TERASMALUKU.COM,-AMBON– Universitas Pattimura membantah kalau aksi demonstrasi yang dilakukan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) sesaat akan dilaksanakan peletakan batu pertama pembangunan gedung sport center bukan bertujuan untuk menolak kedatangan Menteri ESDM RI Bahlil Lahadalia.
Aksi unjuk rasa yang dilakukan HMI pada Senin (7/10/2024), juga bukan untuk menolak pemberian nama Bahlil Lahadalia pada gedung sport center Unpatti. Demo yang terjadi mengenai internal HMI, mengingat Bahlil Lahadalia merupakan alumni HMI.
Demikian disampaikan Wakil Rektor 4 Unpatti, Dr. Ruslan Tawari yang didampingi Dr. Djufri Pattilouw, Ketua Panitia Annaul Meeting Perguruan Tinggi Negeri se-Kawasan Timur Indonesia, kepada wartawan di Ambon, Selasa (8/10/2024).
“Saya kebetulan ada di lokasi demo jadi saya tau HMI demo untuk apa,” tegas Ruslan membantah pemberitaan terkait demo HMI yang dikaitkan dengan sport center Unpatti.
Ia mengungkapkan, aksi demo yang dilakukan HMI terkait persoalan internal, yaitu permasalahan menyangkut Musyawarah Daerah Badan Koordinasi (Musda Badko) HMI.
HMI menggunakan momen kedatangan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) RI, Bahlil Lahadalia untuk bertemu. Mereka ingin meminta Menteri untuk menyelesaikan persoalan internal yang terjadi.
“Mereka demo untuk meminta kearifan Menteri sebagai alumni untuk tolong memfasilitasi supaya Musda Badko HMI bisa berjalan secara bersama lagi. Jadi demo konteksnya itu, bukan menolak sport center,” tegasnya.
Karena persoalan internal HMI, Ruslan yang juga merupakan alumni HMI mengaku kehadirannya menemui massa aksi langsung dapat diselesaikan, dan demonstrasi bubar secara tertib.
“Oleh karena itu mengapa demo Saya turun langsung habis karena konteksnya HMI. Jadi anak-anak demo, kita senior HMI turun selesai. Jadi tidak ada kaitan demo itu dengan sport center. Memang mereka lakukan pada saat akan dilakukan peletakan batu pertama dan ini momen yang mereka gunakan,” tambahnya.
Bahkan, lanjut Ruslan, setelah peletakan batu pertama, Bahlil Lahadalia kemudian menghampiri massa HMI yang berunjuk rasa. Ia kemudian meminta ketua Badko HMI untuk menyelesaikan persoalan yang terjadi.
“Oleh karena itu saat selesai peletakan batu pertama beliau langsung kumpul anak-anak HMI dan persoalan langsung clear. Jadi demo itu tidak ada kaitan sama sekali dengan Unpatti. Jadi pemberitaan yang ada menurut saya adalah out of konteks,” tegasnya.
BAHLIL LAHADALIA TOLAK PENYEMATAN NAMANYA
Rencana awal penyematan nama Bahlil Lahadalia pada gedung sport center Unpatti merupakan bentuk apresiasi dari Universitas Pattimura (Unpatti).
“Jadi unpatti mengapresiasi menteri ESDM sebagai putra yang lahir di Maluku di Banda, kemudian berjuang dari bawah dan bisa muncul sebagai Menteri,” tambah Ruslan Tawari.
Sosok Bahlil Lahadalia menurut Ruslan, telah menjadi motivasi yang kuat dan bisa diteladani oleh generasi muda.
“Pemberian nama sport center Unpatti Bahlil Lahadalia tanpa sepengetahuan beliau, karena itu penghargaan yang kita berikan kepada beliau, Unpatti yang kasih tanpa konfirmasi dulu,” katanya.
Nama tersebut baru disampaikan saat Ketua Umum DPP Golkar ini tiba di Ambon. Namun, Bahlil Lahadalia menolaknya dan mengusulkan agar nama sport center disematkan dari Rektor Unpatti pertama yaitu Prof. Mr. Lestaluhu.
“Beliau menolak karena dikhawatirkan orang akan menilainya cari muka. Pak Menteri memiliki kesadaran yang luar biasa, beliau tidak mau karena beliau berfikir nanti Unpatti dapat fitnah,” ujarnya.
Setelah menolaknya, Bahlil dalam sambutannya kemudian mengusulkan agar nama sport center Unpatti memakai nama Prof. Mr. Lestaluhu.
“Usulan nama ini tentunya akan kita bawa dalam rapat senat Unpatti untuk memutuskannya,” ungkapnya.
Penulis : Husen Toisuta
**) Ikuti berita terbaru Terasmaluku.com di Google News klik link ini dan jangan lupa Follow