Menggelorakan Suara Damai Hakiki dari IAIN Ambon

oleh
oleh
Diskusi Publik Nasional Refleksi 26 Tahun Bina Damai di Maluku yang berlangsung di IAIN Ambon, Jumat (17/1/2025). FOTO : RR

Bertempat di aula Rektorat Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ambon digelar acara Diskusi Publik Nasional. Refleksi 26 Tahun Bina Damai di Maluku yang dimoderatori Dr Ernas Said, Wakil Rektor 3 IAIN Ambon, Jumat (17/1/2025). Acara ini mengajak semua pihak untuk belajar dari sejarah dan menegaskan komitmen untuk terus dan tidak boleh lelah membina dan merawat damai yang sejati.

Rektor IAIN Ambon yang baru Dr Abidin Wakanno dalam arahan pembukaan menegaskan peran perguruan tinggi dan agama-agama untuk membumikan perdamaian yang hakiki. Ia mengajak semua kalangan untuk bersama-sama membangun peradaban Maluku yang damai, adil dan sejahtera.

Rekannya Pdt Jacky Manuputty melalui tayangan video dari Jakarta menyampaikan apresiasi terhadap kegiatan yang penting ini. Menurut Ketua Umum Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) periode 2024-2029 ini, agama-agama memainkan peran mulia dalam menghadirkan damai di bumi. Selain itu, tokoh yang disematkan gelar “Provokator Damai” bersama Dr Abidin Wakanno ini mengajak semua pihak belajar dari sejarah dan menjadikan kearifan lokal sebagai modal sosial budaya dalam merekatkan hubungan antar sesama.

Prof John Ruhulessin, Direktur Pascasarjana UKIM Ambon sebagai panelis pertama menegaskan bahwa perdamaian merupakan hal yang hakiki bagi kemanusiaan. Mantan Ketua Sinode Gereja Protestan Maluku (GPM) dua periode yang didaulat sebagai “Bapak Pluralisme Maluku” ini tak menafikan realitas konflik sebagai realitas sosiologis.

“Konflik ada dimana-mana dan dalam berbagai skala. Konflik juga dapat memicu transformasi sosial,” ungkap mantan Ketua Umum Pengurus Besar Angkatan Muda GPM periode 2000-2005 itu.

Ruhulessin juga menegaskan bahwa dalam rangka bina damai, maka penting membangun Maluku yang berkeadilan, melakukan re-integrasi sosial, trauma healing, membangun saling percaya (trust), juga menggunakan media sosial secara positif dan bijak untuk perdamaian.

BACA JUGA :  Ratusan Warga di Piru Buka Tenda di Hutan

Ia menceritakan persahabatannya dengan almarhum Thamrin Ely dan masa kecilnya yang sangat akrab dengan orang Bugis di Amahai Seram Selatan. “Penting sekali untuk terus merajut silahturahmi antar pemeluk agama,” tandas Ruhulessin.

Selanjutnya Pastor Ignatius Refo, MA mengetengahkan peran strategis generasi muda dalam merawat dan menjaga perdamaian. Ia memberi contoh peran pemuda pemudi Indonesia pada saat Sumpah Pemuda 1928.

“Kita belajar dari sejarah bahwa generasi muda memiliki peran yang strategis dalam membangun banga. Olehnya generasi muda saat ini juga punya peran strategis dalam membangun perdamaian,” tegas Pastor Refo yang saat ini sedang melanjurkan studi S3 Agama dan Kebangsaan di UKIM Ambon.

Dari Jakarta Prof Hasbollah Toisuta secara online menyampaikan pengalamannya dalam proses rekonsiliasi konflik Maluku 1999. Ia merupakan salah satu eksponen Malino II yang bersama berbagai tokoh Maluku dan tokoh nasional utamanya Yusuf Kalla turut mengupayakan damai Maluku.

“Basudara Kristen yang menolong keluarga saya saat konflik 1999. Mama Koba di Air Salobar adalah pahlawan bagi keluarga saya saat konflik. Beliau beragama Kristen,”ungkap mantan Rektor IAIN Ambon ini.

Pada sesi tanya jawab, Dela, mahasiswi Bimbingan Konseling Islam IAIN Ambon mengungkapkan bahwa perdamaian perlu terus dibangun oleh semua pihak. “Keluarga saya ada yang Islam ada juga yang Kristen. Kita hidup dalam damai”jelasnya.

Dr Burhanuddin Tidore, dosen IAIN Ambon menyarankan dibukanya program studi Perbandingan Agama dalam rangka saling mengenal antar agama yang lebih mendalam. Sedangkan alumni IAIN Ambon, Abdul Manan Latuconsina yang juga mantan Sekrataris MUI Maluku turut menyokong kerja-kerja kolaborasi untuk merawat perdamaian yang sejati di Maluku. Para peserta sepaham bahwa perdamaian itu sebuah proses yang tidak pernah selesai.

BACA JUGA :  Banjir di Kabupaten Balangan, 3.571 Rumah Terendam

Hadir dalam acara ini para mahasiswa dan sejumlah dosen IAIN Ambon, di antaranya Dr Eka Dahlan Uar, Dr Abubakar Kobakoran, Dr Diana Lating, Prof Ridhwan Latuapo, Dr Syarifuddin, Zul Tihurua, MA, Dr Saqfin Souissa dan Dr Asrul Pattimahu, keduanya baru menyelesaikan studi S3 Agama dan Kebangsaan di UKIM Ambon.

Turut hadir pula Ahmad Ibrahim, jurnalis senior, Pdt Rudy Rahabeat, Wakil Sekum Sinode GPM dan mahasiswa S3 Agama dan Kebudayaan UKIM, Fictor Fadirsair. Kegiatan ini merupakan bentuk tanggungjawab publik perguruan tinggi dalam matra pengabdian masyarakat. (Rudy Rahabeat, Kontributor Terasmaluku.com)

**) Ikuti berita terbaru Terasmaluku.com di Google News klik link ini dan jangan lupa Follow

No More Posts Available.

No more pages to load.