Tana Toraja menjadi saksi sejarah terpilihnya Pendeta Jacklevyn Frits Manuputty, yang biasa disapa Jacky, sebagai Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) masa pelayanan 2024-2029, Selasa (12/11/2024).
Sebagai Pendeta asal GPM ia menambah daftar pemimpin teras PGI asal Maluku yakni Pdt Simon Marantika (Sekum), Pdt Prof P.D Latuihamallo (Ketum), Pdt Dr JM Pattiasina (Sekum) serta pengurus PGI pada masanya yakni Dr A.N Radjawane, Pdt Dr MM Hendriks-Ririmasse, dan Febry Calvin Tetelepta.
Jacky Manuputty merupakan pendeta yang tipikal dari Gereja Protestan Maluku. Memulai panggilannya tahun 1997 sebagai Ketua Majelis Jemaat GPM Haria Klasis Lease juga Direktur Badan Penelitian Pengembangan BALITBANG Sinode GPM (2011-2017). Pendeta Jacky sejak awal sudah menunjukan passionnya sebagai aktivis kemanusiaan yang konsisten dan persisten.
Bersama Pdt Pieter Manoppo (alm.) yang kala itu menjadi Sekretaris Klasis Lease, Jacky mulai terlibat dalam gerakan melawan rencana industri pertambangan di pulau-pulau kecil, antara lain pulau Haruku Maluku Tengah, tempat kelahirannya. Kerja-kerja advokasinya berbuah manis, rencana pertambangan tak jadi dilanjutkan. “Jacky memiliki passion advokasi yang kuat dan hebat” kata Pendeta Manoppo suatu waktu di Jakarta. Kelak advokasi Save Aru menjadi kisah sukses yang turut diinisiasinya.
Pernah menjadi pengajar Filsafat di Fakultas Teologi UKIM Ambon, ia turut memprovokasi para mahasiswa untuk menggelorakan reformasi jelang Suharto tumbang. Alumni STT Jakarta dan STF Driyakara Jakarta serta Hartford Seminary, Hartford Connecticut U.S. (MA Program on Muslim-Christian Relationship) lalu diganjar Doktor Honoris Causa (Dr.HC) oleh almamaternya ini juga menjadi saksi dan provokator damai ketika bara konflik Maluku menyala tahun 1999. Bersama Ustadz Abidin Wakanno, Hasbollah Toisuta dan basudara Muslim Maluku lainnya, juga Uskup Amboina kala itu Mgr PC Mandagi, Ketua Sinode GPM kala itu Pdt Brury Hendriks, dan berturut-turut Pdt John Ruhulessin, Pdt AJS Werinussa dan Pdt ET Maspaitella, Pdt Jacky menjadi ‘rekan sepelayanan’ yang terus menyemai benih-benih perdamaian dan toleransi di bumi Maluku dan Indonesia.
Hanya oleh penyelenggaraan Allah (Providentia Dei) ia terpilih secara aklamasi di Sidang Raya PGI empat tahun lalu 2019 di Waingapu Sumba NTT sebagai Sekum PGI. “Pendeta Jacky melesat begitu mengagumkan. Ini semata anugrah Tuhan” ungkap Pdt Broery Hendriks, mantan Ketua Sinode GPM. Sejarah jualah yang mengantar suami dari Loisye Maspaitella-Manuputty ini terpilih kembali secara aklamasi sebagai Ketua Umum PGI empat tahun ke depan.
Sekedar menyebut beberapa penghargaan yang diperolehnya. Tahun 2007 Pdt Jacky menerima penganugerahan Ma’arif Award untuk dedikasi di bidang pembangunan perdamaian dan hubungan antariman. Selanjutnya tahun 2012 dianugerahi “Peacemakers in Action Award” oleh Tanenbaum Center for Interreligious Understanding, New York City.
Tahun 2017, diangkat sebagai Asisten Utusan Khusus Presiden Untuk Dialog dan Kerjasama Antaragama dan Antarperadaban dan secara khusus membidangi hubungan antaragama. Setahun kemudian tahun 2018 mewakili Indonesia ia menerima penganugerahan “the World Harmony Week Prize” dari Raja Jordania, King Abdullah II, Amman, Jordan.
Oleh pertolongan Tuhan dengan segudang pengetahuan, kecakapan, pengalaman, relasi dan jaringan yang dimiliki, besar harapan disertai doa dan kerendahan hati, Pdt Jacky terus cakap menahkodai PGI dan seluruh awaknya menuju masa depan yang cerah, bagi gereja-gereja maupun bangsa dan negara Indonesia. Proficiat Bung Jacky. Tuhan menyertai tiap langkah. Kurre Sumanga. Messe! (Rudy Rahabeat).