Akademisi Unpatti Ambon: Pengembangan Rumput Laut Tingkatkan Ekonomi Daerah

oleh
oleh
Petani rumput laut memanen rumput lautnya di Desa Nuruwe, Seram Bagian Barat, Maluku, Senin (9/11/2020). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/pras.

TERASMALUKU.COM,-AMBON-Akademisi Universitas Pattimura (Upatti) Ambon, Maluku Prof Alex Retraubun mengemukakan pengembangan industri rumput laut di Maluku Tenggara  merupakan  upaya meningkatkan ekonomi daerah.

“Rumput laut i bisa menggerakkan ekonomi kerakyatan. Kalau migas tidak mungkin masyarakat kecil bisa ambil bagian di sana, itu bagian pusat saja. Jadi potensi yang ada ini harus dimaksimalkan, untuk menggerakan ekonomi masyarakat,” kata Prof Alex Retraubun di Ambon, Jumat (31/1/2025) seperti dikutip dari Antara.

Ia mengungkapkan daerah yang berpotensi besar untuk mengembangkan industri budidaya rumput laut di Maluku yakni Maluku Tenggara, Tual, Tanimbar, Aru dan Maluku Barat Daya (MBD).

“Maluku Tenggara itu pulaunya berlapis-lapis. Sehingga produksi rumput laut tidak harus bergantung angin musim apa pun. Ini menjadi salah satu alasan utama kenapa Maluku Tenggara menjadi sasaran untuk pengembangan budidaya rumput laut,” katanya menjelaskan.

Pasalnya, kata dia budidaya rumput laut dinilai  bagus karena bisa dipanen sepanjang tahun setiap 45 hari. Oleh sebab itu untuk menjaga keberlangsungan hilirisasi industri kerakyatan itu harus dibangun pabrik, agar ada kepastian hasil dari budidaya untuk langsung di produksi

“Rumput laut dapat diolah menjadi tiga hal yakni bahan makanan, kemudian bisa diolah menjadi bahan industri seperti bahan tambahan pengeboran ramah lingkungan hingga untuk kebutuhan farmasi atau obat-obatan,” ucapnya.

Ia menambahkan dengan hilirisasi industri maka Maluku tidak lagi mengirim bahan mentah keluar daerah atau keluar negeri, sehingga nilai setiap komoditas akan lebih tinggi dan tentunya meningkatkan perekonomian para pelaku industri hingga masyarakat kecil.

Ekspor rumput laut dari Maluku merupakan salah satu komoditas ekspor yang  potensial. Maluku Tenggara telah ditetapkan sebagai salah satu daerah pengembangan modeling budidaya rumput laut oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).

BACA JUGA :  Pelajar Di Ambon Perkosa Wanita Bersuami, Begini Kejadiannya

Produksi rumput laut di Maluku Tenggara terus meningkat, bahkan pada tahun 2023 mencapai 40 ribu ton rumput laut basah.

Jika hilirisasi industri rumput laut dilakukan, maka masyarakat setempat tidak lagi mengirim rumput laut basah saja melainkan dapat memproduksi produk-produk olahan yang memiliki nilai jual tinggi.

Pewarta : Ode Dedy Lion Abdul Azis
Editor : Ikhwan Wahyudi

**) Ikuti berita terbaru Terasmaluku.com di Google News klik link ini dan jangan lupa Follow

No More Posts Available.

No more pages to load.