kreasinya dapat membantu pelayanan di gereja, maupun masyarakat. (TIM PKM)
**) Ikuti berita terbaru Terasmaluku.com di Google News klik link ini dan jangan lupa Follow